Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Alasan Mengapa Kamu Harus Memelihara Burung Merpati

Pets and Garden | 2024-06-08 18:40:13
Ilustrasi merpati (pixabay)

Pada tanggal 1 September 1914, burung merpati berspesies Passenger Pigeon bernama Martha, berpulang dengan damai di rumahnya, Kebun Binatang Cincinnati. Kematiannya melambangkan kepunahan spesies Passenger Pigeon. Martha dipelihara, diperhatikan, dan dikasihi oleh penjaga kebun binatang pada masanya, meski ia sendiri tidak pernah bertelur maupun berkembangbiak. Tidak ada merpati lainnya yang bisa ia panggil anaknya. Tentunya, dengan rasa penuh kasih, ia tidak merasa takut, karena ia sungguh percaya dengan teman-teman penjaga kebun binatang. Di usia tuanya, ia hanya berdaya untuk membayangkan tidur nyenyak tanpa gangguan di bawah pohon rindang. Mungkin saja, pikiran terakhir yang pernah Martha ungkapkan adalah; “Aku harap manusia akan mencintai merpati seperti aku dicintai.”

Hanya saja, ia pergi tanpa mengetahui ia adalah merpati terakhir di spesiesnya. Pikiran terakhirnya akan selalu dikenang. Ia telah menjadi lambang dari burung merpati yang sebelum-belumnya dikasihi oleh temannya, dan cahaya bagi merpati ke depannya untuk tetap percaya kepada manusia. Tentunya, ia merupakan panggilan bangun para generasi ilmuwan masa depan bahwa manusia harus menyadari mereka bukan satu-satunya spesies di Bumi.

Meski itu, burung merpati dikesampingkan begitu saja. Banyak negara barat mengkategorikan merpati sebagai hama. Terkadang pula, burung tersebut dijuluki sebagai “rats of birds”, atau kata lain, tikus di dunia burung. Namun, faktanya masih ada kalau manusia sejak 5.000 tahun yang lalu telah menjinakkan burung merpati walaupun pada zaman sekarang terbengkalai. Mereka menjadi korban dari kekeliruan bahwa eksploitasi pada burung merpati itu dinormalisasi karena terdapat stigma. Aku di sini untuk memberi tahu kamu bahwa kamu dapat menulis ulang sejarah; kamu memiliki kekuatan untuk merangkul kembali merpati ke dalam kehidupan sehari-harimu. Bagaimana caranya? Gampang sekali! Hanya sesederhana mengubah pola pikirmu dari “merpati adalah hama” menjadi “merpati adalah hewan peliharaan yang baik.”

Seperti anjing atau kucing, merpati juga ramah terhadap manusia dan penuh dengan afeksi. Kita bisa lihat dari segerombolan merpati yang seringkali berkumpul di satu tempat ataupun di jalan. Lagipula, kita sering lihat burung merpati di area gereja ataupun di jalanan. Beberapa orang menentang klaim tersebut, dengan menyatakan bahwa merpati menunjukkan perilaku liar dan cenderung agresif. Namun demikian, hal tersebut jarang terjadi selama kita mengerti burung merpati tersebut.

Ada beberapa jenis merpati yang secara konklusif dibagi menjadi 2 kategori utama; merpati liar dan merpati peliharaan. Merpati yang dapat kita pelihara adalah jenis yang telah dijinakkan secara eksklusif, misalnya; merpati rumahan, merpati rol oriental, merpati dutch beauty homer, dan masih banyak lagi. Selain itu, mereka juga terkenal suka dipeluk dan diraba, serta ketika mereka merasa puas, mereka akan mendengkur. Mereka akan mendengkur seperti kucing! Secara keseluruhan, mereka lebih diam dibandingkan dengan burung beo, dan lebih tenang dibandingkan dengan spesies burung lainnya. Mereka adalah burung yang tenang, suka dipeluk, dan ramah. Menjadikan mereka teman berbulu yang sempurna.

Banyak orang berpendapat bahwa burung merpati adalah makhluk hidup yang tidak pintar, terutama karena kerentanan makhluk tersebut pada Classical Conditioning; proses pembelajaran di bawah kesadaran sebuah makhluk hidup yang biasanya diatribusikan dengan stimulus tertentu. Namun, jika pernyataan tersebut diajukan, dapat diargumentasikan bahwa mayoritas binatang, baik yang dikategorikan secara umum sebagai hewan peliharaan atau tidak memiliki motivasi yang berasal dari suatu stimulus, hal ini umumnya dapat berupa makanan.

Manusia telah melatih merpati berdasarkan stimulus tersebut dan telah mengajarkan makhluk tersebut untuk datang ketika dipanggil atau membawa pesan untuk waktu yang lama. Beberapa ahli berspekulasi bahwa penjinakan burung merpati telah dilakukan sejak Mesopotamia kuno. Hingga hari ini burung merpati yang dijinakkan dapat melakukan berbagai hal menarik, mulai dari pengiriman pesan hingga kemampuan matematika yang setara dengan manusia.

Seringkali orang berprasangka burung merpati sebagai hewan yang merepotkan dan memerlukan perawatan yang tinggi, alasan ini dapat dikaitkan dengan burung tersebut membuang kotoran di tempat yang sembarangan. Orang berpendapat bahwa burung merpati perlu dimandikan dan kandang mereka perlu dibersihkan walaupun pada kenyataannya hal tersebut jauh dari kenyataan.

Merpati relatif lebih bersih, bahkan ada yang mengatakan lebih bersih daripada anjing, sedangkan anjing bergantung pada manusia untuk dibersihkan dan dirawat secara menyeluruh, mereka hanya membutuhkan kolam air yang tidak lebih besar dari akuarium standar untuk mandi. Selain itu, kebutuhan makanan mereka sederhana karena makanan mereka mengandung pelet tambahan yang dapat dibeli di toko hewan peliharaan pada umumnya. Kamu tidak perlu repot-repot membeli buah atau sayuran seperti yang kamu lakukan untuk burung beo atau kakatua.

Meskipun ada beberapa perdebatan mengenai subjek ini, kemungkinan besar aspek positif dari memiliki merpati sebagai hewan peliharaan. Mereka seperti anjing; mudah bergaul dan bersahabat, tetapi mereka juga cerdas karena bisa dilatih untuk melakukan berbagai hal menarik. Selain itu, merpati adalah hewan peliharaan yang tidak membutuhkan banyak perawatan. Yang menghambat kita untuk memiliki merpati sebagai hewan peliharaan adalah stigma yang melingkupinya. Butuh beberapa waktu untuk menyadari bahwa merpati tidaklah buruk, dan bahkan lebih lama lagi untuk menyadari bahwa mereka hanya disalahpahami.

Referensi:

Johnson, M. (2021, March 28). Believe it or not, pigeons can be great pets — here’s why. PawTracks; PawTracks. https://www.pawtracks.com/getting-started/pigeons-good-pets/

Martha, the Last Passenger Pigeon. (2014). Smithsonian National Museum of Natural History. https://naturalhistory.si.edu/research/vertebrate-zoology/birds/collections-overview/martha-last-passenger-pigeon

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image