Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Salma Falah Hanifah

3M: Solusi untuk Basmi Anak Kecanduan Gadget

Eduaksi | 2024-06-07 12:19:37

Di tahun 2024 ini, penggunaan gadget untuk kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat umum untuk dilakukan. Tidak dapat dipungkiri, gadget memang memiliki segudang fungsi yang membuat manusia merasa senang dan terbantu oleh barang tersebut. Gadget dapat mempermudah aktivitas, komunikasi, bahkan pekerjaan yang hendak dilakukan. Namun, di balik tingginya intensitas penggunaan gadget, tidak menutup fakta bahwa gadget adalah pisau bermata dua. Hal tersebut berarti gadget juga dapat memberikan dampak negatif apabila tidak digunakan dengan bijaksana.

Satu hal yang sangat mengkhawatirkan adalah sampainya gadget di tangan anak di bawah umur. Padahal, menurut Asisten Deputi (Asdep) Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak pada Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian PPPA yang bernama Dermawan, usia ideal anak dapat mengakses gadget adalah saat menginjak usia 13 tahun. Hal tersebut dikarenakan anak berusia 13 tahun sudah cukup memiliki nalar untuk mempertimbangkan yang baik untuk dirinya secara sadar. Namun, bagaimana fakta yang terjadi pada kehidupan nyata?

Sumber: https://images.app.goo.gl/b7yJEbKCRPjSrYDT9

Faktanya, orang tua telah memberikan gadget yang umumnya dalam bentuk ponsel ketika anak masih belum mencapai usia 13 tahun. Biasanya, orang tua memberikan gadget kepada anak sebagai distraksi agar anak tidak rewel dan menangis. Alasan lainnya adalah agar anak tidak menganggu kesibukan orang tua. Selain itu, orang tua juga terbiasa memberikan gadget agar anak menuruti kemauan orang tuanya, seperti makan, mandi, atau membereskan mainan. Menurut Anda, seberapa besarnya pengaruh gadget bagi anak yang belum cukup umur?

Gadget akan mempengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Penggunaan gadget akan mengganggu perkembangan, ketidakmampuan anak untuk bergaul dan beradaptasi karena anak tidak mampu menjalin emosi, pada akhirnya anak tidak dapat merespon hal yang ada di sekitarnya baik secara emosi maupun verbal. Dengan kata lain, gadget dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak, serta menjadikan anak bersifat individualis karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget daripada beraktivitas bersama teman sebayanya.

Selain itu, gadget juga memudahkan anak untuk mengakses konten-konten negatif yang tidak sesuai dengan umurnya. Konten tersebut dapat berisi hal yang kasar, kotor, bahkan konten pornografi. Hal tersebut dapat berpengaruh pada karakter anak karena anak dapat mengingat kemudian meniru konten tersebut. Akibatnya, anak menjadi suka melawan, membentak, dan tidak sopan dengan orang tua ataupun orang lain di sekitarnya. Tidak sampai di situ, anak juga dapat berpikir untuk melakukan adegan tidak senonoh yang dilihatnya melalui gadget.

Anak yang kecanduan bermain gadget bahkan dapat mengalami gangguan psikologis seperti mudah gelisah, cemas, dan mudah marah apabila diganggu saat bermain gadget atau saat tidak diperbolehkan untuk bermain gadget. Anak menjadi sulit untuk fokus yang dapat berimbas pada kemampuan anak untuk mempelajari hal baru. Lantas, bagaimana solusi atas bahaya gadget pada anak yang sangat mengkhawatirkan ini?

Solusi pertama adalah mencegah. Maksud dari mencegah adalah tidak memberikan gadget pada anak sebelum umur 13 tahun, karena hal tersebut adalah awal mula dari sifat kecanduan gadget pada anak. Di masa perkembangan anak, alangkah baiknya beri permainan yang dapat mengasah kemampuan sensorik dan motorik pada anak. Permainan yang dapat mengasah sensorik anak di antaranya adalah bermain menggunakan pasir atau tanah liat, bermain menggunakan air, serta bermain menggunakan barang yang bertekstur seperti balok kayu dan boneka berbulu. Sedangkan permainan untuk mengasah kemampuan motorik anak adalah puzzle, bermain kertas lipat, menggambar dan mewarnai, serta permainan fisik seperti sepak bola atau olahraga lainnya.

Solusi kedua adalah membatasi. Maksudnya, apabila urgensi untuk memberi gadget sebelum anak berusia 13 tahun itu besar, maka buat aturan untuk membatasi intensitas penggunaan gadget. Semakin panjang durasi penggunaan gadget akan berpengaruh pada interaksi anak sehingga anak akan menjadi semakin pasif. Maka dari itu, beri waktu maksimal bagi anak untuk dapat mengakses gadget, misalnya satu hingga dua jam. Setelah itu, simpan gadget milik anak dan ajak anak untuk menghabiskan waktu bersama orang tua ataupun bermain bersama teman sebayanya.

Kemudian, solusi terakhir adalah mengawasi. Apabila anak terlanjur dikenalkan kepada gadget, maka orang tua harus senantiasa mengawasi anak saat ia mengakses gadget tersebut. Hal tersebut dapat berupa selalu berada di samping anak, atau pilihkan konten yang dapat diakses oleh anak. Fitur seperti kids mode dapat digunakan oleh orang tua untuk mengunci web atau aplikasi tertentu sehingga kualitas konten yang dapat diakses oleh anak lebih terjamin keamanannya.

Ketiga solusi itu disebut 3M yaitu Mencegah, Membatasi, dan Mengawasi. Dengan adanya 3M, diharapkan bahwa frekuensi anak yang kecanduan gadget dapat berkurang dalam jumlah besar. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam membasmi kecanduan gadget pada anak. Karena anak yang mendapatkan perhatian penuh dan kasih sayang serta bimbingan dan pengawasan dari orang tua, akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, sehat secara mental, dan juga berakhlak baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image