Memahami Karakteristik dan Gaya Pengasuhan Gen Beta
Parenting | 2025-01-11 14:52:34Sumber: Pexels.com / Kelvinocta
Setelah generasi Alpha, kini mucul Generasi Beta, dimana Generasi Beta adalah anak-anak yang lahir pada Januari 2025 hingga Desember 2039 mendatang. Generasi Beta diharapkan mencakup populasi hingga 16%. Melansir dari laman Time of India Generasi Beta adalah generasi ke tujuh setelah tahun 1901, tidak dipungkiri generasi Beta adalah anak-anak yang tidak dipisahkan dari kecanggihan teknologi setelah Generasi Alpha.
Adapun label generasi sesuai tahunnya dapat dimulai dari tahun 1925 hingga tahun 1945 disebut Generasi Pembangun, dilanjut dengan Generasi Boomer yang lahir pada tahun 1946 hingga tahun 1964. Untuk tahun 1965-1976 disebut Generasi Z, kemudian pada tahun 1977 sampai tahun 1994 disebut dengan generasi Y atau Milenial, setelah itu lahirlah generasi Z pada tahun 1995 hingga tahun 2009 dan Generasi Alpha adalah mereka yang lahir pada tahun 2010 hingga tahun 2024 lalu.
Karakteristik Gen Beta
Berbagai pandangan menilai Gen Beta akan hidup dalam kemajuan teknologi dan AI dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari cara belajar, pekerjaan, hingga perawatan, kesehatan, dan hiburan.
Melansir dari laman Mccrindle, adapun karakteristik Generasi Beta yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, seperti:
1. Kemajuan Teknologi: Generasi Beta akan hidup berdampingan dengan kecerdasan AI dan teknologi imersif, seperti realistis virtual dan augmentasi virtual. Kecanggihan teknologi ini bukan hanya sekedar alat tetapi, bagian dari kehidupan sehari-hari generasi Beta.
2. Kemampuan Gen Beta Beradaptasi: Generasi Beta akan hidup dalam perubahan iklim, ketidakpastian dalam perekonomian, serta sosial. Generasi Beta, kelak akan memiliki daya fleksibelitas yang tinggi dalam kehidupannya.
3. Keanekaragaman: Generasi Beta kelak akan memiliki nilai infitinitas yang tinggi tanpa meinggalkan keharmonisan dalam bersosialisasi.
Cara Pengasuhan Generasi Beta
Sumber: Pexels.com / Cottonbro
Generasi Beta terlahir pada kemajuan dunia teknologi dimana hal itu tidak dapat dipungkiri. Sebagai orang tua kita harus memerhatikan gaya pengasuhan bagi mereka yang melek dunia digital. Adapun beberapa cara menerapkan gaya pengasuhan pada Generasi Beta, seperti:
1. Mengatur Waktu Layar
Hal yang paling membuat orang tua dilema adalah penggunaan layar canggih pada anak. Dimana mereka tumbuh di dalam kecanggihan digital yang sudah tidak dapat dipungkiri. Di sini orang tua harus tegas dalam mengatur jadwal layar anak, agara tidak kebablasan dalam penggunaan alat canggih buatan manusia.
Orang tua harus menyelingi kegiatan anak baik kegiatan fisik, seperti olahraga, bermain permainan tradisional, serta membaca buku. Buatlah anak sibuk dengan kegiatan-kegiatan dibandingkan bermain gawai.
2. Cerdas Kelola Emosi
Orang tua harus fokus mengajarkan anak agar dapat mengurai emosinya. Alih-alih memarahinya, cobalah untuk mengajak buah hati membuat jurnal perasaan, dimana anak menuliskan perasaannya pada secarik kertas, dan mengajarkannya dari pengalaman-pengalaman yang ditulisnya.
Untuk membangun emosi yang baik pada anak, orang tua juga harus rajin membacakan buku berkarakter pada anak, agar tertanam pada jiwanya, seperti rasa empati, simpati, dan sebagainya.
3. Mengajak Anak Beraktifitas di Luar Ruangan
Membatasi anak bermain gawai, bisa disiasati dengan mengajak anak aktif berkegiatan di luar ruangan, seperti bercocok tanam, bersepeda, berenang, atau mendaki gunung sekali pun. Hal ini dapat menyehatkan serta mempererat bounding antara orang tua dan anak.
4. Menjadi Orang tua yang Fleksibel
Menjadi orang tua di Generasi Beta bukan hal mudah. Marilah menjadi orang tua yang fleksibel, tidak terlalu kaku untuk melarang anak, tetapi berikanlah batasan-batasan baik dan buruk pada Generasi Beta. Cobalah menyesuaikan dengan perkembangan zaman, dimana sebagai orang tua perlu balajar tekonologi agar dapat menjadi teman baginya.
Itulah beberapa karakteristik dan cara pengasuhan bagi Generasi Beta yang perlu orang tua ketahui.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.