Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Desika Dwi Ayu R

Waspada Tuberkulosis! Indonesia Menjadi Negara Tertinggi Kedua Kasus Tuberkulosis.

Eduaksi | 2024-06-07 07:18:18

 

https://unair.ac.id/infeksi-tuberculosis-pada-serebellar-pasien-imunokompeten/

Berdasarkan Tuberculosis (TB) Report 2023, mengestimasikan kasus TBC meningkat menjadi 1.060.00 kasus baru setiap tahunnya. Menurut Kementrian Kesehatan kasus TBC di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun per tahun. Pada tahun 2021 jumlah kasus TBC sebesar 443.235 jiwa meningkat 61,98% pada tahun 2022 menjadi 717.941 kasus tuberkulosis. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia setelah India.

Tingginya angka penyebaran Tuberkulosis dikarenakan banyak masyarakat Indonesia yang tidak melakukan pengobatan dan tidak meneruskan atau menyelesaikan pengobatan TBC yang menyebabkan penyakit TBC muncul kembali. Selain itu, kurangnya akses pengobatan terhadap penyakit TBC didaerah tertentu juga menjadi penyumbanagn tingginya angka TBC di Indonesia.

Tuberkulosis atau biasa disingkat TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Orang yang berisiko tinggi terkena TBC adalah anak-anak, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), penderita Diabetes Melitus (DM), lansia, perokok aktif, dan kontak langsung dengan penderita TBC. Penularan penyakit TBC ketika seorang penderita batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan tersebar ke udara.

Penularan penyakit TBC melalui droplet atau percikan dahak penderita di udara yang akan masuk ke dalam saluran pernapasan menuju paru-paru dan menyebar ke tubuh orang lain. Lalu apakah seseorang yang terinfeksi droplet penderita TBC langsung muncul gejala TBC? Tentu tidak, bakteri TBC memiliki fase infeksi sendiri dan tidak semua orang yang menghirup bakteri Mycobacterium tuberculosis langsung memunculkan gejala TBC.

Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi 6-14 minggu setelah terinfeksi, tetapi tidak jarang kasus dimana bakteri yang dihirup akan berinkubasi di paru-paru dan akan menginfeksi jika daya tahan tubuh sedang lemah. Gejala TBC cukup beragam tergantung organ mana yang terinfeksi dikarenakan bakteri Mycobacterium tuberculosis tidak hanya menyerang paru-paru, melainkan organ lain seperti tulang, otak, saluran pencernaan dan sebagainya. Berikut beberapa gejala yang ditimbulkan penyakit Tuberculosis (TBC):

  1. Batuk kronik dan berdahak, tidak jarang terdapat beberapa yang batuk berdarah.
  2. Penurunan berat badan, gejala ini sering ditemui pada penderita tuberkulosis. Pada anak yang terinfeksi tuberkulosis terkadang hanya mengalami penurunan berat badan tanpa adanya batuk.
  3. Muncul keringat pada malam hari
  4. Demam ringan dan sering tidak diketahui penyebabnya
  5. Lemah dan lesu

Pencegahan Tuberkulosis dapat dilakukan dengan

  1. Makan makanan sehat dan bergizi guna meningkatkan daya tahan tubuh
  2. Menjaga sirkulasi udara dalam rumah serta menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
  3. Melakukan vaksin BCG pada anak diusia bawah 5 tahun sebagai bentuk pencegahan dini.
  4. Rutin berolahraga
  5. Tidak merokok
  6. Tidak meludah atau membuang dahak sembarangan, penderita dapat meludah di tisu dan membuangnya di tempat sampah tertutup.
  7. Selalu menerapkan etika batuk dan bersih dengan benar, yakni selalu menutup mulut ketika batuk atau bersin.

Refrensi:

  • https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/infeksi-pernapasan--tb/tuberkulosis
  • https://dataindonesia.id/kesehatan/detail/kasus-tbc-di-indonesia-melonjak-6198-pada-2022
  • Sembiring, S. P. K. (2019). Indonesia bebas tuberkulosis. CV Jejak (Jejak Publisher).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image