Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 12. Hikmatul Hasana

Dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk Papua

Lainnnya | Thursday, 06 Jun 2024, 19:40 WIB

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih kental dengan adat istiadatnya. Papua memiliki luas wilayah mencapai 82.681 km² serta memiliki suku yang sangat beragam, suku di Papua kurang lebih mencapai 225 suku. Wilayah Papua juga masih terbilang sangat alami, dengan sebagian besar wilayahnya adalah hutan tropis. Bagi masyarakat Papua yang sangat menjunjung tinggi nilai adat dan budaya yang diwariskan oleh leluhur mereka, hutan tersebut bukan hanya sekedar hutan biasa, tetapi hutan tersebut merupakan tempat tinggal, sumber penghasilan, atau bisa dibilang hutan tersebut merupakan bumi mereka.

Namun, keberadaan hutan adat di Papua ini semakin tahun semakin berkurang dan terancam. Benyak beberapa PT yang membabat hutan adat Papua untuk keperluan kebun kelapa sawit mereka. Hingga puncaknya diakhir Mei 2024 tepatnya ditanggal 27, terdengar berita bahwa hutan adat Papua tepatnya di Boven Digul Papua dengan luas hutan sekitar 36 ribu hektar atau setara dengan separuh lebih luas dari daerah Jakarta itu akan dibabat habis oleh PT. Indo Asiana Lestari untuk keperluan kebuh Kelapa Sawit. Karena hal itu, suku yang menempati kawasan tersebut yaitu suku Awyu dan beberapa suku lainnya berdemo didepan Mahkamah Agung untuk bisa menolak pembabatan hutan tersebut.

Selain kehidupan masyarakat Papua khususnya suku Awyu akan dapat terganggu atau bahkan bisa hancur akibat pembabatan hutan ini, dimana hutan tersebut adalah alam tempat mereka mencari makanan, obat-obatan, bahan bangunan kebutuhan hidup lainnya. Selain aktivitas tersebut akan merugikan kehidupan masyarakat Papua, aktivitas pembatatan tersebut juga akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal flora dan fauna yang sangat beragam di Papua sana. Karena hal itu tidak kecil kemungkinan untuk beberapa spesies flora dan fauna di Papua akan hilang dan beberapa dari mereka dapat memiliki kemungkinan bisa punah.

Selain berdampak pada wilayah Papua itu sendiri, aktivitas pembabatan hutan tersebut juga akan berdampak buruk keseluruh dunia. Pembabatan hutan akan dapat menyebabkan kelebihan pelepasan gas rumah kaca yang terlepas dari atmosfer, dimana adanya hutan yang sehat dapat menyerap gas karbondioksida yang dilepaskan oleh atmosfer, yang dimana kelebihan karbondioksida di bumi dapat menyebabkan suhu bumi meningkat serta juga dapat berpengaruh pada iklim yang dapat dirasakan oleh seluruh dunia. Meskipun setelah pembabatan tersebut akan dibangun perkebunan kelapa sawit yang merupakan penanaman pohon, tentunya pohon tersebut tidak akan tumbuh dalam sekejap, ini perlu banyak waktu untuk mengembalikan penyerapan karbondioksida optimal yang dilakukan oleh pohon.

Selain dampak negatif dari pembabatan hutan, pendirian kebun kelapa sawit juga memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan. Salah satunya yaitu dalam penanamannya pasti akan dibutuhkan berliter liter air ini akan merubah fungsi utama hutan yang sebelumnya dapat mengatur tata air dan sebagai penghasil air. Selanjutnya dalam pemeliharaannya tentunya akan membutuhkan pupuk dan tidak menutup kemungkinan akan menggunakan pupuk non-organik seperti pestisida, pengguna peptisida secara bebas ini dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah serta dapat menimbulkan pencemaran di perairan. Belum lagi limbah yang dihasilkan akibat aktivitas tersebut, seperti limbah sawit yang telah diolah yang mengandung residu lemak dapat mencemari ekosistem akuatik.

Merasa kehidupannya akan terancam Suku Awyu berserta beberapa suku lainnya berdemo didepan kantor Mahkamah Agung, dengab harapan Mahkamah Agung akan menolak dan membatalkan aktivitas pembabatan tersebut. Melihat dan menyadari aktivitas tersebut bukan merupakan hal yang adil dan baik yang akan terjadi bagi masyarakat Papua khususnya suku Awyu, seluruh rakyat Indonesia mendukung Papua dengan cara menyuarakan hal tersebut di media sosial mereka. Banyak artis-artis terkenal mengangkat topik ini dan menyuarakan agar aktivitas pembabatan tersebut tidak boleh dilakukan.

Melihat hal tersebut, kita tahu bahwa meskipun kita beda ras, suku, agama, serta budaya kita tetap memiliki rasa senasib, seperjuangan dan sepenanggungan. Kita bisa merasakan bagaimana kekhawatiran masyarakat Papua khususnya suku Awyu jika hal itu terjadi. Bagaimana mereka akan bertahan hidup, jika tempat tinggal dan sumber kehidupan mereka direnggut. Dengan dukungan oleh seluruh rakyat Indonesia, semoga terjadi keadilan terhadap suku Awyu. Semoga pembabatan tersebut batal terjadi. Sehingga dampak-dampak diatas juga tidak akan terjadi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image