Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khusnul Faidatul Lutfiyah

Permasalah Gizi Buruk Membutuhkan Penanganan Tenaga Kesehatan Masyarakat

Info Sehat | 2024-06-06 06:27:41
Ilustrasi by MitraKesmas

Eksistensi adalah cara manusia dalam mengaktualisasikan dirinya atau potensi yang ada di dalamnya, agar keberadaannya dapat membuatnya memiliki arti atau berarti. Menurut Abidin Zaenal, eksistensi ialah suatu proses yang dinamis dan suatu yang menjadi atau mengada. Eksistensi bersifat lentur dalam mengalami perkembangan atau mengalami kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi di dalamnya. Oleh karena itu, dengan eksistensi manusia dapat berperan aktif dalam segala hal untuk menentukan hakikat keberadaan dirinya di dunia sehingga berani dalam menghadapi berbagai tantangan dunia di luar dirinya.

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) merupakan ilmu atau seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup, meningkatkan kesehatan, dan efisiensi melalui upaya pengorganisasian masyarakat dalam lingkup sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan prinsip kebersihan, dan keperawatan. Karena setiap orang dapat mencapai standar hidup yang memadai untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pada akhirnya, setiap orang akan mampu mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan hak dan martabatnya sebagai manusia.

Sumber daya manusia dalam bidang kesehatan untuk menjalankan pembangunan kesehatan perlu dikembangkan agar tercipta tatanan yang berkualitas, berdedikasi, dan beretika yang tersebar secara merata dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu bagian dari sumber daya manusia tersebut ialah tenaga kesehatan masyarakat. Para tenaga kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan Indonesia sehat. Oleh karena itu, dibutuhkan kontribusi yang lebih besar dengan pendekatan promotif dan preventif dari tenaga kesehatan masyarakat.

Pendekatan promotif pada tenaga kesehatan masyarakat dapat diartikan sebagai pendekatan dengan promosi akan pentingnya menjaga kesehatan, baik diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar. Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, tentunya masyarakat harus mampu mengenal akan dirinya dan lingkungannya. Selain itu, pendekatan promotif juga bisa diartikan sebagai bentuk peningkatan kesehatan, seperti memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, dan meningkatkan gizi seimbang.

Gizi yang baik merupakan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas karena berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar, kemampuan kognitif, dan intelektualitas seseorang. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, sebanyak 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami gizi buruk dan lebih dari setangah balita gizi buruk tersebut berasal dari Asia (55%). Indonesia merupakan negara dengan prevalensi gizi buruk kelima terbesar di dunia. Rata-rata prevalensi balita gizi buruk di Indonesia pada tahun 2005-2018 adalah 36,4%.

Masalah gizi buruk menjadi perhatian karena dampaknya yang sangat besar, yaitu risiko kematian bila tidak segera ditangani, pertumbuhan fisik anak akan terhambat hingga sel otakmenjadi pendek, keaktifan berkurang, dan mengalami keterbelakangan karena imunitas anak menurun. Hal ini juga akan berdampak pada negara, yaitu akan kehilangan sumber daya manusia berkualitas di masa depan. Di sinilah eksistensi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dibutuhkan dengan melakukan penyuluhan akan pentingnya makanan bergizi sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Selain dengan pendekatan promotif, tenaga kesehatan masyarakat juga melakukan pendekatan preventif yang berarti pencegahan. Preventif kesehatan atau upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya mencegah terjadinya masalah kesehatan yang mengancam diri sendiri maupun orang lain di kemudian hari. Usaha mencegah suatu penyakit lebih baik dibandingkan dengan usaha mengobati penyakit.

Dengan upaya pencegahan ini, nantinya tubuh tidak mudah terserang penyakit dan menghemat biaya karena biaya pengobatan saat ini tidak murah. Para tenaga kesehatan masyarakat diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan rasa empati yang tinggi dalam melakukan promosi kesehatan. Dengan begitu, masyarakat akan mengikuti arahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Susila Duarsa, A. (2008) ‘Prospek Pendidikan Program Pasca Sarjana Bidang Kesehatan Masyarakat’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 3(1), pp. 23–27. Available at: https://doi.org/10.24893/jkma.v3i1.53.

Buulolo, J. et al. (2023) ‘Implementasi Penanggulangan Gizi Buruk Pada Balita Studi Kualitatif Di Puskesmas Lolowa’U Kabupaten Nias Selatan Tahun 2022’, Jurnal Ners, 7, pp. 917–931. Available at: http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners.

Mayasari, Deasy. 2020. Arti Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif Dalam Dunia Kesehatan. https://timesindonesia.co.id/glutera-news/271500/arti-promotif%20preventif-kuratif-dan-rehabilitatif-dalam-dunia-kesehatan. [online]. (diakses tanggal 6 Oktober 2023)

Mubarokah, I.L. (2016) ‘EKSISTENSI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SALAF DITENGAH ARUS MODERNISASI (Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an Sirojul ‘Ulum, Semanding, Tertek, Pare, Kediri)’, Laporan akhir skripsi, 1(1), pp. 1–23.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image