Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naura Nabila Muttaqin

Mendobrak Penggunaan Istilah Tobrut: Upaya Pemberdayaan dan Penghapusan Objektifikasi pada Wanita

Gaya Hidup | 2024-06-06 02:43:12

Penggunaan media sosial telah menjadi bagian fundamental dalam kehidupan masyarakat global. Apa yang terjadi di dunia maya kini saling terkait dan tak bisa lepas dari kehidupan nyata yang dijalani oleh setiap manusia. Maraknya penggunaan media sosial telah mendorong para pengguna internet untuk terus menciptakan berbagai bahasa dan istilah baru seiring dengan berkembangnya waktu. Salah satu istilah yang saat ini gencar digunakan oleh netizen adalah kata “tobrut”. Kata ini memiliki arti yang vulgar dan tidak senonoh, yaitu “t*ket brutal”. Penggunaan kata ini banyak menuai kontroversi akibat artinya yang mengobjektifikasi salah satu bagian tubuh wanita. Sayangnya, walaupun istilah ini menuai banyak protes dan kecaman, rupanya kata tobrut telah menyasar pada akar rumput masyarakat dan telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, anak-anak usia sekolah dasar pun sudah mampu melontarkan kata tersebut dalam kesehariannya.

Semenjak ramainya penggunaan istilah “tobrut”, telah banyak wanita yang kemudian menjadi korban objektifikasi dan pelecehan seksual, baik melalui perkataan nyata maupun perkataan di dunia maya. Hal ini tentunya dapat berdampak besar pada kondisi psikologis korban. Mendapatkan pelecehan dengan penggunaan kata “tobrut” dapat membuat wanita kehilangan kepercayaan diri akan tubuhnya. Hal ini akan berdampak besar pada munculnya emosi-emosi negatif seperti perasaan malu dan terhina. Bagi wanita yang telah mengalami kasus pelecehan seksual lain sebelumnya, penggunaan istilah ini juga dapat menjadi trigger atau pemicu trauma mereka.


Selain dampak psikologis pada korban, penggunaan istilah “tobrut” juga dapat membuat masyarakat menormalisasi tindakan objektifikasi. Melihat bagaimana kata vulgar dan tak senonoh seperti “tobrut” diterima dengan baik oleh sebagian masyarakat, bahkan hingga mempengaruhi komunikasi anak-anak usia dini, kemungkinan adanya penormalisasian tindakan objektifikasi dan pelecehan seksual kepada wanita sangatlah besar dan mengkhawatirkan. Gerakan feminisme yang telah lama digaungkan akan kembali mengalami kemunduran apabila hal ini dibiarkan terus terjadi. Dengan adanya istilah “tobrut”, akan timbul persepsi dalam masyarakat bahwasanya “harga” dari seorang wanita hanya terlihat dari tubuhnya. Hal ini akan mendorong adanya penerimaan dan penormalisasian tindak pelecehan, kekerasan, dan diskriminasi pada wanita. Kondisi masyarakat yang seperti ini akan menimbulkan lingkungan yang misoginis dan patriarkis. Pada lingkungan seperti ini, wanita tidak akan dapat merasa aman dan hak-haknya sebagai manusia, juga sebagai wanita, akan sukar terpenuhi.


Meskipun istilah ini telah menuai berbagai dampak negatif, masih ada lebih banyak lagi bagian dari masyarakat yang belum memahami mengapa istilah ini tidak boleh digaungkan. Oleh karena itu, penting bagi siapapun yang telah memahami risiko penggunaan istilah “tobrut” untuk mengedukasi orang lain, terutama bagi orang-orang yang masih melontarkan kata tersebut untuk mengobjektifikasi wanita. Edukasi ini perlu dilakukan untuk menyorot kerugian psikologis, sosial, dan sistemik dari penggunaan kata “tobrut” yang merendahkan wanita. Edukasi yang diberikan meliputi konsekuensi nyata dari penggunaan kata “tobrut”, bukan perihal arti literalnya saja. Menginisiasi dialog dan diskusi terbuka juga dapat menjadi salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk “mendobrak” penggunaan istilah “tobrut” dalam masyarakat.


Selain melakukan edukasi pada masyarakat, hal lain yang tak kalah penting adalah menekankan hak pilihan dan otonomi pada wanita. Hal ini dapat dilakukan dengan menyoroti pentingnya mendengarkan suara, pengalaman, dan narasi perempuan. Kemudian, melakukan pemberdayaan perempuan untuk mendapatkan kembali martabat mereka dan menegaskan hak mereka. Hak-hak tersebut meliputi hak untuk diperlakukan dengan hormat, terlepas dari kondisi fisik dan tubuh mereka. Selanjutnya, masyarakat dapat mendorong perempuan untuk angkat bicara, berbagi cerita, dan berpartisipasi dalam dialog demi perubahan masyarakat. Dialog yang mudah dan cepat dilakukan adalah dialog dalam media sosial. Untuk mewujudkan hal ini, siapapun dapat menyediakan wadah bagi para pengguna internet lainnya untuk berbagi edukasi mengenai dampak dari istilah “tobrut” dan istilah-istilah merendahkan lainnya di masyarakat.

Setelah memahami dampak dari penggunaan kata “tobrut” dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya, kita harus berani untuk “mendobrak” penggunaan istilah ini di masyarakat. Sebagai seorang individu, kita harus selalu bertanggung jawab atas perkataan yang kita lontarkan pada orang lain. Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan kata “tobrut” terutama dalam konteks yang merendahkan. Selanjutnya, kita juga dapat mengupayakan untuk memberikan edukasi dan kesadaran pada masyarakat mengenai dampak penggunaan kata “tobrut”, serta agar kata ini tidak digunakan secara sembarangan dan mempengaruhi komunikasi anak usia dini. Edukasi dapat dilakukan dengan komunikasi yang baik dan hati-hati, baik dalam diskusi langsung maupun dalam diskusi yang diadakan di media sosial. Selanjutnya, kita dapat mendorong dan mendukung emansipasi wanita agar tidak ada lagi penggunaan istilah yang merendahkan dan mengobjektifikasi seperti ini. Perjuangan untuk kesetaraan dan emansipasi gender tidak boleh berhenti, sampai tidak ada lagi pihak yang direndahkan dan dijadikan korban objektifikasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image