Di Balik Agenda Boikot terhadap Keberlangsunan di Jalur Gaza
Politik | 2024-06-06 00:58:33Baru-baru ini kondisi publik Indonesia sedang tidak baik saja, pasalnya sedang terjadi perpecahan diantara kedua kubu. Yaitu kubu yang mendukung adanya pemboikotan atau gerakan mogok terhadap Perusahaan-perusahaan yang terafiliasi atau membantu pergerakan militer Israel, dalam genosida yang dilakukan terhadap penduduk Palestina yang berada di jalur Gaza. Serta kubu yang menolak adanya Gerakan pemboikotan ini.
Masing-masing kubu saling melempar tanggapan dan alasan mereka atas apa yang terjadi di jalur Gaza. Kubu pro berpendapat bahwasanya alasan militer Israel bisa terus melakukan penyerangan terhadap warga sipil yang berada di jalur Gaza, karena adanya bantuan finansial melalui banyak Perusahaan yang bergerak di berbagai lini kehidupan, seperti makanan, pakaian, ataupun kebutuhan sehari-hari. Dampak dari kegiatan boikot ini terasa jelas bagi Perusahaan yang diduga kuat berafiliasi dengan militer Israel, pasalnya mereka mendapatkan kerugian yang signifikan dikarenakan menghilangnya pelanggan yang memilih beralih kepada merk lain. Diharapkan dengan meruginya Perusahaan itu, bantuan finansial akan terhenti sehingga kekerasan yang terjadi di jalur Gaza akan berakhir, dan akan tercipta kesetabilan di jalur Gaza.
Sedangkan kubu kontra berpendapat bahwasanya aksi boikot yang dilakukan baru-baru ini tidak memberikan efek yang signifikan, cenderung sia-sia dan malah merugikan kita sendiri. mereka beranggapan bahwa Perusahaan yang terafiliasi Israel, tepatnya yang berada di Indonesia tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang terjadi di jalur Gaza. Bagi mereka pemboikotan hanya akan menghancurkan ekonomi kita, bagaimanapun juga perusahan-perusahaan itu sudah menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Dengan ditutupnya perusahaan itu hanya menimbulakan masalah baru seperti adanya PHK masal dan meningkatnya angka pengangguran.
Berbicara tentang konflik yang terjadi di Palestina adalah masalah yang kompleks dan seakan tidak ada habisnya, masing-masing pihak mempunyai alasan kuat untuk mendiami tanah yang sejak dahulu sudah menjadi rebutan antara 3 agama Ibrahimi. Namun yang perlu kita soroti adalah perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan oleh pihak Israel, perang yang mereka lakukan terhadap hamaz sudah ada pada titik yang memuakkan.
Serangan yang dilakukan hamaz dibalas mereka berkali lipat hingga melibatkan penduduk sipil yang tidak bersalah, bahkan termasuk Wanita dan anak-anak. Selain menyerang dan melakukan genosida terhadap penduduk jalur gaza. Israel juga memutus pasokan Listrik dan air bersih, menjadikan jalur Gaza sebagai penjara terbesar di dunia. Mereka juga mempersulit batuan yang masuk untuk keberlangsungan rakyat Palestina di jalur Gaza. Setelah segala perlakuan tidak adil itu, pihak Israel seakan tidak mendapat sanksi internasional yang serius. Mengingat kedekatan mereka dengan beberapa negara besar seperti Amerika Serikat yang sering memveto resolusi damai, semakin memperkeruh suasana.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.