Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nidaul fithroh

Fenomena Gangguan Kesehatan Mental pada Gen Z, Benarkah karena Kurang Healing?

Edukasi | 2024-06-05 20:46:13
www.halodoc.com

Pada abad sekarang banyak istilah-istilah baru muncul dan menjadi perbincangan yang ramai. Salah satunya adalah Gen Z atau generasi Z yaitu sebuah generasi untuk orang-orang yang lahir dibawah tahun 1995 sampai tahun 2012 (Kompas.com, 2021). Generasi ini disebut juga sebagai generasi yang menghargai akan ekspresi setiap individu, mencari jati diri mereka, dan memiliki keterbukaan yang besar untuk memahami keunikan setiap individu. Generasi ini juga merasakan kemajuan dari perkembangan globalisasi dan pembaruan teknologi secara berkelanjutan (Sakitri, 2021). Jadi pada intinya Gen Z merupakan sebuah generasi muda yang memiliki keterbukaan yang besar pada segala hal yang baru, apalagi dalam bidang teknologi.

Gen Z di gadang sebagai generasi penentu untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa depan yang dituntut bisa menguasai segala hal. Namun, sebagai penerus memiliki banyak tantangan, karena perkembangan teknologi di dunia juga semakin cepat dan canggih, bahkan untuk mendapatkan informasi menjadi lebih mudah. Maka mereka harus pintar menerima, memilah, dan menginformasikan dengan bijak. Berbagai berita, banyak informasi mengenai Gen Z yang mengalami gangguan kesehatan mental, bahkan banyak yang sampai bunuh diri (tirto.id, 23). Dari berita tersebut memiliki macam-macam penyebab mengapa bisa terkena gangguan kesehatan pada mental.

Penyakit gangguan mental sering terjadi pada Gen Z, beberapa sebab indikasi gangguan mental, seperti karena putus cinta, tidak kuat dalam belajar, begitu pula disebabkan pem-bully an oleh temannya, dan masih banyak lagi kasus mengenai gangguan mental. Namun, dari beberapa kasus kesehatan mental tersebut, benarkah penyakit gangguan mental pada Gen Z disebabkan kurang healing? Masa sekarang, Gen Z seringkali mengeluh tentang kurang healing. Healing sendiri merupakan sebuah kata dari bahasa Inggris yang memiliki arti penyembuhan dan biasanya juga digunakan saat seseorang merasa lelah dengan dengan pekerjaan yang sudah dilakukan. Proses healing setiap orang juga berbeda, tergantung dari apa yang bisa membuat mereka merasa senang dan nyaman untuk dilakukan (Bachtiar & Faletehan, 2021).

Penulis yang termasuk dalam Gen Z, membenarkan bahwa masih banyak dari mereka yang kurang healing dan beberapa orang cenderung memaksa untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Healing bisa dilakukan melalui banyak hal, yang terpenting adalah beristirahat sejenak dari bekerja atau mengerjakan tugas. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan hobi, seperti menonton film, menggambar, atau apa pun itu yang bisa membuat pikiran beristirahat sejenak dari tugas yang dimiliki. Jadi dengan melakukan istirahat sejenak, diharapkan bisa menenangkan beban pikiran yang sedang dihadapi, lalu jika sudah melakukan healing sebentar, baru bisa melanjutkan tugas yang mungkin tertunda tapi tetap diselesaikan dengan baik.

Seseorang mendapatkan penyakit gangguan mental, bukan hanya dari kurang healing. Penyebab penyakit ini tidak pasti, sebagian ada yang karena masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, serta persepsi dari dirinya sendiri yang sedikit salah, yaitu persepsi bahwa dia tidak memiliki siapapun. Biasanya orang yang memiliki gangguan mental juga sensitif terhadap beberapa hal. Mereka cenderung beranggapan bahwa tidak ada yang peduli kepadanya. Orang yang menderita gangguan mental merasakan adanya tekanan yang membuat dirinya tidak nyaman, sampai membuatnya tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik, bahkan sampai tidak nyaman untuk berteman dengan orang baru.

Kesehatan mental pada Gen Z memang harus bisa untuk dijaga dan jangan sampai terjadi terus-menerus. Di Indonesia memang sudah terlalu banyak kasus orang yang terkena gangguan kesehatan mental. Menurut tirto.id (2023) yang mengambil dari laman World Population Review Indonesia tercatat memiliki sekitar 9 jutaan orang terkena gangguan kesehatan mental atau sekitar 3,7 persen, beberapa memilih bunuh diri, cenderung putus asa, merasa lelah dan tidak mau menghadapi masalah yang sedang terjadi. Angka sembilan juta bukan angka yang sedikit, itu sudah termasuk banyak apalagi sampai menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesimpulan dari tulisan ini bahwa beberapa Gen Z di Indonesia memang banyak yang menderita gangguan kesehatan mental. Dari kasus tersebut beberapa ada yang memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah. Kebanyakan yang memiliki gangguan kesehatan mental di Indonesia adalah Gen Z. Beberapa orang menganggap bahwa gangguan kesehatan mental dikarenakan kurangnya healing, padahal banyak faktor penyebab lain yang membuat Gen Z memiliki gangguan kesehatan pada mentalnya. Namun, healing memang salah satu solusi yang diberikan untuk penderita gangguan kesehatan mental. Healing juga bisa dilakukan lewat banyak hal, tidak semata-mata harus liburan dan pergi jalan-jalan keluar, tetapi bisa dilakukan dengan melakukan hobi, seperti menonton film, menggambar, atau bisa juga dengan berdiam sejenak untuk mengistirahatkan beban pikiran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image