Bagaimana Media Sosial Dapat Mempengaruhi Mental Gen Z
Edukasi | 2024-06-05 15:55:34Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2012, hal ini dikemukakan oleh David Stillman dan Jonah Stillman. Generasi ini lahir di saat teknologi mulai berkembang dan bertumbuh, maka dari itu Gen Z juga sering disebut sebagai generasi digital. Gen Z dinilai sangat lihai untuk bermain dengan teknologi yang berkembang pesat. Mereka menghabiskan lebih banyak kehidupan sosialnya di dunia maya daripada berinteraksi secara langsung. Karakteristik Gen Z adalah mereka menyukai tantangan, namun mereka juga haus akan pujian. Alexis Abramson, seorang ahli dalam pengelompokan generasi menyatakan, generasi yang lahir dan tumbuh di saat dunia teknologi sudah serba digital dan canggih, sebagian besar dari mereka telah bermain dengan gadget orang tua mereka sejak kecil.
Perkembangan teknologi akan memberikan kenyamanan maupun kemudahan dalam kehidupan masyarakat. Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi yang terjadi. Dalam media sosial para penggunanya dapat dengan mudah untuk berpartisipasi, bertukar pesan, maupun dapat saling mengenak dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contoh media sosial yang paling sering digunakan Gen Z adalah tiktok, twitter, instagram dan lain sebagainya.
Pakar Psikologi dan Perkembangan Anak UNAIR Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog menyatakan penggunaan sosial media yang kurang tepat menyebabkan Gen Z memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah. Media sosial dapat menjadikan penggunanya terutama gen Z yang haus akan pujian mudah merasa iri, tidak mampu, dan menyalahkan kehidupannya dikarenakan belum bisa menjadi seperti pengguna lainnya yang telah mereka anggap sempurna dengan hidupnya. Apabila hal tersebut terus berlanjut maka dapat menimbulkan gejala depresi, kecemasan, hingga bunuh diri.
Keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik memang sudah melekat pada diri Gen Z, mereka akan berlomba-lomba untuk memposting hal-hal mereka anggap keren. Faktor yang biasanya membuat pengguna lain iri adalah seperti keharmonisan keluarga, pertemanan, hingga hubungan dengan pasangan. Tentunya apabila pengguna yang melihat memiliki masalah dengan hal-hal tersebut akan menyebabkan kesepian, kecemasan, hingga depresi dan berakhir membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain dan merasa hidupnya paling sengsara.
Solusi yang menurut saya dapat mengatasi dampak negatif media sosial bagi kesehatan mental Gen Z adalah:
1. Membatasi penggunaan media sosial, penggunaan media sosial yang berlebihan akan menyebabkan kecanduan bagi penggunanya sehingga interaksi dengan individu lain di sekitarnya menjadi terhambat. Lebih baik dialihkan untuk saling mengobrol dengan keluarga maupun teman.
2. Gunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, perkembangan teknologi ini sangat bermanfaat apabila digunakan dengan bijaksana. Gunakan media sosial untuk meningkatkan kemampuan diri, seperti mengikuti lomba, mengikuti webinar, maupun lainnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.