Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Momen Kebenaran di Tengah Kesesatan

Agama | 2024-06-05 05:37:00
Dokumen Kompas.com

"Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allâh menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)."
(QS. Al-Ankabut/ 29: 65).

Dalam perjalanan hidup manusia, seringkali kita dihadapkan pada situasi-situasi yang menguji kepercayaan dan keimanan kita. Di saat-saat seperti itulah, kita bisa melihat dengan jelas bahwa Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ masih menunjukkan kuasa-Nya, bahkan kepada mereka yang ingkar dan berbuat syirik.

Seperti yang dijelaskan dalam informasi tersebut, ketika manusia ditimpa kesulitan dahsyat yang mengancam nyawa mereka, mereka kembali pada fitrah mereka yang dulu. Mereka berdoa dengan penuh tunduk dan harap, memohon kepada Allâh agar menyelamatkan mereka. Dalam momen-momen tersebut, mereka menyadari bahwa hanya Allâh Yang Maha Kuasa yang dapat menyelamatkan mereka dari kesulitan yang mereka hadapi.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa di dalam hati setiap manusia, terdapat potensi untuk mengakui kebesaran dan kekuasaan Allâh. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari mereka mungkin ingkar dan berbuat syirik, pada saat-saat kritis, mereka kembali pada fitrah mereka yang suci dan bersih.
Namun, sayangnya, setelah Allâh menyelamatkan mereka dari kesulitan tersebut, mereka segera berbalik pada keingkaran dan kesyirikan mereka yang lama. Ini menunjukkan bahwa keimanan yang mereka miliki hanyalah sementara dan tidak benar-benar tertanam dalam hati mereka.

Kita dapat melihat bahwa momen-momen kebenaran yang mereka alami saat ditimpa kesulitan seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Seharusnya, momen-momen tersebut menjadi titik balik bagi mereka untuk benar-benar kembali kepada jalan yang lurus dan meninggalkan kesyirikan mereka. Namun, sayangnya, mereka gagal untuk mengambil hikmah dari pengalaman tersebut.

Sebagai manusia yang beriman, kita harus mengambil pelajaran dari fenomena ini. Kita harus menyadari bahwa di dalam hati setiap manusia, terdapat potensi untuk mengakui kebesaran dan kekuasaan Allâh. Namun, potensi tersebut harus terus dipupuk dan dijaga agar tidak luntur oleh pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.

Kita harus senantiasa mengingat momen-momen kebenaran yang kita alami, momen-momen di mana kita merasakan kebesaran Allâh dan ketergantungan kita kepada-Nya. Momen-momen tersebut harus menjadi pengingat bagi kita untuk terus bersyukur dan taat kepada-Nya, bukan hanya saat kita ditimpa kesulitan, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam kesesatan seperti yang dialami oleh mereka yang ingkar dan berbuat syirik. Kita akan senantiasa berada di jalan yang lurus, menyadari bahwa hanya Allâh Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, dan hanya kepada-Nya kita harus berdoa dan memohon pertolongan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image