Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puput Ariantika, S.T.

Gen Z Penyumbang Angka Pengangguran Terbesar, Kok Bisa?

Politik | Wednesday, 05 Jun 2024, 01:25 WIB

Gen Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa. Di seluruh dunia, Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat elektronik dan lebih sedikit waktu untuk membaca buku, ini yang berdampak pada rentang perhatian, kosa kata yang minim, prestasi akademik, dan kontribusi ekonomi di masa depan. Tak heran ini menjadi perhatian yang luar biasa ketika angka pengangguran meningkat karena generasi Z ini tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan. Sebab jumlah mereka yang mendominasi dalam kehidupan.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat ada 9,9 juta penduduk Indonesia yang tergolong usia muda atau Gen Z belum memiliki pekerjaan. Angka tersebut didominasi oleh penduduk yang berusia 18 hingga 24 tahun. Jadi hampir 10 juta gen z ini menganggur atau tergolong tanpa kegiatan, tidak sekolah, tidak bekerja atau tidak mengikuti pelatihan (NEET). (CNN Indonesia, 20 Mei 2024)

Banyak gen z yang jadi pengangguran ini tentu kondisi yang miris. Di usia muda yang seharusnya punya aktivitas produktif malah menjadi beban Orang tuanya. Alih-alih bisa menyelamatkan ekonomi keluarga, dirinya sendiri pun tidak selamat. Jelaslah potensi gen z tersebut akan terbuang sia-sia karena tidak bekerja.

Gen Z tidak bekerja bukan semata-mata karena kesalahan mereka. Tetapi karena sulitnya mencari pekerjaan. Lapangan kerja yang tersedia terbatas menjadi pemicu utama. Kalaupun ada lapangan pekerjaan, syarat dan kriteria gen Z tidak sesuai seperti yang di ingin perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan Mentri ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah bahwa dari data 10 juta Gen Z menganggur didominasi jenjang SMK dan SMA. Hal ini karena ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan keterampilan yang dimiliki lulusan SMA maupun SMK. Jadi ketidaksesuaian antara lapangan kerja yang tersedia dengan pendidikan gen Z juga menjadi faktor penyebabnya. (Koran jakarta.com, 2 Juni 2024)

Jika kita analisis jelaslah bahwa faktor utama banyak pengangguran dari kalangan gen Z adalah bentuk kegagalan pemerintah. Kegagalan itu bisa kita lihat dari gagalnya negara mempersiapkan gen Z untuk menjadi masusia berkualitas melalui pendidikan. Akses pendidikan yang mahal. Sehingga banyak pendidikan gen Z saat ini tidak melanjutkan pendidikannya atau pendidikan tidak sesuai dengan kriteria perusahaan. Negara juga telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.

Gagalnya sebuah negara untuk menyelesaikan permasalah karena buah penerapan kapitalisme yang ada saat ini. Dimana negara hanya berfungsi sebagai pengawas bukan pemberi solusi. Alhasil masalah kehidupan di tengah- tengah rakyat kian memburuk. Ditambah lagi adanya kebijakan negara yang membuka jalur investor asing. Dimana semua pengelolaan diserahkan kepada asing, termasuk dalam mengelola SDA. Sehingga asinglah yang menentukan apakah merekrut pekerja atau menggunakan mesin untuk menghemat pengeluaran dalam setiap proyeknya. Gen Z bisa apa?.

Berbeda dengan Islam yang menjadikan asas perbuatan adalah akidah Islam dengan melaksanakan seluruh isi Al Qur'an dan Sunnah, termasuk mempersiapkan generasi penerus dan segala aspek pendukungnya. Sesungguhnya negara Islam atau khilafah Islamiyyah telah mempersiapkan pemuda muslim menjadi generasi unggul melalui pendidikan. Pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan serapan tenaga kerja tanpa melupakan tujuan mencetak generasi yang berilmu tinggi sebagai pembangun peradaban yang mulia.

Selain memberikan akses pendidikan terbaik dan gratis bagi generasi, negara juga memperhatikan aspek yang lainnya seperti pengelolaan kekayaan alam. Negara akan melakukan industrialisasi. Negara akan membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah besar. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas akan bisa dipenuhi karena Khilafah menyelenggarakan sistem pendidikan Islam yang menghasilkan output generasi berkepribadian Islam dan sekaligus memiliki kompetensi tertentu. Islam juga menjadikan SDA sebagai milik umum dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab negara. Pengelolaan SDA oleh negara akan membuka lapangan perkerjaan yg besar sehingga para pemuda dapat memaksimalkan potensinya untuk kemaslahatan Umat.

Sebagaimana telah lahir pemuda yang tangguh dari peradaban Islam yang berhasil mengukir sejarah dunia. Utsman bin Affan, Umar bin Khaththab, ataupun Ali bin Abi Thalib diikuti dengan masa kekhilafahan selanjutnya seperti Muhammad al-Fatih dan Shalahuddin al-Ayyubi. Bahkan, sebagaimana para alim ulama semisal empat imam mazhab dan para ilmuwan yang luar biasa, seperti Al-Farabi, Khawarizmi, dan lainnya. Jelaslah sudah bahwa Islam memikirkan nasib generasi muda maka dari itu patutlah bagi kita mencontoh sebagai Islam ketika diterapkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image