Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nicholas Indra

Polemik Kenaikan UKT Tahun 2024 Terhadap Mahasiswa

Gaya Hidup | 2024-06-04 16:06:00
Ilustrasi Wisuda

Kekhawatiran dan perdebatan muncul di kalangan akademisi, orang tua, dan mahasiswa mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak terduga pada tahun 2024. Strategi ini dinilai tidak tepat terhadap kondisi perekonomian masyarakat yang masih dalam tahap pemulihan dampak pandemi COVID-19. Karena hal ini dilaksanakan tanpa keterlibatan publik yang serta tidak mendengarkan opini dari mahasiswa itu sendiri. Berikut polemik seputar kenaikan UKT dan bagaimana pengaruhnya terhadap aksesibilitas sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

Ketidakpuasan Mahasiswa

Ilustrasi perkuliahan

Mahasiswa menjadi resah ketika diumumkan kenaikan UKT secara tiba-tiba. Banyak orang yang berpendapat bahwa kebijakan ini mengabaikan kondisi keuangan mereka, khususnya siswa dari keluarga berpenghasilan menengah kebawah yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah dan tidak eligible secara ekonomi untuk mengikuti bidik misi. UKT yang lebih tinggi berarti beban keuangan menjadi lebih berat, ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah putus kuliah karena biaya sekolah yang tidak dibayar. Mahasiswa menilai kurangnya keterbukaan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan menjadi kian rumit. Akibatnya, ada beberapa mahasiswa baru jalur SNBP 2024 tahun ini yang mengundurkan diri karena kenaikan UKT sekaligus uang pangkal di beberapa kampus di Indonesia.

Dampak Terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Ilustrasi perpustakaan kampus

Aksesibilitas terhadap pendidikan tinggi secara luas dipengaruhi oleh peningkatan UKT (Uang Kuliah Tunggal). Biaya pendidikan terkadang menjadi penghalang utama bagi banyak orang untuk melanjutkan pendidikan tinggi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Peningkatan UKT secara signifikan dapat mempengaruhi akses mahasiswa berprestasi dari keluarga berpenghasilan rendah, sehingga dapat menghambat kemampuan mereka untuk naik ke tangga sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Misalnya saja, yang terjadi sekarang banyak mahasiswa baru yang diterima pada jalur SNBP yang mengundurkan diri akibat dari kenaikan UKT dan uang pangkal yang secara mendadak di beberapa universitas di Indonesia.

Sebenarnya, peningkatan kualitas hidup dan penurunan kesenjangan sosial dapat dicapai terutama melalui pendidikan tinggi. Kebijakan-kebijakan seperti ini berpotensi memperburuk kesenjangan kesempatan pendidikan antara masyarakat kaya dan miskin. Pemerintah bersama kampus khususnya PTN-BH mungkin memiliki alasan yang sah untuk menaikkan UKT. Namun, alasan-alasan ini perlu disampaikan dengan transparan kepada publik. Mahasiswa dan masyarakat berhak mengetahui bagaimana dana tambahan ini akan digunakan dan bagaimana peningkatan biaya tersebut akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang mereka terima.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image