Dampak Makanan Cepat Saji Terhadap Kesehatan
Info Sehat | 2024-06-04 09:04:17Makanan adalah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi gizi dalam kebutuhan manusia yang paling dasar atau primer. Kebiasaan mengonsumsi makanan akan membentuk perilaku konsumsi secara berulang-ulang. Kemajuan teknologi dan pola pemikiran masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis menyebabkan manusia menginginkan segala sesuatunya menjadi instan. Salah satu contoh dari serba cepat dan praktis tersebut ialah makanan cepat saji.
Makanan cepat saji adalah makanan yang dapat dengan mudah dan cepat diolah. Dapat juga dikatakan sebagai makanan yang bisa disajikan dalam waktu sesingkat mungkin. Makanan cepat saji memiliki banyak jenis, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Makanan ini banyak menggunakan zat aditif berupa bahan pengawet, penyedap, dan pemanis. Penggunaan zat aditif pada makanan secara berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan misalnya keracunan, kerusakan syaraf, gangguan gastroenteritis, kelainan pertumbuhan bahkan hingga berujung pada kematian. Makanan cepat saji dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, gangguan lemak darah dan lain sebagainya. Ditambah lagi, makanan cepat saji mengandung sejumlah besar lemak yang sebagiannya terakumulasi dalam tubuh serta berkontribusi terhadap obesitas.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2016) terdapat lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia di atas 18 tahun memiliki kelebihan berat badan, dan dari jumlah tersebut terdapat 600 juta orang yang terkena obesitas, sehingga secara keseluruhan diperkirakan sekitar 13% dari populasi dewasa (11%laki-laki dan 15% perempuan) mengalami obesitas. Selain itu, Menurut data dari Riskesdas pada tahun 2018, jumlah masyarakat yang mengalami obesitas pada orang-orang dengan umur lebih dari 18 adalah 21,8% dan terdapat 31,0% obesitas sentral pada orang orang dengan umur lebih dari 15 tahun.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi makanan cepat saji adalah pengetahuan tentang gizi, pengaruh orang lain, cepat dan praktis, memiliki rasa yang enak, brand makanan terkenal serta harga yang murah. Hal-hal tersebut dapat mendorong banyak orang khususnya para remaja untuk akhirnya mengonsumsi makanan cepat saji. Banyaknya orang yang mengalami masalah kesehatan setelah mengonsumsi makanan cepat saji ini diakibatkan karena kurangnya informasi mengenai makanan cepat saji yang sering mereka konsumsi.
Dalam sajian makanan yang berkembang saat ini, tidak semua bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia adalah 100% zat makanan, tetapi terdapat bahan tambahan (zat aditif) yang berupa bumbu masakan. Bahan aditif dalam makanan instan yang ditemui berupa bahan penyedap, pemanis, pengawet dan pewarna. Diantara jenis zat aditif yang paling banyak digunakan adalah bahan penyedap makanan yang bernama Monosodium Glutamat (MSG), yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti pusing, mual, hingga jantung berdebar. Salah satu dari sifat toksik yang disebabkan oleh bahan penyedap, khususunya MSG adalah sifatnya sebagai racun syaraf.
Selain bahan penyedap, zat aditif lain yang dapat ditemukan pada makanan cepat saji yaitu bahan pemanis yang digunakan sebagai pengganti gula tebu, misalnya Cyclamat dan Saccharin. Cyclamat memiliki rasa manis sekitar 30 kali gula tebu, sedangkan Saccharin memiliki rasa manis sekitar 300 kali lebih manis dibandingkan dengan gula tebu. Oleh karena itu, para ahli farmasi dan teknologi pangan menganjurkan agar teliti terhadap makanan kemasan dengan mengutamakan bahan makanan segar. Hal ini karena bahan tambahan (zat aditif) yang terdapat pada makanan cepat saji dapat menimbulkan efek jangka panjang yang berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Golongan yang paling banyak kemungkinan mengonsumsi makanan cepat saji ini adalah para remaja. Remaja sering menjadikan restoran cepat saji sebagai tempat yang nyaman untuk mereka berkumpul, baik untuk mengerjakan tugas ataupun hanya untuk saling bercengkrama. Selain itu, alasan mereka mengonsumsi makanan cepat saji adalah karena rasanya yang enak dan dapat meningkatkan nafsu makan. Alasan selanjutnya ialah penyajiannya yang sangat cepat sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyantap makanan yang mereka pesan. Ditambah dengan banyaknya aplikasi yang dapat memudahkan dalam memesan makanan dan minuman cepat saji pada saat ini.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan, jika masyarakat khususnya para remaja masih terus mengonsumsi makanan cepat saji, mereka akan merasakan dampak buruk bagi kesehatannya. Adapun dampak yang dapat ditimbulkan akibat dari mengonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, gangguan ginjal, dan kerusakan pada hati. Makanan cepat saji dapat memberikan energi yang baik untuk tubuh apabila kita mengonsumsinya dengan porsi yang tepat. Namun, apabila secara berlebihan maka hal tersebut dapat menyebabkan tubuh memiliki asupan energi yang berlebihan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada era modern ini dengan teknologi yang berkembang dengan cepat masyarakat lebih cenderung menyukai makanan cepat saji, meskipun mereka mengetahui di dalam makanan tersebut banyak mengandung bahan tambahan (zat aditif) yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Orang-orang khusunya para remaja diharapkan lebih sadar diri dan aware terhadap bahaya dari mengonsumsi makanan cepat saji tersebut. Sehingga hal itu juga dapat memberikan pengaruh positif sekaligus meningkatkan angka kesehatan di negara ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.