Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maheswari Kirana

Kemajuan Teknologi dan Alat Kedokteran: Hanya untuk Kalangan Tertentu?

Teknologi | 2024-06-04 06:44:00

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring berkembangnya teknologi, bidang kesehatan juga mengalami kemajuan yang pesat. Teknologi di bidang kesehatan akan terus berkembang dari masa ke masa. Bahkan, salah satu fokus perkembangan di masa depan adalah memudahkan akses pasien untuk mendapat layanan kesehatan. Hal ini tentunya perlu didukung oleh perkembangan teknologi di dunia kedokteran dan kesehatan itu sendiri.

Kecanggihan dan kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan ditunjukkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kehadiran Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Kecerdasan Buatan (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola. AI tersebut “dikatakan” dapat mempermudah proses diagnosis medis karena dapat mengolah data medis dalam jumlah besar dan memberikan analisis yang cukup akurat.

Di zaman yang serba maju ini pelayanan rumah sakit tidak jauh dari ilmu kedokteran yang memenuhi kaidah scientific, teknologi di bidang peralatan medis dan obat-obatan serta bagaimana memberikan pelayanan yang diharapkan setiap pasien. Ketiga terminologi tersebut merupakan inti dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, dan menjadi nilai utama kualitas pelayanan rumah sakit tersebut. Teknologi juga memungkinkan keberlangsungan penelitian-penelitian ilmiah yang membuahkan manfaat positif terhadap pengobatan dan tindakan medis tertentu.

Kemajuan teknologi, terutama dalam bidang kedokteran dan kesehatan memang dianggap dapat mempermudah dalam proses layanan kesehatan dalam berbagai hal. Saat ini, rumah sakit yang tidak menyediakan teknologi kedokteran dalam pelayanan kesehatannya dianggap tertinggal. Alih-alih mempermudah dalam proses layanan dan pengobatan, kecanggihan teknologi kedokteran tidak berbanding lurus dengan sistem pembiayaan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS).

Alat-alat dan teknologi kedokteran tersebut diakui sangat canggih dan sangat mahal. Pelayanan rumah sakit sedang berada di situasi dilematis menghadapi derasnya tantangan dalam pelayanan JKN/BPJS. Bagaimana tidak, kemajuan di bidang teknologi kedokteran justru membatasi para profesional dalam memberikan pelayanan. Dokter dengan perkembangan ilmu kedokteran yang semakin canggih akan berhadapan dengan sistem pembiayaan yang sekarang mengarah ke sistem dengan jargonnya kendali biaya kendali mutu. Hal ini membuat para dokter di rumah sakit tidak lagi murni berbasis pada kemampuan dan ilmu yang tinggi.

Kemajuan dalam ilmu dan teknologi kedokteran serta obat-obatan justru memberikan konsekuensi mahalnya biaya yang harus ditanggung oleh pasien, BPJS Kesehatan dan rumah sakit. Para dokter spesialis baru akan bertentangan dengan hati nuraninya ketika dihadapkan dengan pasien BPJS ketika ilmu yang didapatkan selama menempuh pendidikan dan kenyataan sistem pembiayaan membatasi kemampuannya.

Padahal, seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang, di segala usia dan segala kalangan. Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.

  1. Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah proses pembangunan.
  2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program.
  3. Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh penduduk dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan kesehatannya.

Kemajuan teknologi di bidang kesehatan membawa harapan besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan akses kesehatan bagi masyarakat. Namun, implementasi teknologi canggih ini harus diselaraskan dengan sistem pembiayaan yang memadai agar tidak menimbulkan ketimpangan dalam pelayanan. Pemerintah perlu memastikan bahwa inovasi teknologi dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali, terutama dalam kerangka Jaminan Kesehatan Nasional. Dengan demikian, visi SDGs untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang dapat benar-benar terwujud. Selain itu, peran serta seluruh pihak, baik pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, sangat penting dalam menciptakan sistem kesehatan yang adil dan berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image