Sulitnya Masa Remaja
Pendidikan dan Literasi | 2024-06-03 21:50:57Masa remaja merupakan tahapan atau fase dalam perkembangan yang pasti akan dilalui oleh kita semua, dan saat memasuki fase ini, terlihat sebagian besar dari kita merasa senang karena dapat perlahan lepas dari sebutan “anak kecil” dan dapat meng-eksplor lebih mengenai dunia luar. Namun, selain perasaan senang, juga terdapat perasaan sedih dan merasakan kesulitan saat berada dalam masa remaja, karena terjadinya masalah-masalah rumit yang sebelumnya belum pernah dialami atau dirasakan.
Dalam teori Erikson, perkembangan manusia tidak lepas dari konflik yang terjadi karena adanya tuntutan sosial. Tekanan yang dialami oleh remaja atau adolescence (12-18 tahun) yang membuat masa ini terasa sulit adalah karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Hal tersebut, dapat dilihat dari banyaknya kasus-kasus yang melibatkan remaja dan juga terdapat banyak hal yang ingin diketahui dan dicoba karena telah merasa bukan anak kecil lagi, kemudian merasakan masalah-masalah baru yang bermunculan dan belum pernah dihadapi sebelumnya, yang mungkin membuat menjadi stress, depresi, dan sebagainya.
Terdapat banyak kasus bunuh diri yang korbannya ialah seorang remaja, dan sebagian besar disebabkan karena merasa telah tidak mampu lagi untuk menahan dan merasakan tekanan besar yang sedang menimpa mereka. Hal ini membuktikan bahwa masa remaja ialah masa yang memiliki tekanan besar, karena memang merupakan masa peralihan dan masa ini akan menentukan pribadi individu tersebut kedepannya.
Pada usia-usia remaja, proses diskusi dengan orang tua, sebaya, guru, atau orang dewasa lainnya menjadi hal yang penting, sehingga remaja dapat mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Jika belum mendapatkan gambaran yang konsisten mengenai dirinya sendiri dan orang lain, maka akan muncul kekacauan identitas di kemudian hari. Remaja yang mengalami kekacauan identitas akan mencari identitas dan jati dirinya sendiri. Mereka umumnya akan mencoba berbagai persona yang berbeda untuk mengetahui jati dirinya.
Namun sebaliknya ketika proses mengenal diri sendiri mendapatkan hasil yang memuaskan, seperti memahami diri sendiri, orang tua, atau keluarga dan menjadi orang yang positif, puas dengan siapa diri mereka, maka akan tercipta identitas diri yang kuat pada remaja terseebut dan mereka mampu untuk mempertahankan identitas dirinya tersebut.
Tak jarang juga kita telah memikirkan mengenai masa depan karena merasa telah waktunya dan bukanlah seorang anak kecil lagi. Munculnya perasaan khawatir dan sedih karena memikirkan apa yang harus dilakukan agar masa depan indah, terkadang juga merasa aneh jika tidak memiliki cita-cita yang pasti karena mengetahui teman-teman yang lain telah pasti akan impiannya dan mulai berusaha untuk mewujudkannya.
Dalam masa remaja ini, dapat terjadi penyimpangan totalisme, yaitu sikap fanatik dan eksklusif terhadap sesuatu yang dianggap benar atau ideal. Seperti, jika kita telah menyukai suatu hal terkadang sangat sulit untuk dihalangi. Jika konflik-konflik yang terjadi pada masa ini sulit untuk diselesaikan, maka akan sulit untuk beradaptasi pada tahapan atau fase setelah masa remaja ini.
Masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan berkesan, karena merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, yang menjadikan banyak hal baru yang dilakukan, terjadi, maupun dirasakan. Hal-hal sulit yang terjadi dalam masa remaja ini dan mungkin membuat kita merasa tertekan dan ingin menyerah, semua pasti akan segera terlewati dengan baik dan apresiasi diri kita yang telah bertahan sejauh ini dan berhasil dalam menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi.
Kita semua keren!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.