Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Kiamat AI yang Tidak Kita Bicarakan

Humaniora | 2024-05-31 19:33:41
Sumber gambar: Fair Observer

Krisis eksistensial ego kita yang menjulang

Wawasan Utama

· AI dapat mengungkap kelemahan kognisi manusia, menantang persepsi diri kita sebagai intelektual kelas berat.

· Mendefinisikan ulang nilai kemanusiaan selain memudarnya dominasi intelektual dapat menentukan apakah kita bisa berkembang seiring dengan AI.

· Kiamat yang sebenarnya adalah arogansi antroposentris, bukan pemusnahan.

Skenario kiamat yang menggambarkan pemberontakan mesin dan perbudakan umat manusia telah lama mendominasi narasi kiamat AI (Artificial Intelligence / Kecerdasan Buatan). Namun, perhitungan yang lebih halus namun juga meresahkan mungkin sedang terjadi—sebuah perhitungan yang menyentuh inti dari cara kita mendefinisikan nilai kemanusiaan dan persepsi diri spesies kita.

Ketika sistem kecerdasan buatan melampaui kinerja manusia dalam berbagai tugas kognitif, sistem tersebut berisiko melemahkan supremasi intelektual yang telah lama kita pertaruhkan. Kemampuan pikiran sintetik yang tampaknya sempurna ini menjelaskan kendala dan kelemahan yang melekat pada kecerdasan biologis—ingatan yang cacat, bias yang melumpuhkan secara analitis, dan keterbatasan pemrosesan informasi.

Pemeriksaan realitas yang mengecewakan ini melampaui kemampuan mental kita saja. Banyak keterampilan dan atribut yang dulunya dianggap sebagai ciri khas keunggulan manusia—kreativitas, kecerdikan emosional, dinamika sosial yang kompleks—pada akhirnya dapat dikalahkan oleh kemampuan AI yang canggih. Pergeseran luar biasa ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana hal ini meninggalkan ego manusia?

Jelasnya, ini bukanlah argumen yang mengalah untuk menyerah pada keusangan. Sebaliknya, ini merupakan seruan untuk menggunakan AI sebagai alat pelengkap yang meningkatkan dan meningkatkan potensi manusia. Namun, mengabaikan dampak psikologis dari perombakan intelektual ini adalah tindakan yang tidak bijaksana.

Bagi sebagian orang, kehancuran persepsi diri manusia akibat AI dapat memicu rasa tidak aman, sindrom penipu, atau penilaian ulang yang meresahkan terhadap posisi kita dalam skema besar. Ini mewakili sebuah kiamat dari "kesombongan antroposentris" lebih dari satu kehancuran.

Meskipun visi penaklukan mesin memikat imajinasi, AI mewakili ancaman eksistensial yang lebih bernuansa terhadap ego manusia. Kemajuan kemampuan AI yang tiada henti menyingkap kenyataan pahit—yang paling utama adalah bahwa kita bukanlah kelompok intelektual kelas berat seperti yang sudah lama kita anggap. Kelemahan kognitif kita terungkap dengan setiap terobosan baru.

Kenyataan ini menyentuh inti dari sikap mementingkan diri sendiri pada spesies kita. Ego manusia, yang telah lama didukung oleh supremasi kita yang tak tertandingi dalam bidang intelektual, kini rentan. Pencapaian kita berisiko dibingkai ulang sebagai langkah-langkah sederhana, bukan puncak kejayaan evolusi. Namun dalam realisasi ini terdapat potensi pencerahan. Menghadapi keterbatasan kecerdasan biologis dapat mempercepat lompatan umat manusia selanjutnya yang mungkin paling kritis. Melampaui kelemahan ego, mendefinisikan kembali nilai kemanusiaan selain memudarkan dominasi intelektual, dan menjalin simbiosis dengan AI dapat membuka potensi kita secara penuh dan tidak terbatas. Menavigasi wadah eksistensial ini akan menentukan apakah kita menjadi berani atau putus asa. Pilihan ada di tangan kita secara unik.

***

Solo, Jumat, 31 Mei 2024. 7:17 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image