Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faradilla Yulianti Surya

Pasien Cabut Gigi Bungsu Meninggal Dunia Setelah Diberikan Anastesi, Apa Tanggapan RSHS BANDUNG??

Eduaksi | 2024-05-30 18:49:34
https://images.app.goo.gl/ix8iq564UZETR2Ng7

KRONOLOGI KASUS :

Berita ini pertama kali ramai diperbincangkan saat sepupu dari pasien dengan username @latashagnats menceritakan kronolgi bahwa suami sepupunya yang tiba-tiba divonis “Mati Jantung” sebelum Tindakan operas gigi bungsunya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Di duga pasien meninggal setelah diberikan bius (anastesi) sebelum dilakukannya operasi. Akun @latashagnats ini mengungkapkan bahwa dirinya kecewa atas Tindakan atau pelayanan yang dilakukan RSHS Bandung sampai membuat sepupu dari akun tersebut kehilangan nyawanya.

Akun dengan username @latashagnats menceritakan kejadian yang dialami sepupunya melalui instagramnya

“Singkat cerita sepupu gue mau operasi gigi bungsu dari Garut dirujuk ke @rshs_bandung KATA YG DI GARUT INI RS BAGUS. Sampai di RSHS, baru mau operasi lalu dianestesi (bius), selang beberapa menit suami sepupu gue dipanggil katanya pasien henti detail jantung.

Dari situ langsung masuk NICU gak sadar berhari2, tiba2 divonis macem2. Katanya paru2nya item, kondisi gabagus dll. Padahal LOGIKANYA sebelum operasi semua diperiksa & kondisi aman untuk dilakukan tindakan. Di NICU udh dipakein segala alat bahkan matanya disolatip karna keadaan stlh dibius langsung kaget & merosot lalu gak sadar”

Beliau juga mengatakan bahwa kemungkinan besar pasien mati gara-gara proses anastesinya. Dengan sangat emosi akun tersebut secara langsung mengatakan bahwasanya rumah sakit yang bersangkutan sudah banyak memakan korban sampai mengucapkan “MAL PRAKTEK LO”. Dokter yang harusnya bertanggung jawab atas kasus ini masih tidak bertanggung jawab dan malah “NGANGONGANGONG” Sebut akun @latashagnats di Instagramnya.

RESPON RSHS BANDUNG :

Direktur medik dan perawatan RSHS Bandung dr Iwan Abdul Rachman menanggapi kasus tersebut. Beliau mengatakan Turut Berduka cita atas meninggalnya pasien tersebut sekaligus juga menyayangkan adanya pihak yang membuat konten di social medianya tanpa klarifikasi terlebih dahulu ke pihak rumah sakit.

Ini yang dikatakan Dr. Iwan Abdul Rachman selaku Direktur medik dan perawatan di RSHS Bandung, "Menanggapi video yang beredar di sosial media mengenai wafatnya salah seorang pasien setelah mendapatkan pelayanan dari RSHS Bandung, pertama-tama saya mewakli civitas hospitalia RS Hasan Sadikin, mengucapkan turut berduka cita atas kepergian beliau semoga beliau diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya," Sabtu (16/12/2023).

Beliau juga mengatakan pihak rumah sakitnya telah berupaya semaksimal mungkin dalam menangani pasien “Pertama, RS Hasan Sadikin telah melakukan upaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada semua pasien. Pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar prosedur pelayanan yang ada di rumah sakit," ungkapnya. nya

Menurut beliau rumah sakit RSHS nya telah dituduh melakukan mal praktik tanpa ada bukti yang hanya bermodal informasi viral yang beredar. "RSUP dr Hasan Sadikin menyayangkan adanya pihak yang membuat konten di sosial media tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak rumah sakit, namun demikian kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian seluruh pihak terhadap pelayanan di rumah sakit. Mohon dukungan dan doa semoga RS Hasan Sadikin dapat senantiasa berupaya memberi kan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.

TINDAKAN APA YANG DILAKUKAN OLEH KEMENKES :

Kemenkes sendiri sedang menginvestigasi tentang masalah ini. Dari pihak kemenkes sendiri mereka mengatakan harusnya hal ini tidak terjadi, maka dari itu pihaknya sedang mengevaluasi SOP yang ada di RSHS Bandung.

Pada Sabtu tanggal 13 Desember 2023 dirjen pelayanan Kesehatan Kementerian Azhar jaya memberikan suaranya "Kita lagi mendalami investigasi kasus di RSHS, jadi nanti hasilnya akan kita sampaikan, Kan cabut gigi ya, tapi bisa saja orang itu ternyata membawa komplikasi stroke, jantung, kan gitu ya. Selama ini SOP aman-aman saja, kok tiba-tiba untuk yang kasus ini agak sedikit beda. Oleh karena itu, kita akan menelusuri lebih dalam lagi"

KOMPLIKASI CABUT GIGI BUNGSU

Pada dasarnya banyak factor yang menyebabkan salah seorang itu meninggal mendadak bukan hanya karena suatu kesalahan teknis yang dilakukan oleh suatu dokter di salah satu Instansi kesehatan, tetapi juga ada factor yang disebabkan oleh dalam diri orang tersebut misalnya orang tersebut mempunyai penyakit yang belum diketahui. Namun, jika memang terjadi mal praktik pada kasus tersebut maka harus ada tanggung jawab dari instansi yang berkaitan dan juga dokter yang menangani pasien tersebut.

 1. Perdarahan dan Infeksi

Komplikasi yang paling sering terjadi pasca operasi gigi bungsu adalah perdarahan dan infeksi. Tanda-tandanya bila kamu mengalami komplikasi ini adalah terjadinya perdarahan yang berlebihan dari lokasi operasi, keluar cairan berwarna kuning atau putih, nyeri atau bengkak yang tidak kunjung hilang, serta demam.

2. Alveolar Osteitis

Selain itu, komplikasi yang juga bisa terjadi pasca cabut gigi bungsu adalah tidak adanya bekuan darah pada rongga gigi atau bekuan darah terlepas dari rongga gigi. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut juga alveolar osteitis.

Komplikasi ini bisa menyebabkan pengidap merasakan nyeri yang hebat pada rahang atau gusi. Rongga gigi yang kosong juga bisa menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak. Namun, komplikasi ini biasanya hanya terjadi sekitar tiga sampai lima hari setelah operasi pencabutan gigi bungsu.

3. Cedera Saraf

Komplikasi lain yang juga bisa muncul setelah operasi gigi adalah cedera saraf. Hal ini ditandai dengan rasa nyeri, kesemutan, atau kebas pada lidah, bibir, gusi, dan pipi. Cedera saraf bisa mengganggu aktivitas kamu sehari-sehari, seperti menjadi sulit makan atau minum. Namun, komplikasi ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa minggu pasca operasi gigi.

MENGAPA ANASTESI BISA MENGAKIBATKAN KEMATIAN

 

  • Dosis yang salah

Jenis dan jumlah anastesi bergantung pada prosedur medis yang pasien perlukan :

a) Umum – Membuat pasien tidak sadarkan diri, sehingga otaknya tidak merespons rasa sakit

b) Lokal – Mematikan area kecil tempat prosedur dilakukan

c) Regional – Digunakan untuk operasi pada sebagian besar tubuh

d) Sedasi – Membuat pasien mengantuk atau rileks dan dapat diberikan pada tingkat yang berbeda-beda

 

  • Obat yang salah atau “tukar jarum suntik”
  • Pengiriman obat yang tertunda
  • Pemantauan yang tidak memadai
  • Kegagalan untuk mengenali dan merespons keadaan darurat
  • Intubasi yang salah
  • Peralatan yang rusak
  • Kurangnya komunikasi antar tim medis
  • Manajemen pasca operasi yang tidak efektif

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image