Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zikria Uzma

Resensi Novel Anak Rantau Karya Ahmad Fuadi

Pendidikan dan Literasi | 2024-05-21 23:09:55

Judul : Anak Rantau

Penulis : Ahmad Fuadi

Penerbit : Falcon Publishing

Tahun terbit : Juli 2017, cetakan pertama

Jumlah halaman : 370 halaman

ISBN : 978-602-605-14-93

``Anak Rantau'' merupakan novel yang mengisahkan perjalanan Ahmad, seorang pemuda Minang yang meninggalkan kampung halamannya di Padang untuk mengejar impiannya mengenyam pendidikan tinggi di Jakarta. Ahmad mengejar cita-citanya dengan semangat, bahkan meninggalkan kehidupan nyaman di keluarga dan kampung halaman.

Dalam perjalanannya, Ahmad harus beradaptasi dengan kehidupan barunya di Jakarta yang penuh tantangan dan kesulitan. Ia tinggal di rumah kontrakan bersama teman-temannya yang juga berasal dari daerah lain di Indonesia. Meskipun awal yang sulit, Ahmad berhasil menemukan kekuatan dalam persahabatan dan dukungan dari teman-temannya.

Namun perjalanan Ahmad tidak mulus. Berbagai kendala dan tantangan harus ia hadapi seperti masalah keuangan dan perbedaan budaya. Dengan tekad dan semangat yang besar, Ahmad berhasil mengatasi segala kendala yang dihadapinya.

Selama berada di Jakarta, Ahmad juga pernah menjalin asmara dengan seorang wanita bernama Raisha. Hubungan mereka menjadi salah satu fokus utama cerita, menggambarkan rumitnya hubungan romantis dan perjuangan mencari jati diri di tengah kesibukan kota. Melalui perjalanannya di Jakarta, Ahmad belajar banyak tentang dirinya, persahabatan, cinta, dan impian. Ia juga menemukan bahwa makna sebenarnya dari “Rantau” (Merantau) bukan sekedar meninggalkan tempat asal, namun juga mencari dan menghadapi tantangan baru dalam hidup.

Ahmad Fuadi berhasil menggambarkan secara hangat dan cair perjalanan emosional dan spiritual seorang anak perantauan dalam mencari jati diri dan makna hidup di tengah kerasnya kehidupan di ibu kota.

“Bagaimana sedih dan merasa terbuang itu melemahkan. Bagaimana terlalu berharap kepada manusia dan makhluk itu mengecewakan. Jadi, kalau merasa ditinggalkan, jangan sedih. Kita akan selalu ditemani dan ditemukan oleh yang lebih penting dari semua ini.

Salah satu kutipan novel yang menarik bagi saya, kutipan ini mengajarkan kita bahwa kesedihan dan perasaan ditinggalkan bisa membuat kita lemah karena terlalu berharap pada orang sering kali berujung pada kekecewaan. Namun daripada terpuruk dalam kesedihan, kita harus ingat bahwa ada sesuatu yang lebih penting selalu bersama kita, yaitu Tuhan. Karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, kita dapat menemukan kedamaian dan kekuatan dengan mengandalkan kekuatan rohani ketika kita merasa ditinggalkan.

Secara keseluruhan, Anak Rantau adalah novel menarik dan mengharukan yang menyampaikan pesan universal tentang keberanian, ketekunan, dan impian. Novel ini memberikan pengalaman mendalam tentang apa artinya sejati dari merantau, menemukan dan mengatasi tantangan baru dalam hidup, serta pentingnya persahabatan dan cinta dalam proses menemukan jati diri.

Resensi novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi (sumber foto: goodreads.com)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image