Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Savira Berliana

Keajaiban Tanpa Cedera: Fisika Terapan di Balik Superhero Marvel

Edukasi | 2024-05-17 19:03:09

Dalam jagat film superhero, terutama yang dihasilkan oleh Marvel Studios, kita sering melihat adegan-adegan yang menampilkan aksi spektakuler dan kemampuan luar biasa yang melampaui batas manusia biasa. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul di benak penonton adalah mengapa karakter-karakter ini tampaknya tidak pernah mengalami cedera serius meskipun terlibat dalam pertarungan sengit dan situasi berbahaya. Dari perspektif fisika terapan, fenomena ini dapat dijelaskan melalui beberapa konsep dasar yang sering diabaikan dalam narasi film untuk meningkatkan dramatisasi.

Salah satu prinsip fisika yang paling fundamental adalah hukum Newton tentang gerak, terutama hukum ketiga yang menyatakan bahwa untuk setiap aksi, ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Dalam konteks superhero, karakter seperti Thor yang memegang palu Mjolnir, dapat memberikan pukulan yang sangat kuat tanpa terluka karena secara teoretis, ia memiliki kepadatan otot dan struktur tulang yang jauh melampaui manusia normal yang memungkinkan dia menyerap dan mengirimkan gaya yang sangat besar.

Contoh penggunaan hukum Newton ini dapat dijelaskan melalui persamaan dasar F = ma, dimana F adalah gaya, m massa, dan a adalah percepatan. Jika Thor misalnya memiliki massa yang sangat besar dan mampu menghasilkan percepatan yang tinggi ketika memukul, maka gaya yang dihasilkannya pun akan sangat besar, tetapi karena massa dan kepadatan tubuhnya yang juga tinggi, ia tidak mengalami cedera yang serius seperti yang akan terjadi pada manusia biasa.

Prinsip kekekalan energi juga berperan penting dalam menjelaskan bagaimana superhero bisa melompat dari ketinggian yang sangat tinggi atau mendarat di tanah tanpa cedera. Energi yang dipunyai oleh objek, menurut fisika, tidak hilang tetapi hanya berubah bentuk. Ketika superhero seperti Hulk melompat dan mendarat, energi kinetik yang besar yang dihasilkan saat pendaratan diubah menjadi bentuk energi lain seperti energi suara atau bahkan deformasi ringan pada tanah yang mendaratnya.

Dalam banyak kasus, kemampuan superhero untuk bertahan dari cedera serius juga dijelaskan melalui penggunaan material fiktif atau teknologi canggih. Misalnya, baju Black Panther yang terbuat dari Vibranium, sebuah elemen fiksi di Marvel yang dapat menyerap, menyimpan, dan melepaskan energi kinetik. Dengan demikian, pakaian ini tidak hanya melindungi T'Challa dari dampak fisik tetapi juga memungkinkan dia untuk menggunakan energi dari serangan yang diterima untuk meningkatkan kekuatan balasannya.

Selain hukum Newton dan kekekalan energi, konsep momentum sering digunakan untuk menjelaskan bagaimana superhero seperti Captain America bisa menahan serangan atau bahkan menghentikan benda bergerak besar tanpa mengalami cedera. Rumus momentum adalah p = mv, di mana p adalah momentum, m adalah massa, dan v adalah kecepatan. Dengan massa yang cukup besar atau kecepatan yang cukup tinggi, superhero dapat mencapai momentum yang sangat besar. Captain America, misalnya, menggunakan perisainya yang terbuat dari Vibranium untuk menyerap dan mendistribusikan gaya dari pukulan yang mungkin membahayakan orang normal, menjadikannya semacam mekanisme peredam yang ideal.

Teori relativitas Einstein juga bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan beberapa kemampuan yang tampaknya mustahil. Misalnya, kemampuan Quicksilver untuk bergerak sangat cepat mungkin terlihat sebagai pelanggaran terhadap batas kecepatan cahaya, tetapi dalam kerangka kerja fisika, ini bisa dijelaskan melalui pengaruh relativistik yang mengubah percepatan waktu dan ruang. Walaupun ini adalah konsep yang sangat teoretis dan abstrak, dalam dunia Marvel, penerapannya memungkinkan aksi yang menarik dan dinamis tanpa konsekuensi fisik yang serius.

Teknologi dan biomekanik dalam alam semesta Marvel juga menyediakan penjelasan tentang bagaimana beberapa cedera yang tampaknya fatal bisa dihindari. Tony Stark (Iron Man), dengan bantuan AI dan suit berteknologi tinggi, mampu mengoptimalkan proteksi dan efisiensi energi sehingga dampak dan tekanan pada tubuhnya diminimalisir. Sistem ini tidak hanya melindungi dari cedera tetapi juga memungkinkan dia untuk memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan fisiknya.

Fisika kuantum dan dimensi alternatif, seperti yang digunakan dalam film Doctor Strange, menawarkan perspektif lain mengenai realitas dan fisika. Dalam konteks ini, cedera dan hukum fisika dapat memiliki aturan yang berbeda, tergantung pada dimensi atau realitas. Manipulasi realitas dan waktu membuka kemungkinan tanpa batas untuk menghindari atau memperbaiki cedera yang dalam kondisi normal akan permanen.

Dalam menciptakan narasi yang menarik, Marvel telah dengan cerdik menggabungkan prinsip-prinsip fisika dengan elemen fantastis, memungkinkan pembentukan sebuah alam semesta di mana superhero dapat bertahan dari situasi yang tidak mungkin mereka lalui tanpa cedera serius dalam kehidupan nyata. Sementara aplikasi fisika dalam film superhero mungkin tidak selalu ilmiah akurat, penggunaan prinsip-prinsip ini adalah kunci untuk menyajikan aksi yang menegangkan dan memuaskan secara visual. Dengan memahami dasar-dasar fisika ini, penonton bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang cara kerja alam semesta superhero Marvel dan mengapresiasi kekayaan kreativitas yang ditawarkan oleh genre film ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image