Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hikmatul Aulia

Menaklukan Kecemasan Beretorika dengan Percaya diri

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 14 May 2024, 22:18 WIB
Sember: Dokumen Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Hikmatul Aulia (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Kecemasan beretorika termasuk rasa tidak percaya diri, takut salah, dan tidak nyaman di depan umum. Hal itu terjadi sebagai respons terhadap sesuatu yang dianggap mengancam. Sesuatu yang dianggap mengancam itu sebetulnya belum tentu terjadi. Seperti perasaan negatif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, kegagalan, dan ketakutan yang menyebabkan pendengar menilai anda rendah.

Setiap orang dapat mengalami kecemasan beretorika. Seorang yang tinggi kemampuannya bisa mengalaminya sebab ketika tamoil di ruang publik dia merasa sedang diuji kompetensinya, Cara mengatasi kecemasan beretorika seperti bisa dengan melakukan relaksasi. Sebagian orang percaya bahwa releksasi dapat mengurangi ketegangan.

Jika anda menghadapi orang yang lebih berpengalaman dalam retorika atau orang yang lebih senior dan kemungkinan mengalami ketegangan. Cara mengatasi kondisi ini harus menumbuhkan percaya diri. Sebab percaya diri menjadi kunci sukses beretorika di hadapan khalayak.

Ketakutan beretorika sering kali timbul sebagai reaksi terhadap situasi yang tak terduga dan tiba-tiba. Seperti lampu padam sehingga tidak bisa membaca konsep ceramah, untuk mengatasi kondisi semacam ini penting untuk dapat melakukan improvisasi, memiliki kepercayaan diri, dan tidak takut membuat kesalahan.

Kekhawatiran beretorika bisa timbul ketika seorang pembicara memiliki kesamaan gaya berbicara dengan pembicara lain. Pada saat inilah dia harus menjadi diri sendiri, percaya diri, dan tidak takut salah. Memang disarankan bagi seorang penceramah untuk memiliki penguasaan dalam gaya berbicara yang dimiliki oleh orator ulung.

Kecemasan beretorika yang muncul akibat pengalaman pribadi atau kegagalan orang lain dalam berbicara di bawah tekanan publik dapat diatasi dengan mengidentifikasi akar masalahnya, melakukan persiapan yang lebih matang, dan tampil dengan penuh keyakinan bahwa pengalaman buruk tersebut tidak akan terulang pada diri sendiri.

Namun sebenarnya penyebab utama kecemasan beretorika adalah kurangnya keterampil dan pengalaman. Oleh karena itu, masalah ini lebih berkaitan dengan faktor teknis yang kemudian berdampak pada masalah psikologis. Untuk mengatasinya, penting untuk melatih diri secara intensif, mempelajari gaya berbicara dari para orator termpil, dan menghilangkan rasa takut untuk membuat kesalahan saat tampil di depan publik.

Di luar yang sudah disebutkan, seorang publik figur sebenarnya bisa saja mengalami kecemasan beretorika ketika didapuk untuk tampil berbicara di hadapan khalayak. Kecemasan tersebut lebih sering muncul karena kesadaran bahwa sebagai seorang selebritas dan ketika melakukan kesalahan dapat dengan cepat menyebar luas dan menjadi viral.

Jika dirangkum dari paparan di atas, cara mengatasi kecemasan beretorika meliputi melakukan relaksasi, mengadopsi pikiran positif, tidak takut membuat kesalahan, memiliki kepercayaan diri, melatih diri, melakukan persiapan yang matang, memusatkan perhatian, dan berusaha untuk mengurangi tekanan publik. Selain itu, penting untuk mengingat bahwa kecemasan beretorika adalah kondisi psikologis yang alami dan dapat dialami oleh siapa saja.*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image