Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Ilham Arrazi

Lafran Pane dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Sejarah | 2024-04-28 20:31:47
Prof. Drs. Lafran Pane

Lafran Pane, seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia, lahir pada 5 Februari 1922 di Sipirok, Sumatra Utara. Ia dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947. Lafran Pane berasal dari keluarga seniman dan sastrawan, dengan ayahnya, Sutan Pangurabaan Pane, seorang guru dan seniman Batak Angkola di Muara Sipongi, Mandailing Natal.

Keluarga Lafran Pane merupakan keluarga sastrawan dan seniman yang kebanyakan menulis novel, seperti kedua kakak kandungnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane yang juga merupakan sastrawan dan seniman. Sutan Pangurabaan Pane termasuk salah seorang pendiri Muhammadiyah di Sipirok pada 1921. Sedangkan Kakek Lafran Pane adalah seorang ulama Syekh Badurrahman Pane, maka pendidikan keagamaannya didapat sebelum memasuki bangku sekolah.

Pendidikan sekolah Lafran Pane dimulai dari Pesantren Muhammadiyah Sipirok (kini dilanjutkan oleh Pesantren K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Setia dekat Desa Parsorminan Sipirok. Dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah Lafran Pane ini mengalami perpindahan sekolah yang sering kali dilakukan, hingga pada akhirnya Lafran Pane meneruskan sekolah di kelas 7 (Tujuh) di HIS Muhammadiyah, menyambung hingga ke Taman Dewasa Raya Jakarta sampai pecah Perang Dunia II, pada saat itu ibu kota pindah ke Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Islam (STI) yang semula di Jakarta juga ikut pindah ke Yogyakarta.

Wawasan dan intelektual Lafran berkembang saat proses perkuliahan yang membawa pengaruh pada diri Lafran Pane yang ditandai dengan semakin banyaknya buku-buku Islam yang ia baca. Sebelum tamat dari STI, Lafran pindah ke Akademi Ilmu Politik (AIP) pada April 1948 Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kemudian dinegerikan pada tahun 1949. Tercatat dalam sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM), Lafran Pane termasuk salah satu mahasiswa yang pertama kali lulus mencapai gelar sarjana yaitu pada tanggal 26 Januari 1953. Dengan sendirinya, Drs. Lafran Pane menjadi salah satu sarjana ilmu politik pertama di Indonesia.

Lafran Pane merupakan tokoh Pahlawan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, tanggal 06 November 2017 yang berdasarkan surat ketetapan Presiden Republik Indonesia No:115/TK/Tahun 2017. Banyak sejarah yang beliau ukir dalam semasa hidupnya, mulai dari mendirikan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam yang di dalamnya terdapat kaum-kaum intelektual kritis, selain itu juga Lafran Pane merupakan sosok yang di anugerahi Guru Besar Ilmu Tata Negara, dan selalu eksis dalam mengawal jalannya situasi perkembangan bangsa mulai dari issue sosial budaya sampai agama, dan perpolitikan bangsa.

Logo HMI

Pada saat-saat awal Lafran Pane ingin mendirikan atau membentuk HMI karena adanya unsur psikologis dalam dirinya atau situasi kebatinan sebagai perwujudan komitmen atas dasar ke-Islaman dan Nasionalisme. Lanjutnya beliau mengumpulkan rekan sejawatnya sesama mahasiswa di lingungan Sekolah Tinggi Islam (STI) dan organisasi mahasiswa terkait lainnya untuk mendiskusikan hajatnya membentuk atau mendirikan organisasi Mahasiswa Islam yang dihimpun dalam satu wadah yaitu HMI.

Singkatnya Lafran Pane dan rekan sejawat akhirnya membuat rapat pembentukan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI, yang sudah tercatat sejarah bangsa Indonesia pada tanggal 05 Februari 1947 menetapkan berdirinya HMI. Sebagai dasar tujuan yaitu mempertahankan Negara Indonesia mempertinggi derajat rakyat, serta menegakkan dan juga mengembangkan ajaran agama Islam.

Gerak langkah HMI hingga kini tidak luput mengambil interprestasi pemikiran Lafran Pane untuk menjalankan kegiatan pendidikan kader atau yang biasa dikenal kegiatan perkaderan. Maka akhir dari tujuan kegiatan perkaderan HMI tertuju pada membentuk profil kader yang ideal, yakni Muslim Intelektual profesional. Tiga aspek penekanan dalam usaha pelaksanaan pendidikan kader yaitu, pembentukan integritas watak dan kepribadian, pengembangan kualitas intelektual atau kemampuan ilmiahnya, pengembangan kemampuan profesional atau keterampilannya, yang terintegrasi satu sama lain secara utuh.

Gagasan Lafran Pane dalam pembetukan intelektual Muslim Indonesia sudah melewati proses panjang, melalui kegiatan-kegiatan pendidikan yang dijalankan. Sehingga wujud dari profil kader HMI ialah intelektual Muslim profesional sesuai dengan gerak langkah tujuan HMI itu sendiri, “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi,yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT”.

Tujuan HMI ini pun dikembangkan lagi menjadi lima kualitas insan cita yang dituangkan dalam tafsir tujuan HMI, yang mengandung 17 indikator yang di cita-citakan. lima kualitas insan cita merupakan hasil pengembangan dari interpretasi pemikiran Lafran Pane, yakni gagasan Lafran Pane dalam mendirikan HMI, yang meliputi wawasan keislaman, keindonesiaan, dan kemahasiswaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image