Ilmu Dakwah
Agama | 2024-04-23 07:36:18Oleh: Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) & Najwa Mursal (Mahasiswi UIN Svarif Hidayatullah Jakarta)
Ilmu dakwah bisa dianggap sebagai ilmu yang bersifat empiris karena muncul melalui proses penelitian yang melibatkan penelitian perpustakaan serta penelitian lapangan. Dakwah juga bisa dianggap sebagai ilmu ketika dipahami melalui pengamatan langsung, baik secara individual maupun dalam konteks kelompok, serta melalui percobaan berulang hingga konsep dan teori bisa terbentuk.
Di samping itu, ilmu dakwah juga harus memiliki struktur yang sistematis dan terorganisir, yang didasarkan pada suatu metode berpikir ilmiah yang objektif sehingga bisa dipelajari dengan mudah oleh siapa pun. Dengan demikian, ilmu dakwah harus terstruktur dan menggunakan metode yang permanen.
Selanjutnya, dalam ilmu dakwah pokok dan bagian-bagiannya harus diuraikan secara akurat agar hubungan antara pokok dan bagian ilmu dakwah terlihat jelas, sehingga pemahaman yang komprehensif bisa tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu dakwah harus memiliki sifat yang analitis.
Ilmu dakwah juga harus bersifat obiektif, yang berarti tidak bersifat memihak serta terbebas dari prasangka. Ilmu dakwah hanya bisa dianggap sebagai ilmu ketika berlandaskan pada fakta, dan bukan pada fiksi atau emosi. Selain itu, objektifitas dalam konteks ini berarti tidak terpengaruh oleh pandangan pribadi.
Ilmu dakwah juga harus memiiki sifat verifikatif, artinya konsep dan teori yang dibentuk harus dapat dibuktikan dan didukung oleh fakta. Dengan kata lain, kebenaran dalam ilmu dakwah dapat diuji berdasarkan fakta serta data yang ada. Dakwah juga bisa dianggap. sebagai ilmu jka didekati secara kritis, yang berati ilmu dakwah dihasilkan melalui proses yang mendalam yang melibatkan analisis serta evaluasi yang cermat. Pendekatan kritis inilah yang merupakan cara berpikir ilmiah untuk menanggapi ilmu dakwah.
Selaniutnya, ilmu dakwah harus mematuhi prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, yaitu disusun dengan sistematis, objektif, rasional, dan empiris. Selain itu, ilmu dakwah juga harus logis, sesuai dengan logika, benar dalam penalaran, serta masuk akal.
8 karakteristik inilah yang meliputi sifat empiris, sistematik, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, serta logis yang terdapat dalam ilmu dakwah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.