Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Membaca Perang Iran-Israel

Politik | Sunday, 21 Apr 2024, 12:45 WIB
Ilustrasi tentara Israel VS Tentara Iran, Sumber : https://www.wanheartnews.com

Pasca serangan Iran respon atas diserangnya Kantor Konsulatnya di Suriah, yang menewaskan dua orang Jenderalnya, hal ini mengejutkan masyarakat dunia, untuk pertama kalinya Iran menyerang langsung wilayah Israel, sebelumnya konflik antara Iran-Israel melibatkan perang intelijen atau menggunakan proksi.

Serangan Iran kemarin menurut pengamatan penulis tidak ditunjukkan menghancurkan Isreal secara massif, karena memang yang ditarget adalah pangkalan-pangkalan militer, hal ini bisa dilihat dari jumlah drone dan rudal ditembakkan, hanya berjumlah 300, berbeda dengan pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023, ketika memulai operasi badai al-aqsa yang menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel, artinya serangan Iran sebatas memberikan peringatan kepada Israel dan Amerika Serikat, bahwa Iran memiliki kemampuan menyerang balik, menggunakan persenjataan bisa melintasi beberapa negara sebelum sampai ke wilayah Israel.

Keberanian Iran menyerang wilayah Israel bisa kita maknai sebagai kepercayaan diri Iran akan kemampuan alutsista militernya, drone-drone dimiliki Iran teridikasi digunakkan dibeberapa palagan di dalam perang Rusia-Ukraina, dimana efektivitas drone-drone itu mampu membalik situasi pertempuran. Keberhasilan Iran menciptakan drone perang ini, mengundang decak kekaguman, sudah menjadi rahasia umum negara Iran telah lama menerima sanksi berat dari dunia barat, sehingga akses mereka terhadap teknologi perang sesungguhnya sangat terbatas.

Pesan berikutnya ingin disampaikan Iran, sepertinya ditunjukan pada negara-negara Arab, bahwa Israel harus ditekan untuk menghentikan genosida pada masyarakat sipil di Jalur Gaza, keberanian Iran diharapkan menyadarkan negara-negara Arab untuk bersatu membantu masyarakat Palestina lepas dari belenggu penjajahan zionis Israel. Pesan paling penting menurut penulis, Iran ingin menunjukan serangan mereka itu terukur, terarah, dan tepat sasaran,bahwa rudal serta drone Iran tidak menyasar fasilitas sipil tetapi militer, tujuannya membuka mata dunia atas kesalahan berperang Israel yang mengabaikan hukum humaniter.

Pasca serangan Iran ke Israel, masyarakat dunia diliputi kekhawatiran akan terjadinya perang kawasan, bahkan diramalkan bisa menjadi pintu gerbang terjadinya perang dunia ketiga, tentunya tingkat eskalasi konflik itu tergantung respon balik dari pihak Israel, kalau pihak zionis membalas dengan menyerang langsung wilayah Iran, kemungkinan besar konflik akan membesar dan meluas. Serangan Balasan Israel

Banyak para pengamat berpendapat bila Israel tidak merespon serangan rudal dan drone Iran, eskalasi konflik bisa menurun diantara kedua belah pihak. Hal ini sangat dipahami oleh sekutu Israel, yaitu Amerika Serikat, yang mengeluarkan pernyataan tidak akan menjadi bagian dalam menyerang Iran bila Israel melakukan operasi militer ke negara para mulla itu.

Amerika Serikat fokus membantu sistem pertahanan Israel, negara adi kuasa ini tidak dalam posisi memberikan dukungan atau berkehendak terlibat menyerang wilayah Iran. Sebaliknya kalau Israel merespon dengan menyerang wilayah Iran secara langsung, dikhawatirkan konflik semakin membesar, sebab Iran tidak akan tinggal diam, negara ini telah menyampaikan ke masyarakat dunia, Iran akan merespon setiap serangan dengan melakukan serangan militer dalam sekala lebih besar, bila wilayahnya diserang Israel. Bentuk serangan bisa dilakukan langsung atau melalui sekutunya, yaitu Hizbullah (Libanon Selatan) dan Houthi (Yaman). Hal ini perlu dihindari sebab berpotensi mematik perang kawasan dan perang dunia ketiga, terlebih Iran memiliki kedekatan dengan negara-negara menjadi rival Amerika Serikat seperti Rusia, Cina, dan Korea Utara. Ketiga negara ini menjadi sekutu dekat Iran, ditambah Suriah dan Irak yang memiliki kedekatan ideologi dan teologis dengan Iran.

Tetapi Israel mengabaikan Amerika Serikat, pada Jumat dini hari 19 April 2024, Israel menyerang wilayah Iran (Isfahan) secara terbatas, serangan Israel sepertinya dilakukan hati-hati menghindari dampak kerusakan besar Iran, hal ini mengurangi resiko serangan balik lebih besar dan luas dari Iran. Serangan balasan Israel ini memberikan pesan, bahwa Israel mampu merespon balik setiap serangan ke wilayahnya, serta menunjukan Israel sebagai negara memiliki militer kuat memberikan perlawanan kepada pihak merugikan kepentingan mereka.

Analisis Wacana

Konflik Iran-Israel dapat dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang, menarik ketika kita melakukan komparasi analisis wacana antara keduanya ketika dihadapkan serangan militer ke wilayah mereka masing-masing. Ketika Iran menembakkan tiga ratus rudal dan drone ke wilayah Israel, sebagai respon di bomnya Kantor Konsulatnya di Damaskus, kita melihat diberbagai media elektronik atau online, terjadi kepanikan luar biasa, sirine meraung-raung diangkasa, dan bandara disesaki warga Israel yang akan meninggalkan Israel.

Sedangkan ketika Iran mengalami serangan terbatas dari Israel, kita menyaksikan sebaliknya, ketika dan pasca serangan, diberbagai media kita menyaksikan kehidupan di negara para mullah itu biasa-biasa saja, tidak terjadi kepanikan, apalagi drama eksodus warganya. Masyarakat Iran seperti siap menerima konsekuensi apapun ketika pemerintah mereka berkonfrontasi dengan Israel.

Di sisi lain beberapa bulan lalu ketika terjadi pertukaran tawaran dan sandera antara Hamas dengan Israel, dunia terkejut begitu akrabnya antara milisi brigade Izzuddin Al-Qassam dengan para sandera, bahkan drama saling melambaikan tangan terjadi. Hal ini sebaliknya tidak terjadi dengan kondisi tawanan Palestina ketika dibebaskan zionis Israel.

Di dalam studi analisis wacana kritis, kita bisa melihat teks berupa gambar atau video, sebagai sebuah makna terbuka bisa kita interpretasi. Bahwa di dalam pertarungan wacana pihak Israel sepertinya mengalami kekalahan telak. Israel terlalu percaya diri dengan alutsista modern dukungan dunia barat, mereka lupa, bahwa peperangan modern tidak hanya bermodal senjata, tetapi peperangan wacana di dunia media dari cetak, elektronik, dan digital.

Tentunya akar dari konflik Iran dengan Israel adalah kekerasan di Jalur Gaza, maka untuk meredakan konflik antara kedunya, tercapainya solusi atas bangsa Palestina, yaitu menghentikan aksi genosida Israel, pembebasan para sandera oleh hamas, pembebasan ribuan masyarakat Palestina dari penjara-penjara Israel, dan berdirinya Palestina sebagai negara merdeka.

Gili Argenti, Kolektor Buku dan Pemerhati Timur Tengah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image