Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahrijal Nurrohman

Kajian Qamiut Thugyan #11

Agama | Saturday, 20 Apr 2024, 15:25 WIB
Kitab Qamiut Thugyan

(واطلب لعلم ثم لقنه الورى # عظم كلام الرب واطهر تعصم)

Pada tulisan ke-11 ini, kita masih akan membahas perihal salah satu cabang iman, yakni mencari ilmu. Salah satu tanda dari keimanan seseorang adalah semangatnya dalam mencari ilmu. Rasulullah SAW bersabda:

اطلب العلم ولو بينك وبينه بحر من النار

Artinya: Carilah ilmu walaupun diantara kalian dan ilmu itu terbentang lautan api

Seberapapun sulitnya jalan yang kita tempuh untuk menggapai ilmu itu, kita tetap harus melaluinya. Bahkan dalam sabdanya di atas, Nabi Muhammad SAW tetap memerintahkan kepada kita untuk mencari ilmu walaupun jalan yang harus dilalui itu berupa lautan api. Lalu, bagaimana dengan kita hari ini yang sudah begitu banyak mendapatkan kemudahan untuk mengakses berbagai ilmu. Kitab dan buku begitu mudah kita dapatkan dengan hanya menekan layar gawai. Pertemuan antara guru dan murid tidak mesti harus dilakukan bertatap muka langsung, namun bisa lewat pertemuan via online. Jika dikaitkan dengan abad-21 ini yang serba mudah di semua lini, maka lautan api yang harus dilewati itu adalah rasa malas dan membuang-buang waktu.

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

اطلب العلم من المهد إلى اللحد

Artinya: Carilah ilmu dari buaian ibu sampai liang lahat

Dari perkataan Nabi di atas, kita bisa secara langsung menyimpulkan bahwa mencari ilmu tidak mengenal waktu dan kondisi. Selagi kita semua masih bisa bernafas, menuntut ilmu tetap menjadi tugas kita di dunia. Ulama' salaf berkata, "Ilmu itu dibagi menjadi empat: (1) Ilmu fikih untuk agama; (2) Ilmu kedokteran untuk badan; (3) Ilmu bintang untuk mengetahui waktu; (4) Ilmu nahwu untuk lisan.

Sedari awal kita membicarakan tentang ilmu, ilmu dan ilmu. Pertanyaannya, apa itu ilmu? Dalam kitab Al-Wajiz fi Ushulil Fiqhi Al-Islami, dijelaskan definisi ilmu secara bahasa adalah (المعرفة، اليقين، الشعور) atau jika dalam bahasanya Indonesianya, ilmu secara bahasa adalah mengetahui, yakin dan merasa. Adapun secara istilah, salah satu definisinya adalah (الإعتقاد الجازم المطابق للواقع عن دليل) atau jika diterjemahkan maka definisi dari ilmu adalah keyakinan yang mutlak yang selaras dengan fakta berdasarkan bukti yang ada. Ambillah contoh dari api. Kita mengetahui bahwa api itu bersifat panas dan membakar. Kita bisa tahu itu dengan berbagai macam eksperimen dan percobaan.

Dalam kitab Qamiut Thugyan, dijelaskan ada dua cara seseorang bisa memperoleh ilmu: Pertama, dengan cara usaha (belajar), dan kedua, dengan cara mendengarkan. Cara pertama ini dilakukan dalam bentuk senantiasa belajar dan membacakan bacaan kepada guru. Adapun cara kedua, dilakukan dengan mendengarkan kalam-kalam ulama' dalam urusan agama dan dunia. Cara kedua ini tidak akan berhasil kecuali dengan adanya rasa mahabbah kepada guru, senantiasa duduk bersamanya dan meminta penjelasan kepadanya.

Diterangkan juga bahwa wajib bagi seorang murid dalam belajarnya untuk berniat mencari ridha Allah SWT, menjadi bekal untuk kehidupan akhirat, menghilangkan kebodohan diri sendiri dan seluruh kebodohan lainnya, menghidupkan agama, dan bersyukur atas nikmat akal dan badan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Di sisi lain, murid tidak boleh dalam mencari ilmu berniat untuk cari muka di hadapan manusia, mencari kehidupan dunia dan kemuliaan di hadapan pemimpin dan selainnya.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image