Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NINDYA KARONAWITRI

Metode Micro Investing: Pendidikan Keuangan dan Investasi Bagi Generasi Muda

Bisnis | Friday, 19 Apr 2024, 19:05 WIB

Investasi memainkan peran krusial dalam mengembangkan kekayaan personal dan mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, partisipasi dalam pasar modal Indonesia masih rendah. Meskipun sekitar 11,5 juta penduduk terlibat sebagai investor, jumlah ini dianggap kurang signifikan dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang memiliki investor jauh lebih banyak daripada jumlah penduduknya. Beberapa alasan utama kurangnya partisipasi masyarakat Indonesia dalam pasar modal adalah sebagai berikut:

  1. Persepsi Keagamaan: Beberapa individu menganggap bahwa menjadi investor saham bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang mereka anut.
  2. Pandangan Sosial Ekonomi: Terdapat persepsi bahwa investasi saham hanya cocok untuk kalangan kaya dan tidak sesuai dengan masyarakat umum yang memiliki keterbatasan finansial.
  3. Persepsi Risiko Tinggi: Banyak yang percaya bahwa investasi saham memiliki risiko yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan ketakutan dan keengganan untuk terlibat dalam pasar modal.
  4. Kompleksitas Persepsi: Beberapa orang masih merasa bahwa investasi saham adalah hal yang rumit dan membingungkan.
Grafik 1: Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia 2023. sumber : KSEI.co.id (kustodian Sentral Efek Indonesia)

Mengapa Literasi Keuangan Penting?

Persepsi - persepsi tersebut disebabkan oleh minimnya Literasi keuangan dan pemahaman investasi. Padahal Literasi keuangan sangat penting karena:

  1. Mendukung Kesejahteraan Masa Depan
  2. Berkontribusi pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
  3. Mengajarkan Kebiasaan Menabung.
  4. Mengontrol belanja impulsif dan mengelola keuangan dengan disiplin untuk mencegah pemborosan.
  5. Meningkatkan kesadaran individu terhadap mengidentifikasi tanda-tanda mencurigakan dalam transaksi keuangan.

Padahal, pada kenyataannya, berinvestasi di pasar modal atau menjadi investor saham tidak sesulit yang dibayangkan oleh sebagian masyarakat. Dengan pemahaman yang tepat, pendekatan yang cermat, dan pembelajaran yang berkelanjutan, banyak orang dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh pasar modal untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Oleh karena itu, ada baiknya memulai investasi sedini mungkin.

Mengapa Melakukan Investasi Sejak Dini?

Investasi pada tahap awal memiliki beberapa keunggulan yang menarik:

  1. Adanya Bunga Majemuk (Compound Interest): Investasi awal memanfaatkan prinsip bunga majemuk, yang dapat signifikan meningkatkan pengembalian investasi dalam jangka panjang.
  2. Dampak Jangka Panjang: Menunda investasi berarti kehilangan potensi keuntungan. Sebagai contoh, memulai investasi pada usia 20 daripada usia 30 dapat menghasilkan lebih dari 50% dari total portofolio pada usia 65.
  3. Adanya Penurunan Investasi Jangka Panjang: Meskipun memiliki manfaatnya, investasi jangka panjang mengalami penurunan. Banyak investor kini lebih memilih periode penahanan yang lebih singkat dan keuntungan cepat, dengan rata-rata periode penahanan saham menurun dari 8 tahun pada akhir 1950-an menjadi hanya 5,5 bulan pada Juni 2020.
Grafik 2: perbandingan jumlah investasi dan total return yang didapat berdasarkan perbedaan usia memulai. Sumber: medium.com

Salah satu cara yang efektif untuk melakukan investasi khususnya untuk pemula adalah melalui micro investing.

Definisi Micro Investing

Ilustrasi 1: Micro Investing. Sumber: Pinterest.com

Micro investing memungkinkan investasi dengan dana kecil melalui aplikasi atau platform investasi, memungkinkan individu untuk memulai dengan nominal rendah. Berbeda dengan investasi tradisional yang membutuhkan alokasi dana besar, dalam micro investing, investor dapat membeli pecahan saham atau unit reksa dana dengan modal minimal, bahkan hanya Rp 10.000. Cocok bagi investor pemula, micro investing juga dapat membantu membangun kebiasaan menabung dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Berikut Adalah Beberapa Keunggulan Mikro Investing:

  • Tersedia untuk semua orang, tanpa memandang seberapa besar penghasilan mereka.
  • Memungkinkan investor untuk berinvestasi dengan modal minimal.
  • Dapat membantu investor untuk membangun kebiasaan menabung dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
  • Mikro investing memungkinkan investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dengan berinvestasi dalam berbagai jenis aset.
  • Mikro investing mudah dilakukan dan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja menggunakan aplikasi smartphone.

Berikut Adalah Beberapa Kekurangan Mikro Investing:

  • Semua investasi mengandung risiko, dan mikro investing tidak terkecuali. Investor dapat kehilangan uang jika nilai investasi mereka turun.
  • Beberapa aplikasi mikro investing mengenakan biaya untuk transaksi.
  • Mikro investing adalah strategi investasi jangka panjang, dan investor tidak boleh mengharapkan untuk menjadi kaya dengan cepat.

Berinvestasi menjadi lebih mudah diakses, bahkan investasi kini dapat diakses melalui aplikasi. Meskipun demikian, ada pertimbangan utama yang perlu direnungkan sebelum memulai investasi.

Pertimbangan Sebelum Memulai Mikro Investing

Sebelum memilih aplikasi mikro investing, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:

  1. Modal minimal: Berapa modal minimal yang diperlukan untuk berinvestasi di aplikasi tersebut?
  2. Pilihan investasi: Apa saja pilihan investasi yang ditawarkan oleh aplikasi tersebut?
  3. Biaya: Berapa biaya yang dikenakan oleh aplikasi tersebut?
  4. Fitur: Apa saja fitur yang ditawarkan oleh aplikasi tersebut?
  5. Keamanan: Kita tetap harus mempertimbangkan apakah aplikasi tersebut resmi terdaftar dan diawasi OJK dan aman?

Rekomendasi Aplikasi yang Menawarkan Micro Investing di Indonesia

Berikut beberapa aplikasi mikro investing di Indonesia yang bisa pertimbangkan:

Reksadana

  1. Bibit: Bibit adalah aplikasi robo advisor yang membantu memilih reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi investor. Bibit juga menawarkan fitur "autodebit" yang memungkinkan investor untuk berinvestasi secara rutin setiap bulan.
  2. Raiz: Aplikasi ini memungkinkan investor untuk berinvestasi reksadana dengan modal minimal Rp 10.000. Raiz menawarkan berbagai pilihan reksadana dari berbagai Manajer Investasi (MI) ternama di Indonesia. Raiz juga memiliki fitur "round-up" yang secara otomatis membulatkan sisa transaksi ke atas dan menginvestasikannya ke reksadana pilihan.
  3. Tanamduit: Tanamduit adalah aplikasi reksadana online yang menawarkan berbagai pilihan reksadana dari berbagai MI ternama di Indonesia. Tanamduit juga memiliki fitur edukasi yang dapat membantu investor pemula mempelajari lebih lanjut tentang investasi reksadana.

Emas

  1. Pluang: Peluang adalah aplikasi investasi emas yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual emas secara online. Pluang juga menawarkan fitur "cicil emas" yang memungkinkan untuk membeli emas secara bertahap.
  2. Tokopedia Emas: Tokopedia Emas adalah fitur investasi emas yang ditawarkan oleh Tokopedia. Investor dapat membeli dan menjual emas di Tokopedia Emas dengan menggunakan saldo Tokopedia.

Sekuritas

  1. IPOT: IPOT adalah perusahaan sekuritas yang menawarkan berbagai layanan investasi, termasuk trading saham, reksadana, dan surat berharga negara. IPOT memiliki aplikasi mobile yang memudahkan investor untuk berinvestasi secara online.
  2. Mirae Asset Sekuritas: Mirae Asset Sekuritas adalah perusahaan pialang efek yang menyediakan beragam layanan investasi, termasuk perdagangan saham, reksa dana, dan ETF. Mirae Asset Sekuritas memiliki aplikasi mobile yang memudahkan investor untuk berinvestasi secara online.

Strategi Pengelolaan Risiko untuk Micro Investing

Seperti halnya investasi lainnya, mikro investing juga memiliki risiko. Berikut adalah beberapa strategi pengelolaan risiko yang dapat diterapkan untuk meminimalkan risiko dalam mikro investing:

  1. Diversifikasi portofolio: Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dalam investasi. Ini melibatkan berinvestasi dalam berbagai jenis aset seperti saham, reksadana, obligasi, dan emas untuk mengurangi dampak fluktuasi harga pada satu aset.
  2. Berinvestasi dengan jangka panjang: Micro investing adalah strategi investasi jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Hasil investasi akan tumbuh seiring waktu, bukan secara instan
  3. Lakukan riset: Pilihlah aplikasi mikro investing yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan aplikasi tersebut memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
  4. Gunakan aplikasi mikro investing yang terpercaya: Pilihlah aplikasi mikro investing yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan aplikasi tersebut memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
  5. Pantau portofolio secara teratur: Penting untuk memantau portofolio secara teratur dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Portofolio dapat dipantau melalui aplikasi mikro investing yang digunakan atau melalui situs web perusahaan sekuritas.
  6. Atur stop-loss order: Stop-loss order adalah instruksi kepada broker untuk menjual asset secara otomatis jika harganya turun mencapai level tertentu. Stop-loss order dapat membantu untuk membatasi kerugian jika nilai investasi turun.
  7. Jangan berinvestasi dengan uang yang tidak dibutuhkan: Investasikan hanya uang yang tidak diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari atau darurat.

Dengan kesadaran yang semakin bertambah tentang pentingnya literasi keuangan dan investasi mikro, kita harus mengambil langkah-langkah cerdas untuk membangun pondasi finansial yang kuat. Dengan belajar tentang keuangan dan menggunakan strategi investasi mikro yang baik, kita dapat mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik dan memastikan keamanan finansial jangka panjang bagi diri sendiri dan generasi mendatang.

Penulis : Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image