Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tasya Khoirunnisya

Memperkuat Peran Lembaga Mikro Finansial dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Miskin

Eduaksi | Wednesday, 17 Apr 2024, 21:20 WIB

Pendahuluan

Foto oleh Fox: https://www.pexels.com/id-id/foto/sekelompok-orang-menonton-di-laptop-1595385/

Meskipun ekonomi mengalami kemajuan yang pesat, masih ada sebagian masyarakat yang terpinggirkan dalam kemiskinan. Mereka termasuk dalam kelompok marginal yang seringkali tidak dapat mengakses layanan keuangan formal. Kemiskinan merupakan masalah yang penting baik secara global maupun di tingkat nasional, dan tetap menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Untuk mengukur seberapa besar masalah kemiskinan ini, kita memerlukan penggunaan garis kemiskinan sebagai tolok ukur.

Garis kemiskinan mencerminkan jumlah uang minimum yang dibutuhkan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa selama periode Maret 2022-Maret 2023, garis kemiskinan nasional mengalami peningkatan signifikan di wilayah perkotaan maupun perdesaan, dengan kenaikan sebesar 8,90% dari bulan Maret 2022 hingga Maret 2023.

Hal ini tercermin dari angka garis kemiskinan nasional yang naik dari Rp505.469,00 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp550.458,00 per kapita per bulan pada Maret 2023. Selain itu, BPS juga mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,90 juta orang atau sekitar 9,36% pada bulan Maret 2023, menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan di Indonesia.

Peran Lembaga Mikro Finansial

Pemberdayaan masyarakat miskin melalui usaha mikro merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kemiskinan. Peran penting pemberdayaan ekonomi dalam pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara tidak bisa diabaikan. Lembaga keuangan memiliki peran yang signifikan dalam memberikan akses ke sumber daya keuangan yang mendukung pemberdayaan ekonomi ini. Lembaga Keuangan Mikro (LMF) merupakan lembaga keuangan khusus yang didirikan untuk membantu pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha, baik melalui berbagai bentuk layanan seperti pinjaman, pengelolaan simpanan, pembiayaan usaha skala mikro, maupun konsultasi pengembangan usaha (Peraturan OJK, 2021).

Produk keuangan seperti pinjaman mikro, tabungan, transfer uang, dan asuransi mikro membuka peluang bagi masyarakat miskin untuk memulai usaha kecil, memperoleh aset, dan meningkatkan standar hidup mereka. Kredit mikro memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat miskin dengan menyediakan akses keuangan melalui lembaga mikro finansial (LMF). Meskipun memiliki modal yang terbatas, dukungan keuangan dari LMF dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka sendiri (Hasyim, 2024). Usaha mikro yang dijalankan oleh masyarakat juga dapat memberikan dorongan pada aktivitas perekonomian secara lebih luas

Lembaga mikrofinansial memiliki peran yang krusial sebagai perantara dalam aktivitas ekonomi. Perantara di sini berfungsi sebagai jembatan antara usaha kecil dengan perekonomian secara umum dalam suatu masyarakat. Validitas usaha menjadi dasar bagi bantuan yang diberikan, disertai dengan bimbingan jangka panjang dari pengelola usaha, yang juga menjadi tanggung jawab lembaga mikrofinansial. Selain itu, lembaga mikrofinansial juga berfungsi sebagai alat penting untuk menciptakan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi, seperti peningkatan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi kemiskinan.

Tantangan dan Perbaikan

Foto oleh olia danilevich: https://www.pexels.com/id-id/foto/uang-kalkulator-kas-keuangan-5466785/

Lembaga Mikrofinansial (LMF) telah berperan sebagai pionir dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, serta membuka peluang baru untuk mereka keluar dari kemiskinan. Meskipun telah mencapai kemajuan yang signifikan, perjalanan LMF tidak selalu lancar. Di tengah potensinya yang besar, diperlukan peningkatan layanan secara terus-menerus, pengembangan teknologi keuangan yang lebih inklusif, dan penguatan pendidikan keuangan untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam mencapai inklusi keuangan yang lebih luas.

LMF masih menghadapi kendala dalam mencapai seluruh lapisan masyarakat miskin, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil. LMF masih terkendala oleh infrastruktur yang kurang memadai dan biaya operasionalnya yang tinggi. Dalam kasus ini, pemerintah dapat berkolaborasi dengan organisasi lokal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti mobile banking dan agen keuangan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan di wilayah terpencil.

Seringkali masyarakat miskin kurang mengetahui informasi seputar layanan LMF karena minimnya edukasi dan literasi keuangan mengenai manfaat dan cara mengoperasikan layanan LMF. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan dan kurangnya sosialisasi LMF kepada masyarakat miskin. Pemerintah dan pihak swasta dapat mengatasi masalah ini dengan mengadakan program edukasi di sekolah, komunitas, dan media sosial untuk meningkatkan pemahaman terkait dengan keuangan kepada masyarakat miskin.

Memperkuat peran LMF tidak hanya tentang meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga membuka jalan menuju kesejahteraan bagi masyarakat miskin. Dengan akses keuangan yang memadai, mereka dapat menjadi lebih mandiri, berdaya, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial.

Kesimpulan

Lembaga Mikro Finansial (LMF) memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. LMF menyediakan akses kepada layanan keuangan seperti pinjaman, tabungan, transfer uang, dan asuransi bagi mereka yang tidak terlayani oleh bank konvensional. Meskipun telah ada kemajuan yang signifikan, masih banyak langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan inklusi keuangan dan kesejahteraan masyarakat miskin.

LMF harus terus berinovasi dan berkolaborasi dengan pihak lain untuk memastikan bahwa semua orang bisa mendapatkan layanan keuangan yang mereka perlukan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Dengan memperkuat peran LMF, tidak hanya inklusi keuangan yang akan meningkat, tetapi juga peluang untuk kesejahteraan masyarakat miskin akan semakin terbuka. Akses keuangan yang memadai akan memberikan mereka kemampuan untuk mandiri dan turut serta dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih luas.

Daftar Pustaka

Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. 2023. Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro di Indonesia Tahun 2023. Badan Pusat Statistik.

Hasyim,. Et all. 2024. Peran Lembaga Keuangan dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. As-Syirkah: Islamic Economics & Finacial Journal. Universitas Negeri Medan.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 19/PJOK. 05/2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image