Menemukan 'Inner Peace' di Tengah Karut Marut Zaman
Agama | 2024-04-15 19:57:14Inner peace atau kedamaian batin selalu identik dengan sesuatu yang bersifat tenang, sunyi dan pemahaman tentang menyatunya pikiran dengan alam semesta. Kedamaian batin pun kerap dianggap oleh sebagaian besar masyarakat sebagai suatu kondisi ketika manusia tak lagi berambisi mengejar dunia. Benarkah demikian?. Bagaimana ajaran islam tentang menemukan kedamaian batin?.
Manusia yang memiliki keinginan mencari kedamaian batin biasanya mereka yang merasa terlampau sering kecewa, tersakiti, patah semangat atau merasa dikhianati berkali-kali. Kemudian, ide untuk menyendiri dan menemukan tempat-tempat yang tenang menjadi rujukan agar 'pulih' dari luka. Berharap dengan mendatangi tempat-tempat yang menawarkan pemandangan alam terbuka atau sekedar penataan interior yang estetik dapat menghilangkan sejenak beban di hati.
Kemudian, berangkat dari pemahaman inilah hari ini dapat kita lihat menjamurnya tempat wisata atau sekedar tempat 'ngopi' yang menawarkan fasilitas 'healing' kepada para pengunjung. Para pemilik modal berlomba-lomba menawarkan beragam pemandangan yang menyejukkan mata lewat konsep kesejukan alam terbuka. Walau pada prosesnya justru mencedrai alam itu sendiri, karena tak sedikit sawah yang harus berbagi tempat dengan kedai kopi kekinian, tanah resapan yang terbangun pusat perbelanjaan atau hotel-hotel mewah bahkan sungai yang harus di urug demi restoran yang menawarkan view pedesaan. Belum lagi masalah sampah yang terbit setelahnya.
Sebenarnya, tak ada masalah besar dalam islam ketika kita hendak berlibur sejenak di tengah kepenatan aktivitas. Namun yang menjadi masalah adalah ketika kita menjadikan gaya hidup ngopi,kuliner dan traveling sebagai obat penawar lelah dan luka. Lewat sudut yang lain, penulis ingin mengajak para pembaca agar melihat pandangan islam sebagai solusi segala problem kehidupan.
Islam mengajarkan kepada para pemeluknya lewat surat Al Fath ayat 4, bahwa ketenangan bukanlah sesuatu yang dicari, melainkan sesuatu yang Allah berikan kepada siapa saja yang beriman. "Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,". Ketenangan hati adalah sesuatu yang dapat diperoleh ketika muslim yang beriman Allah beri ia kemudahan dalam menambah keimanannya dengan menjadi pribadi yang jauh lebih taat kepada syariat.
Maka, adalah sebuah kekeliruan besar jika mencari ketenangan batin di tempat-tempat yang justru membuat muslim menggadaikan imannya, seperti tempat nongkrong yang malah mempermudah hubungan interaksi laki-laki dan perempuan non mahram, tempat-tempat yang malah menawarkan miras atau tempat yang justru memicu sifat boros dan riya. Bagaimana mungkin bisa diperoleh ketenangan batin dari perilaku yang menjauhkan pribadi seorang muslim dari syariat Allah.
Konsekuensi dari iman adalah percaya kepada Allah bukan hanya sebagai Maha Pencipta, namun juga sebagai Maha Pengatur. Muslim harus paham, iman yang kuat terpancar dari individu yang senantiasa taat pada aturan Allah. Pun ketika dihadapi oleh masalah, seorang muslim wajib mengimani takdir Allah. Segala yang terjadi adalah kuasa dan kehendak Allah taa'la. Peran kita manusia adalah hanya sebatas ikhtiar maksimal sesuai kemampuan dan sesuai koridor syariat. Ketika hasil tak sesuai dengan harapan, hanya sajadah yang terhampar dan tangan terbuka memohon ampunan serta keridhoanlah tempat kita mengadu. Disitulah letak dari ketenangan batin yang hakiki. Iman yang telah menancap di dada semakin bertambah karena selalu mengingat kuasa Allah dikala susah maupun senang.
Dari sini kita bisa memahami, hakikat kedamaian bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan dengan berlibur ke tempat-tempat rawan maksiat, menarik diri dari kehidupan sosial atau dengan berdiam diri tidak bekerja. Kedamaian adalah sesuatu yang akan kita temukan ketika Allah menambah kadar iman hambaNya. Karena hanya dengan Ridha Allah taa'la, hidup terasa tenang walau di tengah karut marut zaman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.