Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Leni Tania

Mengukur Inflansi : Indeks Harga Konsumen

Bisnis | Sunday, 14 Apr 2024, 09:38 WIB

Agar sebuah negara dapat mengelola ekonominya secara efektif dan beradaptasi dengan perubahan di pasar, inflasi harus diukur. Indeks Harga Konsumen (IHK) masih menjadi ukuran inflasi yang paling sering digunakan di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, meskipun telah ada banyak metode lain untuk mengukur inflasi yang akurat dan efisien.

IHK digunakan untuk mengukur inflasi karena "mewakili perubahan harga semua barang dan jasa yang dibeli untuk dikonsumsi oleh rumah tangga perkotaan." Indeks Harga Konsumen Terlepas dari kekurangannya, indeks ini dianggap sebagai instrumen ekonomi yang paling representatif untuk memperkirakan inflasi. Ada dua indeks yang digunakan oleh CPI untuk melacak perubahan harga produk. Tahun pertama berfungsi sebagai titik awal dan tolok ukur untuk perbandingan.

Negara-negara dan para ekonom terus menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk memantau inflasi meskipun IHK terutama melihat pengeluaran konsumen untuk barang-barang seperti "makanan dan minuman, perumahan, transportasi, perawatan medis ... dan lainnya" (Indeks Harga Konsumen, 2020). Investasi, biaya pembelian rumah, nilai budaya, infrastruktur, dan banyak lagi sektor lain yang mungkin tidak secara langsung memengaruhi inflasi tetapi memiliki dampak besar pada harga dan aktivitas ekonomi semuanya diabaikan oleh IHK. Volatilitas IHK sebagai indikator dasar inflasi adalah masalah lain.

Indeks Harga Konsumen (IHK) cenderung membesar-besarkan perubahan dalam jangka waktu yang pendek karena memasukkan pengeluaran konsumen dan juga biaya-biaya yang tidak dapat diprediksi seperti makanan dan energi. Diperkirakan bahwa bahkan CPI inti, yang tidak termasuk biaya energi dan makanan, melebih-lebihkan inflasi yang sebenarnya. Tanda-tanda lain belum

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image