Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maryam Sakinah

Antara Makan Siang Gratis dan Middle Income Trap

Agama | Friday, 12 Apr 2024, 21:44 WIB
Foto oleh Yan Krukau: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-makan-duduk-sekolah-8617547/

Sebagai pengusung ide program makan siang gratis, Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih 2024 mengirimkan tim ke India untuk mempelajari program makan siang gratis. Dipilihnya India karena negara ini memiliki penduduk yang sangat besar bahkan saat ini menjadi negara terbanyak penduduknya di dunia menyalip Cina. Artinya, kondisinya mirip dengan Indonesia. Alasan lainnya, program makan siang gratis yang dilakukan India tidak memberatkan APBN. Di India setiap anak mendapatkan jatah 11 sen dolar. (detik.com, 2/4/2024)

Pengiriman tim Prabowo-Gibran ke India untuk mempelajari tentang pengadaan logistiknya, central kitchen-nya, keterlibatan para ahli gizi, pendistribusiannya, dan dampak pemberian makan siang gratis ini pada anak-anak. Selain Gibran, Ketua Partai Golkar, Airlangga Hartanto berpendapat bahwa makan siang gratis merupakan investasi SDM penting agar Indonesia segera lepas dari middle income trap, yaitu keadaan suatu negara yang terjebak dengan pendapatan menengah dan kesulitan untuk melangkah naik menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi. (nasional.kompas.com, 7/4/2024)

Program Makan Siang Gratis Solusi untuk Middle Income Trap?

image credit: https://pixabay.com/id/photos/makanan-untuk-anak-lapar-makan-siang-885871/

Memiliki generasi penerus yang sehat, cerdas, dan unggul di berbagai bidang kehidupan merupakan dambaan setiap orang, bukan hanya para pemimpin negara. Walaupun tentu saja, upaya mewujudkannya merupakan tanggung jawab pemimpin sebab merekalah yang bertugas mengayomi seluruh rakyat. Memastikan terpenuhinya seluruh hajat hidup serta kesejahteraan rakyat pun sebenarnya menjadi tugas utama mereka.

Akan tetapi, sejatinya kualitas SDM dipengaruhi oleh banyak hal, bukan hanya dari konsumsi makanan, apalagi hanya makan siang. Ada faktor pendidikan dan kesehatan yang seharusnya bisa diakses seluruh rakyat dengan kualitas bagus dan merata di seluruh Indonesia. Kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan stabilitas politik, serta keamanan pun turut memberi andil dalam mewujudkan SDM berkualitas.

Bila melihat kondisi perekonomian negeri ini yang “amburadul”, berharap sepenuhnya pada program makan siang gratis sebagai pintu ajaib investasi SDM agar keluar dari jebakan middle income tentu sangat mustahil. Tidak itu saja, terselenggaranya program ini pun masih menjadi pertanyaan mengingat besarnya peluang korupsi. Sementara itu, korupsi di negara ini seolah bukan lagi tindak kriminal, tetapi budaya.

Ada banyak celah korupsi mulai dari pusat sampai daerah bila tidak diawasi secara ketat. Korupsi bisa terjadi pada pemotongan dana secara langsung, misalnya per siswa dijatah makan siang bergizi seharga 20 ribu rupiah, tetapi yang sampai pada siswa hanya 19 ribu rupiah. Korupsi secara tidak langsung pun bisa juga terjadi, yaotu pada pengurangan kualitas bahan pangannya. Sebagai contoh, seharusnya dibelikan yang kualitas A, tetapi dibelikan yang mutunya C. Contoh lainnya, seharusnya menggunakan kaldu ayam atau kaldu sapi asli, tetapi memakai kaldu instan yang hanya berperisa sapi dan ayam. Ke mana kelebihan dananya? Tentu saja masuk ke kantong-kantong oknum penyelenggara program. Bila hal ini terjadi, akan makin menjauhkan terwujudnya target yang dimaksud.

Cara Islam Wujudkan Generasi Cemerlang

image credit: https://pixabay.com/id/photos/bento-yakiniku-hidangan-jepang-7006665/

Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan warganya termasuk anak sekolah. Dengan demikian, generasi berkualitas akan semakin mudah terwujud. Dalam lintasan panjang peradaban Islam, lahirnya generasi berkualitas bukan sebatas angan. Ada berderet ilmuwan Islam yang pengaruhnya hingga kini, seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Al Khawarizmi peletak aljabar, dan Abbas Ibnu Firnas penemu konsep pesawat terbang.

Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, Islam juga mewajibkan negara mengelola seluruh sistem pemerintahan, termasuk perekonomiannya secara Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, sumber daya alam yang jumlahnya melimpah, semacam minyak bumi, listrik, hutan, air, sungai, dan laut, semuanya dikelola oleh negara sebagaimana hadis Rasulullah saw.

اَلنَّاسُ شُرَكًاءٌ فِي ثَلاَثٍ : اَلْكَلَاءُ وَالْمَاءُ وَالنَّارُ

Artinya, “Manusia berserikat dalam tiga hal yaitu: air, padang rumput dan api.” (HR Abu Dawud)

Negara akan mengelola dengan sebaik-baiknya, mengatur produksinya, termasuk dalam mendistribusikan seluruh aset-aset tersebut untuk rakyat. Kepada rakyat, negara tidak menjualnya dengan tujuan ekonomis, tetapi sebatas harga produksi. Berhadapan dengan rakyat, negara tidak boleh berlaku sebagai juragan dan calon pembeli. Namun, negara boleh menjualnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan bila dijual untuk keperluan produksi komersial. Demikian pula bila diekspor, negara boleh mencari keuntungan semaksimal mungkin.

Nah, hasil keuntungan dari penjualan ini dibelanjakan untuk seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan operasional lembaga negara yang ditunjuk untuk mengelola harta milik umum. Keuntungan ini juga digunakan untuk menjamin kemaslahatan seluruh rakyat, seperti melayani air minum secara gratis, listrik gratis, dan barang lain untuk keperluan rumah tangga atau menjualnya dengan harga yang semurah-murahnya.Sementara itu, barang-barang tambang yang tidak dikonsumsi oleh rakyat, misalnya nikel, tembaga, dan mineral lainnya bisa diekspor dan keuntungan nya untuk membangun sekolah gratis, rumah sakit gratis, layanan umum lainnya. Keuntungan yang didapat oleh negara bisa juga dibagikan kepada seluruh rakyat berupa uang dan barang, Nah, program pemberian makan gratis bisa diambilkan dari pos ini.

Dengan tata kelola Islam di seluruh aspek kehidupan, bukan hanya masalah generasi yang tersolusi, tetapi jebakan middle income pun tidak akan pernah terjadi. Negara akan sepenuhnya memperhatikan kesejahteraan rakyat dan meniadakan praktik korupsi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image