Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image QURROTUL AINI

Perjalanan Penulisan Al-Quran: Menggali Asal Usul Rasm dan Evolusinya

Agama | Thursday, 11 Apr 2024, 20:28 WIB

Perjalanan Penulisan Al-Qur’an: Menggali Asal Usul Rasm dan Evolusinya

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang dianggap sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan mereka. Al-Qur’an juga merupakan mu’jizat terbesar nabi Muhammad saw. yang masih ada hingga saat ini. Al-Quran, sebagai kitab suci bagi umat Islam, tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, tetapi juga melalui bentuk visual yang memikat, tidak hanya dihormati karena isinya yang penuh hikmah, tetapi juga karena keindahan penulisannya.

Mempelajari Al-Qur’an tidak cukup dengan hanya memahami ma’na dan artinya, tetapi terdapat beberapa aspek penting yang harus dipelajari di dalamnya. Salah satu aspek penting yang bisa dipelajari dalam ilmu Al-Quran adalah memahami rasm Al-Quran. Rasm Al-Quran memainkan peran esensial dalam menjaga keaslian teks suci ini sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga saat ini. Hal ini membantu memastikan bahwa salinan Al-Qur’an yang dibuat memiliki keseragaman dan keauntentikan yang sama dengan mushaf aslinya.

Rasm Al-Qur’an merupakan istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada tata cara penulisan dan huruf yang digunakan dalam mushaf Al-Qur'an. . Secara lebih spesifik, rasm Al-Qur'an mengacu pada bentuk dan gaya penulisan standar yang digunakan dalam menulis teks Al-Qur'an, termasuk bentuk huruf, tata letak, dan aturan penulisan yang diikuti. Status hukum rasm Al-Qur’an dalam mushaf Usmani ini ada yang mengakatakan bersifat tawqifi dan ada juga yang mengatakan ijtihad.

Sejarah Rasm al-Quran, memiliki akar yang dalam dan beragam. Jejak Sejarah munculnya membawa kita pada zaman nabi Muhammad saw. sendiri. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Al-Quran ditransmisikan secara lisan dan tertulis, namun penulisannya masih belum standar konsisten. Penulisan Al-Qur’an pada masa itu hanya ditulis dengan beberapa media seadanya seperti batu, daun, pelepah kurma ataupum semacamnya. Kemudian setelah Rasulullah wafat, muncullah proses pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an. Pengumpulan Al-Qur’an sudah ada sejak zaman khalifah Abu Bakar. Proses pengumpulan tersebut atas usulan sahabat Umar bin Khattab. Namun, pengumpulan pada masa Khalifah Abu Bakar tersebut hanyalah sekedar pengumpulan mushaf yang berserakan tanpa memperhatikan keseragaman tulisan Al-Qur’an. Awalnya, Al-Quran tidak memiliki tanda baca atau sistematisasi yang konsisten seperti yang kita kenal saat ini. Ketika sahabat-sahabat Nabi menyusun teks Al-Quran dalam bentuk tertulis, mereka harus mengembangkan aturan yang jelas untuk menentukan letak tanda baca, huruf, dan bentuk kata-kata.

Ketika Kekhalifahan Utsman bin Affan memutuskan untuk membuat salinan Al-Quran yang konsisten, kebutuhan akan standarisasi semakin mendesak. Ini membawa kepada penciptaan Mus'haf Utsmani, mushaf yang merupakan salinan Al-Quran pertama yang dikodifikasi dengan jelas. Proyek ini disepakati oleh Uthman dan tim yang dibentuk oleh Uthman, yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Proses pengerjaannya dilakukan dengan cermat dan memperhatikan detail-detail kecil dari tanda baca hingga penempatan kata-kata. Evolusi inilah yang menjadi awal mula dari Rasm al-Quran, yang kemudian terus dijaga dan diwariskan, memastikan konsistensi dan keberlanjutan dalam penulisan Al-Quran.

Rasm Al-Qur’an bukan hanya sekedar bentuk huruf-huruf Arab yang indah, tetapi juga tentang menjaga warisan yang kaya dan berharga dalam peradaban Islam. Rasm Al-Qur’ an mempumyai beberapa macam kaidah, yaitu kaidah ziyadah, kaidah hazf, kaidah sukun, kaidah hamzah, kaidah badal, kaidah fashl dan wasl serta kaidah bacaan yang memiliki 2 bacaan.

Sebagai umat muslim, mari kita terus merenungkan rasm Al-Qur’an dan mengapresiasikan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan dan seni yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari adanya ilmu rasm Al-Qur’an dan menghargai keindahan rasm Al-Qur’an, kita bisa memuliakan dan menjaga warisan seni dan kebudayaan untuk generasi mendatang serta memberikan inspirasi dan ketenangan kepada jutaan umat di seluruh dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image