Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firli Izan Haqiqi

Toleransi Perkuat Integrasi Nasional

Edukasi | Tuesday, 09 Apr 2024, 12:38 WIB

Integrasi Nasional adalah proses mempersatukan perbedaan dalam suatu negara menjadi kesatuan yang harmonis, di mana hal ini mengacu pada konsep Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, menjadi suatu lambang persatuan dan kesatuan. Di Indonesia terdapat berbagai macam perbedaan, mulai dari perbedaan ras, suku, bahasa, agama dan lainnya. Perbedaan yang ada bisa memicu konflik antar kelompok/perorangan sehingga dapat terjadi perpecahan dan pertikaian antar sesama warga negara yang menyebabkan disintegrasi. Disintegrasi ini yang dapat membuat suatu bangsa hancur, karena tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan warga negaranya. Ketika suatu bangsa tidak mempunyai rasa persatuan dan kesatuan maka akan mudah untuk dijatuhkan/dijajah oleh bangsa lain. Akan tetapi, perbedaan yang ada dapat menjadi sebuah persatuan dan kesatuan ketika warga negaranya itu memiliki toleransi. Perbedaan yang ada jadikan sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana dalam firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi;

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya : "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (Q.S. Al-Hujurat ayat 13)

Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang perbedaan, yang terdapat dalam kata "berbangsa-bangsa dan bersuku-suku". Allah Swt menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku tidak hanya untuk saling mengenal, tetapi juga untuk saling menolong, menghormati, dan menghargai perbedaan kelompok yang satu dengan yang lainnya, bukan saling menghina, mengolok-olok, memusuhi antar kelompok satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, saling menolong, menghormati, dan menghargai dapat diwujudkan dalam toleransi.

Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan antara individu atau kelompok dalam hal keyakinan, pendapat, atau kepercayaan. Secara etimologi, kata “toleransi” berasal dari bahasa Latin “tolerare” yang berarti sabar dan menahan diri. Secara terminologi , toleransi mengacu pada sikap yang tidak memaksakan kehendak, tidak mencela, dan tidak merendahkan orang lain karena perbedaan yang ada. Toleransi merupakan kunci utama untuk menciptakan integrasi nasional yang harmonis di Indonesia. Di Indonesia sendiri terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan bahasa, dan tanpa toleransi, perbedaan-perbedaan ini dapat memicu konflik dan memecah belah bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai perbedaan yang ada, dan memperkuat toleransi sebagai pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Fakta menunjukkan bahwa toleransi adalah faktor kunci dalam membangun integrasi nasional yang kuat. Menurut Survei Kebangsaan yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada tahun 2020, sebanyak 88,4% responden percaya bahwa toleransi merupakan faktor penting dalam membangun integrasi nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya toleransi semakin meningkat di kalangan masyarakat Indonesia. Sikap toleransi dapat ditumbuhkan melalui kesadaran diri sendiri akan pentingnya persatuan dan kesatuan. Salah satu tantangan dan faktor penghambat integrasi nasional yaitu kurangnya kesadaran diri sendiri. Oleh karena itu, pentingnya menerapkan kesadaran diri sendiri yang dimulai dari memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada. Ketika suatu kelompok/perorangan mau menerima perbedaan-perbedaan yang ada, maka akan lebih mudah untuk menjalin persatuan dan kesatuan sehingga membentuk bangsa yang kuat dan kokoh. Dalam penerapannya, toleransi memiliki beberapa unsur, diantaranya yaitu:

1. Memberikan kebebasan dan kemerdekaan.

Hal ini berkaitan dengan hak setiap orang untuk bertindak, berpendapat, berkehendak tanpa adanya unsur paksaan dari pihak lain (dalam arti diberikan kebebasan dan kemerdekaan) seperti hak untuk memilih agama dan kepercayaan. Dalam hal ini, Kebebasan ber-arti hak asasi yang didapat ketika manusia tersebut lahir sampai tutup usia. Sedangkan kemerdekaan yang dimaksud adalah hak yang dimiliki manusia tersebut tidak dapat digantikan dan direbut. Kebebasan dan kemerdekaan ini harus dilindungi oleh negara dengan membentuk Peraturan atau Undang - Undang.

2. Mengakui hak setiap orang.

Perorangan atau kelompok harus mengakui bahwa setiap orang memiliki hak, di mana hak tersebut harus dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi. Hal ini sesuai dengan Undang - Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi "Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia."

3. Menghormati keyakinan orang lain.

Dalam suatu negara terdapat berbagai macam perbedaan, salah satunya perbedaan agama. Di Indonesia terdapat 6 agama, yaitu Islam, Kristen, Buddha, Katolik, Hindu, dan Konghucu. Warga Negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Dengan demikian, terjadi perbedaan agama yang mengharuskan pemeluk agama satu dengan yang lain saling menghormati, menghargai, dan saling tolong menolong tanpa membedakan agama. Menghormati keyakinan orang lain juga tidak hanya toleransi antar agama saja, tetapi juga dalam konteks sosial yaitu menghargai dan menerima segala keputusan dan pilihannya. Misalnya, adanya perbedaan pandangan dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden. Ketika Presiden dan Wakil Presiden sudah terpilih berdasarkan asas demokrasi, apa pun keyakinan yang dianut oleh Presiden dan Wakil Presiden, masyarakat wajib menghormatinya.

4. Saling mengerti dan memahami.

Saling mengerti dan memahami merupakan puncak dari sikap toleransi. Ketika perorangan/kelompok memahami tentang perbedaan yang ada, maka akan lebih mudah untuk bertoleransi, karena sejatinya manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa batuan dari orang lain. Dengan adanya rasa saling mengerti dan memahami perbedaan, seseorang cenderung lebih mudah memiliki sikap toleransi karena orang tersebut sudah mengakui kesetaraan, menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Dengan begitu, sikap toleransi dapat memperkuat integrasi nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image