Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Bahagia Dulu, Pintar Kemudian: Ice Breaking akan Meningkatkan Pembelajaran Bermakna

Guru Menulis | Thursday, 04 Apr 2024, 23:07 WIB

Tidak dipungkiri, sekolah membuat anak sangat lelah. Pergi pagi, pulang sore. Belum lagi, ditambah dengan tugas yang dibawa ke rumah. Bukan hanya satu mata pelajaran, bisa sampai dua atau tiga dalam satu hari. Berdasarkan penelitian, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) melaporkan bahwa sekolah merupakan salah satu sumber stress. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Center for Health and Safety Culture yang menyatakan bahwa di usia sekolah (17 tahun) sedang berada pada tahap belajar mengambil keputusan, serta menghadapi kinerja dan tekanan akademik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Gusti dkk. memperlihatkan bahwa 57,1% siswa siswi di SMA Islam Al Azhar Jakarta mengalami stress. 70,8% stress adalah siswi. Ternyata hal ini sejalan dengan beberapa daerah seperti di SMAN 81 Jakarta Timur pada tahun 2019 tingkat stress 71,8%.

Tingginya angka stress menunjukkan bahwa working memory atau short term memory hanya memiliki sedikit ruang kosong. Apa itu working memory?

Working memory adalah sebuah kemampuan kognitif kompleks terbatas dalam menyimpan sementara dan memanipulasi informasi untuk belajar, berpikir, memberi perhatian, berhitung, mengingat, memaknai bacaan dan memecahkan masalah. Working memory sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Siswa yang sulit menerima pembelajaran bukan berarti ia bodoh, akan tetapi bisa saja kurangnya ruang pada working memory nya. Menurut Alloway pada penelitiannya mengenai Investigating the predictive roles of working memory and IQ in academic attainment menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab kesulitan anak dalam kemampuan mengingat, berhitung dan membaca adalah rendahnya kapasitas mengingat informasi yang bersifat sementara dalam kapasitas working memory.

pada pemrosesan informasi atau suatu pengetahuan ada beberapa tahapan yang dapat diperhatikan, berikut adalah pemrosesan informasi model memori waugh & Norman:

https://images.app.goo.gl/ozaf5oWq9ZZVziyn7" />
Gambar 1. Pemrosesan informasi/pengeahuan. https://images.app.goo.gl/ozaf5oWq9ZZVziyn7

Pada proses awal, stimulus diberikan sebagai awalan yang kemudian akan terjadi interaksi dari stimulus atau sumber belajar dengan panca indra manusia (mata, hidung, kullit, telinga, lidah) hal ini akan disimpan dalam sensory storage atau sensory memory. Pada tahap ini perlu adanya atensi agar pengetahuan dapat masuk kedalam short term memory. Pada tahap ini ada banyak sekali yang diproses. pengulangan (rehearsal) akan menyebabkan informasi masuk ke dalam long term memory. Pengetahuan pada long term memory akan kembali ke short term memory jika ada pengetahuan yang baru berkaitan dengan pengetahuan lama yang disimpan. Ini dinamakan dengan belajar bermakna.

Pada aktualnya pembelajaran bermakna ini sulit, karena banyak peserta didik yang stress sebelum mendapatkan pengetahuan baru. Ini menandakan working memory sudah dalam keadaan penuh atau hanya terdapat sedikit ruang. Working memory tidak akan pernah kosong, pasti akan ada saja hal di working memory. Berikut adalah gambaran ruang dari working memory menurut moreno & park (2010) :

Gambar 2. kapasitas working memory

Terdapat 3 bagian yang selalu ada di working memory yaitu Germane load, extraneous load dan intrinsik load. Jika working memory memiliki sedikit ruang maka semua pengetahuan akan sulit di proses, maka tidak akan bisa masuk ke dalam long term memory. sehingga terdapat satu cara yang dapat dilakukan oleh guru agar pengetahuan yang akan diberikan dapat masuk kedalam long term memory dan menghasilkan belajar bermakna. Hal itu adalah ice breaking. Dengan melaksanakan ice breaking maka ruang pada extraneous load akan berkurang sehingga akan memberikan ruang yang luas untuk pengetahuan baru di proses.

Sehingga “Bahagia dulu, maka akan pintar kemudian”

Daftar Pustaka

Gusti, Raynold Kaisar (2023) Gambaran Stress Secara Umum pada Siswa/i SMA di Jakarta. Jurnal Muara Medika dan psikologi Klinis (03)1 hlm 22-29

Putra, Andy Surya (2017) Peningkatan Kapasitas Working Memory melalui Permainan Congklak pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi (44) 1 hlm. 18-27

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image