Penerapan Metode Ice Breaking : untuk Melatih Fokus Siswa Saat Pembelajaran di Kelas
Sekolah | 2023-10-25 11:30:38Situasi dunia pendidikan yang semakin hari semakin berkembang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus memberikan inovasi program-program terbaru di dunia pendidikan khususnya mahasiswa, salah satunya yaitu program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan bagian dari program MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbudristek yang ditujukan kepada mahasiswa untuk bisa belajar di luar kelas selama satu semester dengan menjadi mitra guru supaya mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar bisa berinovasi dalam pengembangan strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif di satuan pendidikan dengan berfokus pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah. Program kampus mengajar sendiri diperuntukkan bagi Mahasiswa untuk berkesempatan mengajar di berbagai jenjang pendidikan mulai dasar (PAUD) hingga atas (SMK sederajat). Kampus Mengajar juga mempunyai kebijakan bahwa mahasiswa dengan program studi Non PGPAUD dan PGSD ( bukan jurusan pendidikan) dapat berkesempatan mengabdi pada jenjang Sekolah Dasar (SD), jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat. Program kampus mengajar sendiri memiliki banyak keunggulan selain untuk menambah pengalaman dan wawasan di luar kampus, yaitu para mahasiswa bisa terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran literasi, numerasi, serta adaptasi teknologi di tingkat pendidikan SD dan SMP serta mengasah kemampuan kreativitas, pemecahan masalah, dan inovasi langsung di lapangan.
Saya Muhammad Juraish Baihaqi mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ( UNTAG), Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik prodi Administrasi Publik, yang berkesempatan menjadi bagian dari Kampus Mengajar batch 6 di SDN Sutorejo I 240 Surabaya. Kegiatan Kampus Mengajar dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan agustus hingga bulan desember, saya tergabung bersama empat anggota kelompok yang bertugas di lapangan dengan asal universitas yang berbeda, sebagai berikut : Putra (Mahasiswa STIESIA) (ketua kelompok), Tari (Mahasiswa NAROTAMA), Pandu (Mahasiswa UMSurabaya), Bertha (Mahasiswa UNESA) serta dibawah bimbingan Bapak Fauzie Senoaji, S.E., M.SEI., CHRA sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan dibawah bimbingan Ibu Dr. Endang Indartuti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing (Dospem) luaran artikel.
Dalam kegiatan pembelajaran sangat penting untuk mengetahui dan memahami bagaimana kondisi para murid saat mengikuti pembelajaran supaya murid juga merasa nyaman saat mengikuti pembelajaran. Membuat suasana belajar yang kondusif dan tidak membuat jenuh merupakan salah satu faktor penting supaya mendapatkan atensi atau perhatian penuh dari para siswa supaya lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran. Jika nuansa dalam kelas tidak kondusif dan membosankan maka para siswa merasa bosan, jenuh, tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya para siswa akan menjadi malas dalam mengikuti pembelajaran dan guru akan kesulitan mengendalikan para siswa yang sudah tidak fokus mengikuti pembelajaran, bahkan guru akan kesulitan dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa. Menyikapi hal tersebut penting bagi guru dan pengajar untuk memilih metode yang tepat untuk siswa supaya suasana kegiatan pembelajaran lebih rileks, tenang dan menyenangkan. Adapun upaya dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif dan seru yaitu dengan menerapkan metode kegiatan “Ice Breaking” setiap sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Ice breaking sendiri adalah kegiatan yang tujuannya untuk menghilangkan rasa suntuk, jenuh serta meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pembiasaan rutinitas melaksanakan kegiatan ice breaking sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran ini merupakan salah satu program kerja dari kami mahasiswa, supaya para siswa bisa lebih fokus dan nyaman saat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, dan mengapa kami melaksanakan kegiatan ice breaking secara rutin, karena kami ingin kegiatan ice breaking atau pemanasan sebelum memulai pembelajaran dapat menjadi kebiasaan dan berkelanjutan kedepannya.
Adapun bermacam aktifitas kegiatan ice breaking yang di terapkan kepada para siswa, seperti : Games edukasi, tebak-tebakan, latihan membaca dengan objek sekitar, bernyanyi bersama lagu daerah dan masih banyak kegiatan seru lainnya yang bisa membuat suasanan lebih rileks sebelum melaksanakan pembelajaran.
Dengan adanya penerapan kegiatan ice breaking atau pemanasan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan berakhir secara rutin, kami dapat menjadi lebih dekat dan akrab dengan para siswa. Saya sendiri mahasiswa yang notabene bukan dari jurusan pendidikan mendapatkan pengalaman baru dari kegiatan tersebut. Adanya kegiatan ini para siswa menjadi lebih bersemangat dan percaya diri saat mengikuti pembelajaran dikelas, serta para siswa juga lebih nyaman dan fokus dalam memahami materi pembelajaran.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.