Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahrijal Nurrohman

Kajian Qamiut Thugyan #10

Agama | 2024-04-04 21:53:51
Kitab Qamiut Thugyan

Pada tulisan kali ini, kita beranjak ke cabang iman yang ke-17, sesudah pada tulisan sebelumnya kita membahas tentang pentingnya menjaga dan memegang teguh akidah agar tidak menukarnya dengan sesuatu apapun. Pun seluruh dunia diberikan kepada kita untuk ditukarkan dengan keimanan kita, kita tetap harus menolaknya. Sebab, iman yang ada di hati seorang manusia lebih berharga dari dunia dan seisinya.

(واطلب لعلم ثم لقنه الورى # عظم كلام الرب واطهر تعصم)

17. Cabang Iman ke-17 (Mencari Ilmu)

Di antara perwujudan dan pengaplikasian dari iman seorang mukmin dalam kehidupannya adalah semangatnya dalam mencari ilmu. Ada banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang perintah dan pentingnya mencari ilmu. Semisal Sahabat Abdullah bin Mas'ud berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

من تعلم بابا من العلم ينتفع به آخرته ودنياه كان خيرا له من عمر الدنيا سبعة آلاف سنة صيام نهارها وقيام لياليها مقبولا غير مردود

Artinya: Seseorang yang belajar satu bab dari sebuah ilmu kemudian dia mengambil manfaat dari ilmu tersebut untuk akhirat dan dunianya, maka itu lebih baik baginya dari hidup di dunia selama 7000 tahun yang siangnya dia isi dengan puasa dan malamnya dia isi dengan qiyamul lail dengan keadaan seluruh amalnya diterima tanpa ditolak

Sahabat Muadz bin Jabal juga meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa Beliau bersabda:

تعلموا العلم فان تعلمه لله حسنة ودراسته تسبيح والبحث عنه جهاد وطلبه عبادة وتعليمه صدقة وبذله لأهله قربة والفكر في العلم يعدل الصيام ومذاكرته تعدل القيام

Artinya: Belajarlah ilmu kalian semua, karena sesungguhnya mempelajari ilmu karena Allah SWT adalah kebaikan, mempelajarinya adalah tasbih, membahasnya adalah jihad, mencarinya adalah ibadah, mengajarkannya adalah shodaqoh, menyampaikan ilmu kepada orang yang berhak adalah bagian dari perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, memikirkan ilmu laksana puasa dan mengulang-ulang ilmu laksana qiyamul lain.

Dan masih banyak lagi dalil yang membahas tentang ilmu. Bagi seorang santri, menuntut ilmu sudah pasti menjadi keharusan. Sebab, Allah SWT menjanjikan bagi siapa saja yang mencari ilmu, maka akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Al-Mujādalah [58]:11

Betapa Allah sangat menjunjung tinggi derajat bagi siapa saja yang berilmu. Entah dia tukang roti sampai bupati, penjual teri sampai menteri, bahkan tukang aduk semen sampai presiden. Lalu, bagaimana kita melihat kenyataan hari ini? Dimana banyak sekali orang-orang pandai yang barangkali gelarnya berjejer-jejer banyaknya namun memiliki akhlak dan perilaku yang tidak selaras dengan nilai-nilai agama Islam. Namun di sisi lain, ada banyak orang yang tidak mengenyam pendidikan yang tinggi namun mempunyai perilaku yang begitu indah. Nah, inilah pentingnya belajar ilmu disertai dengan adab. Ada pepatah Arab yang berkata "الأدب فوق العلم" atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Adab itu di atas ilmu". Kalau cuma pintar saja, Iblis lebih pintar jika dibandingkan dengan manusia. Namun yang membedakan adalah akhlak.

Oleh sebab itu, dijelaskan dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

الإيمان عريان، ولباسه التقوى، وزينته الحياء، وثمرته العلم

Artinya: Iman itu telanjang, pakaiannya adalah taqwa, perhiasannya adalah malu dan buah dari iman adalah ilmu yang bermanfaat.

Jadi, jika merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, tidaklah cukup seseorang itu hanya beriman saja. Seseorang memakaikan baju taqwa di dalam dirinya dan menghiasinya dengan rasa malu. Sehingga dari semua itu bisa membuahkan ilmu yang bermanfaat.

.

.

.

Bersambung...

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image