Mengasah Literasi Keuangan Mahasiswa untuk Pencegahan Gaya Konsumtif
Pendidikan dan Literasi | 2024-04-04 08:51:42Gaya hidup konsumtif masyarakat modern dewasa ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di era digital. Salah satu bentuk adanya perkembangan teknologi adalah semakin berkembangnya teknologi ekonomi digital. Pada dasarnya, ekonomi digital merujuk pada segala sesuatu dari aktivitas manusia yang berhubungan dengan prinsip ekonomi seperti produksi, distribusi, dan konsumsi hanya melalui perangkat yang terkoneksi internet.
Kemudahan dalam mengakses teknologi ini merupakan salah satu faktor pendorong aktivitas konsumsi dalam diri mahasiswa. Di tengah lautan informasi dan kemudahan tersebut, mahasiswa merupakan salah satu segmen masyarakat yang rentan terhadap perilaku gaya hidup konsumtif. Tuntutan untuk selalu tampil stylish dan tidak ingin kalah dengan yang lain serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari seringkali dapat mendorong mahasiswa untuk menghabiskan uang tanpa pertimbangan yang matang. Selain itu, fakta bahwa mahasiswa cenderung prestise dari barang yang akan dibeli. Mereka semata-mata membeli barang hanya karena keinginan bukan karena kebutuhan.
Dalam menghadapi tantangan ini, literasi keuangan adalah hal yang efektif untuk membentengi diri dari jebakan gaya hidup konsumtif yang berujung pada permasalahan keuangan jangka panjang. Menurut Chen dan Volpe (1998) mengartikan literasi keuangan sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan agar bisa hidup lebih sejahtera di masa yang akan datang. Literasi keuangan dibagi menjadi empat aspek yang terdiri dari pengetahuan keuangan dasar (basic financial knowledge), simpanan dan pinjaman (saving and borrowing), proteksi (insurance), dan investasi.
Penerapan literasi keuangan dalam aspek basic financial knowledge adalah dengan memahami mengenai konsep dasar tabungan, investasi, dan segala jenis pengeluaran, antara lain yaitu:
a) Tabungan, literasi keuangan mengajarkan untuk memiliki tabungan darurat. Hal ini juga termasuk kedalam pemahaman kita mengenai pembagian persentase penghasilan yang harus dialokasikan untuk tabungan
b) Investasi, penerapan literasi keuangan dalam hal ini mencakup mengenai pemahaman mengenai risiko dan bagaimana cara untuk memilih portfolio investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang.
c) Pengeluaran, hal ini berhubungan erat dengan perencanaan anggaran. Literasi keuangan membantu untuk mengelola anggaran yang kita miliki dengan efektif. Hal ini seperti pemahaman mengenai sumber penghasilan yang kita terima, kemudian menetapkan skala prioritas pengeluaran.
Literasi keuangan dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa agar pandai dalam mengatur anggaran pengeluaran dan pendapatan mereka. Mengatur anggaran pengeluaran bermanfaat untuk membantu mahasiswa dalam memilah, membagi, dan mengatur atau mengelola keuangan untuk jangka panjang yang akan memengaruhi kondisi keuangan mereka di masa yang akan datang.
Literasi keuangan berkaitan erat dengan pengetahuan keuangan. Pengetahuan mengenai keuangan ini dapat mengakomodasi mahasiswa dalam membuat perencanaan dan pengelolaan dana untuk mencukupi kebutuhan secara optimal. Mahasiswa yang memiliki tingkat literasi keuangan yang baik, akan memilah-milah dalam melakukan kegiatan konsumsi. Mahasiswa tersebut akan mendahulukan untuk membeli kebutuhan yang sangat dibutuhkannya dan tidak memprioritaskan keinginan yang diinginkannya, sebab mahasiswa tersebut sudah mengetahui dan memahami bahwa mereka akan menghadapi berbagai macam kemungkinan yang bisa saja terjadi ketika mereka lebih memprioritaskan keinginannya daripada kebutuhannya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Yang dimana, semakin tinggi tingkat literasi yang dimiliki oleh mahasiswa maka akan semakin rendah pula tingkat perilaku konsumtifnya. Dan begitu juga sebaliknya, apabila tingkat literasi keuangannya rendah maka semakin tinggi pula tingkat konsumtifnya
Create by: Diva Armaita Sary/Ilmu Ekonomi FEB UB
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.