Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. H. Dana, M.E.

Mengambil Hikmah dari Perbedaan Rezeki

Agama | Monday, 01 Apr 2024, 03:27 WIB

Oleh: Dr. Dana, M.E

Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan beragam, termasuk dalam hal rezeki. Perbedaan pendapatan dan rezeki antara satu individu dengan yang lainnya adalah bagian dari ujian dan rahmat-Nya. Namun, terkadang manusia cenderung merasa tidak puas dengan rezeki yang diberikan oleh-Nya, atau bahkan merasa iri terhadap orang lain yang memiliki lebih banyak. Allah SWT berfirman;

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ

Artinya: “Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? (Q.S. An-Nahl: 71).

Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaili, Allah SWT memberikan hikmah yang agung dalam pembagian rezeki di antara para hamba. Dia menjadikan di antara mereka ada yang kaya, miskin dan sedang, supaya alam ini bisa integral dan saling melengkapi. Manusia bisa hidup bersama secara berdampingan diikat dengan semangat simbiosis mutualisme, saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Dengan adanya perbedaan rezeki, kehidupan ini berjalan dengan harmonis dan seimbang. Bayangkan jika semua orang memiliki pendapatan yang sama, tanpa adanya perbedaan. Misalkan, jika semua orang menjadi kaya, tentu kehidupan ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Mengapa demikian? Karena tidak akan ada yang mau menjalankan profesi yang mungkin dianggap "rendah" oleh sebagian orang, seperti menjadi pekerja bangunan, pedagang sayuran, petani, dan sebagainya padahal profesi tersebut sangat dibutuhkan ditengah kehidupan. Atau sebaliknya jika semua orang berpendapatan rendah, semua orang miskin, tentu tidak akan tercipta struktur yang memungkinkan terjadinya hubungan kerja, tidak akan ada lagi peran seperti karyawan dan pemilik usaha, atau majikan dan pekerja. Tanpa adanya perbedaan rezeki, sistem ekonomi akan kehilangan darahnya yang diperlukan untuk geraknya kehidupan.

Dalam perspektif ekonomi, terdapat beberapa hikmah yang bisa diambil dari adanya perbedaan rezeki: Pertama, perbedaan rezeki dapat melahirkan ketergantungan antar Individu. Perbedaan rezeki mendorong terciptanya saling ketergantungan dan saling membutuhkan antarindividu dalam masyarakat. Setiap orang membutuhkan bantuan dan kontribusi orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini menciptakan kehidupan menjadi seimbang dan harmonis.

Kedua, perbedaan rezeki dapat melahirkan beragam profesi ditengah masyarakat. Sehingga individu memiliki kesempatan untuk mengejar pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan keahlian yang dimiliki. Dengan adanya beragam profesi, optmalisasi sumber daya manusia lebih tercapai karena setiap individu dapat menyalurkan potensi terbaiknya sesuai dengan keahlian dan minatnya.

Ketiga, perbedaan rezeki memiliki potensi untuk melahirkan kreativitas dan inovasi karena mendorong individu untuk mencari solusi. Ketika seseorang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya atau pendapatan yang rendah, manusia mempunyai kecenderungan mencari cara untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya dan mengatasi kekurangan tersebut. Inovasi dan kreativitas timbul sebagai respons terhadap keterbatasan dan kekurangan.

Keempat, melahirkan pertukaran barang dan jasa. Perbedaan rezeki memicu pertukaran barang dan jasa. Kolaborasi dalam pertukaran ini tidak hanya menguntungkan pihak yang terlibat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang luas bagi keberlangsungan hidup itu sendiri.

Sungguh, tidak ada suatu ketetapan Allah yang buruk. Setiap ketentuan dan takdir yang Allah tetapkan memiliki hikmah dan kebaikan di baliknya, meskipun pada pandangan awal mungkin terkesan tidak adil dan sulit diterima. Sejatinya, kaya dan miskin hanyalah ujian dari Allah SWT.

وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٨

Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar” (Q.S. Al-Anfal: 28).

Setiap manusia diberikan peran dan tanggung jawab yang unik oleh Allah SWT dalam kehidupannya. Dalam menjalankan perannya, setiap individu dituntut untuk mengikuti aturan-Nya, seperti menjalankan kewajiban, dan menghindari larangan yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, setiap tindakan yang dilakukan dapat menjadi bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT. Bagi orang kaya, perannya adalah bagaimana dia memanfaatkan kekayaannya sesuai yang diinginkan pemberi-Nya, yaitu dengan bersedekah, berinfak, dan membantu sesama. Sedangkan bagi orang miskin, perannya adalah bagaimana dia tetap bersabar dan bersyukur atas keadaannya, serta tetap berusaha dan bertawakal kepada Allah SWT tanpa merasa putus asa.

Kekayaan sesungguhnya tidak hanya ditentukan oleh jumlah harta yang dimiliki, tetapi juga oleh hati yang bersyukur kepada Allah. Banyak orang memiliki kekayaan berlimpah namun hidupnya penuh dengan ketidakpuasan dan kegelisahan. Di sisi lain, ada yang menjalani hidup sederhana tetapi memiliki hati yang penuh syukur kepada Allah, sehingga hidupnya lebih damai dan bahagia. Oleh karena itu, sesungguhnya orang yang kaya bukanlah mereka yang memiliki harta berlimpah, melainkan mereka yang paling banyak bersyukur atas nikmat Allah.

Wallahu a’lam bish-shawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image