Gerbang Abadi
Sastra | 2024-03-30 19:41:07Gerbang Abadi
Melangkah ke sisi ini dan bayang bayang berloncatan ke sisi lain. pagi yang hilang. siang yang riuh. kota kota yang gaduh. pusat pusat kebahagiaan majazi. lampu lampu malam yang menggantikan rembulan.
sekepak sayap nyamuk menjadi ilusi yang mematikan. tentang janji dan pengorbanan. kita berjalan perlahan atau berlari. kadang seperti mengejar bayang sendiri dan hilang.
namun memoar memoar itu akan tersimpan dalam satu catatan ke ujung gerbang abadi (barzah). dan kita sangat ingin mengulang ini semua: ya laitani qaddamtu lihayati...
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.