Melindungi Masa Depan Anak-Anak Hidrosefalus: Peran Penting Deteksi Dini dan Penanganan Tepat
Info Sehat | 2024-03-28 23:30:12Apa itu Hidrosefalus?
Hidrosefalus atau dikenal dengan kondisi penumpukan cairan otak, adalah suatu kondisi patologis di mana adanya akumulasi berlebih dari cairan otak (cairan serebrospinal) yang disebabkan oleh gangguan pembentukan, sumbatan aliran atau gangguan penyerapan cairan otak. Hidrosefalus memberikan dampak yang kompleks dan multidimensi pada kehidupan anak, mencakup fungsi kognitif, fisik, sosial, emosional, dan psikologis.
Penyakit ini telah dikenal sejak zaman Mesir kuno, ditulis sekitar 2500 BC sampai dengan abad ke-4 pada masa Hippocrates, berdasarkan sebuah laporan adanya suatu penyakit dengan kepala yang membesar.
Angka kejadian hidrosefalus cukup bervariasi, namun cenderung lebih tinggi pada daerah dengan berpendapatan rendah. Estimasi insidensi terjadinya hidrosefalus bawaan paling tinggi berasal dari Amerika Latin, sekitar 316 per 100.000 kelahiran, dan paling rendah berasal dari United States yaitu 68 per 100.000 kelahiran.
Terdapat banyak penyebab terjadinya hidrosefalus, seperti gangguan pembentukan dan perkembangan otak bawaan serta tulang belakang (spina bifida), proses infeksi (baik saat kehamilan ataupun setelah kelahiran), terbentuknya kista, perdarahan, dan tumor.
Bagaimana gejala Hidrosefalus?
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dari usia, penyebab hidrosefalus, dan kondisi akut atau kronik hidrosefalus tersebut. Pada anak yang berusia dibawah ± 1,5 tahun atau saat ubun-ubun masih terbuka, gejala khas yang dapat muncul berupa lingkar kepala yang membesar secara progresif, ubun-ubun yang menonjol, mata anak yang cenderung melihat ke bawah, anak tampak rewel, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan dapat juga disertai kejang. Sedangkan pada anak yang sudah berusia diatas ± 1,5 tahun, atau saat ubun-ubun telah tertutup, gejala yang cenderung muncul adalah tanda-tanda peningkatan tekanan di dalam kepala (intrakranial), nyeri kepala yang cenderung memburuk di pagi hari, mual dan muntah, gangguan pola tidur, pandangan kabur, pandangan ganda, kejang, hilangnya koordinasi gerak dan kontrol berkemih, gangguan tumbuh kembang, perubahan perilaku hingga gangguan kognitif dan memori.
Apakah perlu dilakukan pemeriksaan Radiologis?
Setelah adanya tanda dan gejala suatu hidrosefalus, gold standard untuk pemeriksaan radiologis adalah dengan pemeriksaan computerized tomography (CT) Scan kepala atau magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran otak secara detil, identifikasi kelainan atau kerusakan pada otak yang menjadi penyebab hidrosefalus, serta evaluasi penumpukan cairan otak pada anak dengan hidrosefalus. Terdapat beberapa pemeriksaan lainnya, seperti ventrikulografi atau ultrasonografi (USG), namun dengan penggunaan yang terbatas.
Bagaiman Penanganan Hidrosefalus?
Penatalaksanaan hidrosefalus pada anak dilakukan secara holistik dan melibatkan multidispilin spesialistik, termasuk ahli bedah saraf, ahli kesehatan anak, ahli rehabilitasi medik dan ahli mata. Hal ini agar tercapat hasil kualitas hidup yang baik bagi anak tersebut kedepannya,
Penatalaksanaan dengan menggunakan obat-obatan pada pasien hidrosefalus dapat dipertimbangkan oleh dokter, namun terbatas hanya pada hidrosefalus transient atau dalam jangka waktu yang bersifat sementara.
Penatalaksanaan secara pembedahan dengan melakukan diversi cairan otak melalui shunt kateter merupakan salah satu prosedur bedah saraf yang paling sering dilakukan dan merupakan metode pilihan pada hidrosefalus untuk mencegah kerusakan otak sekunder. Tindakan ini berupa menempatkan selang ke dalam ruang ventrikel otak untuk mengalirkan cairan otak ke dalam rongga tubuh yang dapat menyerap cairan tersebut, agar menurunnya tekanan dan mengembalikan keseimbangan tekanan di dalam kepala. Terdapat beberapa lokasi yang dapat dipilih sebagai tempat untuk dialirkannya cairan otak tersebut, namun, rongga peritoneum di perut, merupakan yang paling sering dilakukan, yang disebut ventrikulo-peritoneal shunt (VP shunt). Selain itu, terdapat juga tindakan endoscopic third ventriculostomy (ETV) yang merupakan alternatif pada tata laksana secara pembedahan dengan menciptakan bypass berupa lubang kecil pada bagian otak untuk mengalirkan cairan otak, namun cenderung pada hidrosefalus akibat sumbatan atau dengan indikasi tertentu.
Gambar. Ilustrasi ventrikuloperitoneal shunt pada anak
(sumber: https://www.sbhscotland.org.uk)
Bagaiamana peran keluarga dalam menghadapi Anak dengan Hidrosefalus?
Keluarga berperan besar dalam mengenali dan menangani berkembangnya hidrosefalus pada anak. Dengan mengenali dan mengetahui tanda dan gejala sejak dini, pemeriksaan dan penatalaksanaan hidrosefalus pada anak dapat lebih cepat dilakukan oleh dokter, sehingga dapat mencegah kerusakan otak sekunder yang dapat memperberat terhambatnya perkembangan otak anak. Peran keluarga juga terkait dengan pemantauan rutin pasca pembedahan, dimana pada beberapa pasien yang memerlukan VP shunt seumur hidup, agar memastikan VP shunt tetap bekerja dengan baik serta dapat mengenali apabila muncul suatu komplikasi pada anak tersebut. Selain itu, aspek tumbuh kembang dan kesehatan mental pun harus diperhatikan dan dievaluasi secara rutin, seperti:
- Memperhatikan komunikasi dan kebutuhan berbahasa anak
- Memperhatikan kebutuhan kognitif dan pembelajaran anak
- Memperhatikan kebutuhan sosial, emosional dan kesehatan mental anak
- Memperhatikan kebutuhan pada perkembangan motorik dan sensorik anak
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.