Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Perubahan Iklim Ikut Tingkatkan Kelahiran Prematur, Kenapa?

Iptek | Wednesday, 28 Feb 2024, 17:20 WIB
Perubahan iklim pengaruhi banyak aspek kehidupan. Foto: noaa.gov.

PERUBAHAN iklim membawa implikasi buruk bagi kesehatan generasi masa depan. Peningkatan kelahiran prematur dan insiden penyakit pernafasan serta meningkatnya jumlah anak-anak yang harus dirawat di rumah sakit berbanding lurus dengan terjadinya perubahan iklim yang ekstrem.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mengaitkan perubahan iklim dengan meningkatnya risiko bencana, seperti kekeringan ekstrem, banjir, dan kebakaran hutan. Dan baru-baru ini, sekelompok ilmuwan mengaitkan perubahan iklim dengan meningkatnya risiko kesehatan anak dan kelahiran prematur.

Penelitian yang dipimpin oleh Lewis JZ Weeda dari University of Western Australia bersama Corey JA Bradshaw dari Flinders University mengungkapkan statistik yang mengejutkan. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa risiko kelahiran prematur dapat meningkat rata-rata 60% akibat paparan suhu ekstrem.

Atas temuan ini, Corey Bradshaw menyatakan keprihatinannya mengingat ini dapat menyebabkan komplikasi penyakit seumur hidup bagi jutaan anak.

"Kami telah mengolah data untuk menunjukkan bagaimana jenis-jenis peristiwa cuaca tertentu di masa depan akan memperburuk masalah medis tertentu pada populasi," jelasnya, dikutip earth.com, seraya menyoroti korelasi langsung antara perubahan iklim dan berbagai masalah kesehatan anak.

Menurutnya, tim peneliti mengidentifikasi banyak hubungan langsung antara perubahan iklim dan kesehatan anak, yang terkuat adalah peningkatan risiko rata-rata 60% kelahiran prematur akibat paparan suhu ekstrem. “Penyakit pernapasan, kematian, dan morbiditas, antara lain, juga diperburuk oleh perubahan iklim," tambah Bradshaw.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa masalah kesehatan anak-anak yang diidentifikasi bergantung pada cuaca ekstrem. Contohnya, cuaca dingin yang ekstrem menimbulkan penyakit pernapasan, sementara kekeringan dan curah hujan yang ekstrem dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat bagi suatu populasi.

Aspek yang memprihatinkan dari penelitian ini adalah indikasi bahwa sebagian besar studi yang dianalisis dilakukan di negara-negara berpenghasilan tinggi, yang sangat kontras dengan kenyataan bahwa anak-anak di negara-negara berpenghasilan rendah menghadapi risiko tertinggi karena kurangnya layanan kesehatan, infrastruktur, dan pasokan makanan yang stabil.

Kesenjangan ini menunjukkan bahwa negara maju sekalipun tidak kebal terhadap dampak perubahan iklim terhadap kesehatan anak-anak, dengan risiko yang bervariasi di seluruh benua dan keadaan sosial-ekonomi.

Bradshaw memperingatkan akan meningkatnya biaya sosial dan keuangan yang terkait dengan perubahan iklim, dengan menyebut asma sebagai contoh, yang dapat menelan biaya hingga US$1,5 miliar.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image