Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Khotbah Idul Fitri 2024: Ramadan Bulan Ampunan dan Berkah

Agama | Wednesday, 27 Mar 2024, 10:50 WIB
Masjid Arrahman Vila Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Depok

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْراً, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ, لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَاإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ, مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ.

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قال الله تعالى فى القران الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرّجيم

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ

Hadirin Sidang Idul Fitri yang Dirahmati Allah

Di pagi hari yang bahagia ini, usai kita mengerjakan ibadah Ramadan. Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang sungguh-sungguh berpuasa dengan menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu syetan. Maka Patut kita memuji Allah Swt. dengan bertakbir bertahmid, dan bertahlil sebagai bentuk mengakui keesaaan Allah dan kebesarannya, Tiada tuhan selain Allah yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada umat manusia di muka bumi ini.

Oleh sebab itu atas semua karunia dan kenikmatan yang diberikan oleh-Nya kepada kita patut kita mensyukurinya. Karena dengan bersyukur itu maka Allah akan menambahkan kenikmatan dan karunianya kepada para hamba-Nya yang bertakwa.

Selawat dan salam kita sanjungkan kepada junjungan alam baginda Muhammada Saw., yang telah membimbing umatnya ke jalan kebenaran, jalan yang lurus, agar tidak salah arah dalam menggapai kehidupan.

Marilah kita bertakwa kepada Allah Swt., maka dengan jalan takwa itulah segala jalan yang sulit menjadi mudah, segala jalan yang terjal menjadi datar, sebab Allah telah menjanjikan kebahagiaan dan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat bagi siapa saja yang menempuh jalan takwa.

Hadirin Sidang Idul Fitri yang Berbahagia

Ibadah Ramadan yang sudah kita lewati adalah membawa kenangan yang sulit dilupakan, sebab bulan itu adalah bulan yang penuh rahmat serta ampunan dari Allah Swt. Menahan lapar dan dahaga adalah jalan yang dilalui secara fisik, bahwa semua orang yang beriman dengan sungguh-sungguh mampu menjalankannya.

Jalan selanjutnya adalah suatu jalan yang menanjak naik menuju ridha Allah Swt., yaitu menahan hawa nafsu syetan, dengan menjauhkan diri dari perbuatan hati dan perkataan, serta perbuatan kotor yang tidak semua orang mampu menjalankannya secara sempurna kecuali bagi mereka yang menjalankannya dengan sungguh-sungguh pula.

Baik menahan lapar, dan dahaga, maupun menahan hawa nafsu dan perbuatan buruk lainnya, apabila kita mampu melaksanakannya dengan sempurna, Allah menjanjikan dengan ampunan dari segala dosa yang telah lalu, seperti yang terungkap dalam sabdanya,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).

Hadirin Rahimakumullah

Allah Swt., telah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka, dan membelenggu syetan-syetan penggoda. Maka dengan begitu memudahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu berbuat baik sepanjang Ramadan, seperti berpuasa dengan berbagai dimensinya, bersedekah, dan beramal salih lainnya seperti tadarus Al-Qu’ran, mengkaji ilmu agama Islam selama Ramadan adalah rutinitas yang kerap dapat dilakukan saat itu.

Peluang ini sudah kita lalui, dan beruntunglah bagi kita yang memanfaatkan bulan itu dengan sebaik-baiknya. Kesempatan yang Allah berikan kepada kita itu seperti yang telah Rasulullah Saw. sampaikan dalam sabdanya,

اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِوَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ

Jika tiba bulan Ramadan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadirin Kaum Muslimin dan Muslimat Yang Dirahmati Allah

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Di bulan itulah Allah limpahkan rezeki bagi siapa saja, baik yang beriman maupun orang yang tidak beriman. Secara duniawiah mereka memperoleh rezeki yang berupa harta, yaitu dimudahkan perdagangannya, diterimanya tunjangan hari rayanya, kaum papa pun mendapatkan bagian sedekahnya dari kaum kaya raya yang dermawan, dan sebagainya.

Semua itu adalah keberkahan yang melimpah yang tak terdapat pada bulan-bulan lainnya. Tentu bagaian mereka yang mampu memanfaatkan keberkahan itu sesuai dengan porsinya dan tidak berlebihan dalam pemanfaatan rezekinya, barang tentu akan menambah khidmatnya dalam beribadah Ramadan.

Siapa pun akan merasakan suasana Ramadan, temasuk orang-orang yang tak menjalankan ibadah Ramadan, perasaan lapar, lelah, dan sebagainya pun dapat dirasakan oleh mereka. Maka beruntunglah bagi kita yang menjalankan perintah ibadah Ramadan itu, karena Allah meridai semua ibadah kita yang sungguh-sungguh itu.

Oleh sebab itu sedikitnya ada dua kebahagiaan yang terealisaikan dalam bulan Ramadan yang kita lalui, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhan. Secara kasat mata kebahagiaan berbuka dapat kita rasakan tatkala berbuka bersama keluarga atau berbuka di mana saja kita berada, dan kebahagiaan dalam berhari raya.

Demikian pula secara kasat mata tatkala berkomunikasi dengan Tuhan yaitu dalam qiamul lail seperti tarawaih, witir, dan tadarus akan terasa bahagia dan menyenangkan bagi siapa saja yang dapat melakukannya dengan sempurna. Kesemuanya itu membangkitkan semangat ruhaniah untuk semangat berjuang menjalani kehidupan dunia dan akhirat lebih berkualitas, menyenangkan, dan menguntungkan.

Dan perjumpaan dengan Tuhan tatkala kita wafat, maka ruh kita berjumpa dengan Allah disebabkan menjalankan ketakwaan di bulan-bulan suci yang Allah tetapkan akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal di alam baka kelak. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).

Hadirin Rahumakumullah

Bulan Ramadan disebut juga bulan kemuliaan, bukan saja ampunan dan kebahgiaan yang diberikan Allah di bulan itu, maka telah sempurnakan kemuliaan bulan tersebut adalah diturunkannya Al-Qur’an (kitab suci umat manusia yang universal). Al-Qur’an adalah suatu kitab sebagai tuntunan hidup dan kehidupan manusia agar selamat dunia dan selamat akhirat.

Maka bagi siapa saja yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunah rasul dalam kehidupannya akan meraih kedamaian dunia dan akhiratnya. Sebab di dalam Al-Qur’an terdapat tuntunan yang menyelamatkan manusia dari segala kejahatan. Oleh sebab itu kitab itu disebut sebagai petunjuk yang meberikan penjelasan dan pemisah antara yang hak dengan yang batil. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt., dalam surat Albaqarah ayat 185:

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Apabila kita berpegang teguh keapada Al-Qura’an dan tuntunan baginda Muhammad Saw., tidak akan menemui jalan yang menyesatkan. Jalan yang sempurna menuju kebahgiaan dan jalan sempurna dunia akhirat kita. Seperti yang disabdakan oleh baginda Rasulullah Saw.,

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّه

“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘).

Hadirin Sidang Idul fitri yang Dirahmati Allah

Betapa sedihnya tatkala Ramadan telah berlalu. Dalam hati yang paling dalam bagi orang yang beriman tentu berandai-andai, seumpama seluruh bulan ini adalah Ramadan betapa bahagianya kita. Ada sebuah atsar yang menyatakan hal tersebut.

لَوْ تَعْلَمُ اُمَّتِيْ مَا في رَمَضَا نَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي اَنْ تَكُوْنَ السَّنَة كُلُّهَا رَمَضَانَ

Artinya: “Seandainya umatku mengetahui keutamaan di bulan Ramadan, maka sungguh mereka akan berharap setahun penuh Ramadan.” (HR Ibnu Khuzaimah).

Untuk sempurnaya ibadah Ramadan yang kita lalui marilah kita bermaaf-maafan satu sama lain. Bermohn maaf kepada orang tua kita. Betapa terasa sedihnya tatkala orang tua kita sudah tiada, di bulan ini kita tak jumpa. Maka ada satu cara yang menyebabkan Allah memaafkan dosa-dosa kita adalah dengan mendoakan mereka agar diberikan kelapangan dan kebahagiaan di dalam kuburnya.

Bermohon maaf kepada saudara kakak, adik, ipar, keponakan, cucu, dan tetangga serta handaitolan. Sebab tiada orang yang sempurna dalam kehidupan, pasti ada saja salah yang kita lakukan kepada orang-orang yang terdekat dengan kita.

Mudah-mudahan dalam idul fitri tahun ini semua dosa kita telah diampuni oleh Allah Swt. Dan mudah-mudahan kita dapat berjumpa lagi di bulan Ramadan tahun berikutnya dengan kondisi badan kita sehat walafiat. Aamin.

Allah Swt., berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 199:

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang (masa) bodoh.”

Jika Ramadan ini adalah Ramadan yang terakhir bagi kita, marilah kita jaga kebaikan-kebaikan yang telah tercipta bersama Ramadan tersebut, dan melanjutkan kebaikan-kebaikan lainnya meski meski di bulan selanjutnya.

Akhirnya marilah kita senantiasa menjaga warisan-warisan kebaikan yang telah dititipkan Ramadan kepada kita, sehingga andai kita tidak bisa lagi bertemu Ramadan yang akan datang, kita tetap akan berbahagia karena telah memelihara keutamaan yang telah diajarkannya kepada kita semua.

قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ .

فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan (Ramadan) itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Albaqarah: 185).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِين

Khotbah 2

اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَى.

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ لعلكم تُفلحون

فَقَالَ الله تعالى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ, فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, والْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ, وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ, مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ, مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً, وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

عِبَادَ اللهِ, إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ واسْئَلُوهُ مِن فَضْلِهِ يُعْطِكم وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْراً, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ, لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَاإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ, مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ.

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قال الله تعالى فى القران الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرّجيم

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ

Hadirin Sidang Idul Fitri yang Dirahmati Allah

Di pagi hari yang bahagia ini, usai kita mengerjakan ibadah Ramadan. Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang sungguh-sungguh berpuasa dengan menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu syetan. Maka Patut kita memuji Allah Swt. dengan bertakbir bertahmid, dan bertahlil sebagai bentuk mengakui keesaaan Allah dan kebesarannya, Tiada tuhan selain Allah yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada umat manusia di muka bumi ini.

Oleh sebab itu atas semua karunia dan kenikmatan yang diberikan oleh-Nya kepada kita patut kita mensyukurinya. Karena dengan bersyukur itu maka Allah akan menambahkan kenikmatan dan karunianya kepada para hamba-Nya yang bertakwa.

Selawat dan salam kita sanjungkan kepada junjungan alam baginda Muhammada Saw., yang telah membimbing umatnya ke jalan kebenaran, jalan yang lurus, agar tidak salah arah dalam menggapai kehidupan.

Marilah kita bertakwa kepada Allah Swt., maka dengan jalan takwa itulah segala jalan yang sulit menjadi mudah, segala jalan yang terjal menjadi datar, sebab Allah telah menjanjikan kebahagiaan dan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat bagi siapa saja yang menempuh jalan takwa.

Hadirin Sidang Idul Fitri yang Berbahagia

Ibadah Ramadan yang sudah kita lewati adalah membawa kenangan yang sulit dilupakan, sebab bulan itu adalah bulan yang penuh rahmat serta ampunan dari Allah Swt. Menahan lapar dan dahaga adalah jalan yang dilalui secara fisik, bahwa semua orang yang beriman dengan sungguh-sungguh mampu menjalankannya.

Jalan selanjutnya adalah suatu jalan yang menanjak naik menuju ridha Allah Swt., yaitu menahan hawa nafsu syetan, dengan menjauhkan diri dari perbuatan hati dan perkataan, serta perbuatan kotor yang tidak semua orang mampu menjalankannya secara sempurna kecuali bagi mereka yang menjalankannya dengan sungguh-sungguh pula.

Baik menahan lapar, dan dahaga, maupun menahan hawa nafsu dan perbuatan buruk lainnya, apabila kita mampu melaksanakannya dengan sempurna, Allah menjanjikan dengan ampunan dari segala dosa yang telah lalu, seperti yang terungkap dalam sabdanya,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).

Hadirin Rahimakumullah

Allah Swt., telah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka, dan membelenggu syetan-syetan penggoda. Maka dengan begitu memudahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu berbuat baik sepanjang Ramadan, seperti berpuasa dengan berbagai dimensinya, bersedekah, dan beramal salih lainnya seperti tadarus Al-Qu’ran, mengkaji ilmu agama Islam selama Ramadan adalah rutinitas yang kerap dapat dilakukan saat itu.

Peluang ini sudah kita lalui, dan beruntunglah bagi kita yang memanfaatkan bulan itu dengan sebaik-baiknya. Kesempatan yang Allah berikan kepada kita itu seperti yang telah Rasulullah Saw. sampaikan dalam sabdanya,

اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِوَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ

Jika tiba bulan Ramadan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadirin Kaum Muslimin dan Muslimat Yang Dirahmati Allah

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Di bulan itulah Allah limpahkan rezeki bagi siapa saja, baik yang beriman maupun orang yang tidak beriman. Secara duniawiah mereka memperoleh rezeki yang berupa harta, yaitu dimudahkan perdagangannya, diterimanya tunjangan hari rayanya, kaum papa pun mendapatkan bagian sedekahnya dari kaum kaya raya yang dermawan, dan sebagainya.

Semua itu adalah keberkahan yang melimpah yang tak terdapat pada bulan-bulan lainnya. Tentu bagaian mereka yang mampu memanfaatkan keberkahan itu sesuai dengan porsinya dan tidak berlebihan dalam pemanfaatan rezekinya, barang tentu akan menambah khidmatnya dalam beribadah Ramadan.

Siapa pun akan merasakan suasana Ramadan, temasuk orang-orang yang tak menjalankan ibadah Ramadan, perasaan lapar, lelah, dan sebagainya pun dapat dirasakan oleh mereka. Maka beruntunglah bagi kita yang menjalankan perintah ibadah Ramadan itu, karena Allah meridai semua ibadah kita yang sungguh-sungguh itu.

Oleh sebab itu sedikitnya ada dua kebahagiaan yang terealisaikan dalam bulan Ramadan yang kita lalui, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhan. Secara kasat mata kebahagiaan berbuka dapat kita rasakan tatkala berbuka bersama keluarga atau berbuka di mana saja kita berada, dan kebahagiaan dalam berhari raya.

Demikian pula secara kasat mata tatkala berkomunikasi dengan Tuhan yaitu dalam qiamul lail seperti tarawaih, witir, dan tadarus akan terasa bahagia dan menyenangkan bagi siapa saja yang dapat melakukannya dengan sempurna. Kesemuanya itu membangkitkan semangat ruhaniah untuk semangat berjuang menjalani kehidupan dunia dan akhirat lebih berkualitas, menyenangkan, dan menguntungkan.

Dan perjumpaan dengan Tuhan tatkala kita wafat, maka ruh kita berjumpa dengan Allah disebabkan menjalankan ketakwaan di bulan-bulan suci yang Allah tetapkan akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal di alam baka kelak. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).

Hadirin Rahumakumullah

Bulan Ramadan disebut juga bulan kemuliaan, bukan saja ampunan dan kebahgiaan yang diberikan Allah di bulan itu, maka telah sempurnakan kemuliaan bulan tersebut adalah diturunkannya Al-Qur’an (kitab suci umat manusia yang universal). Al-Qur’an adalah suatu kitab sebagai tuntunan hidup dan kehidupan manusia agar selamat dunia dan selamat akhirat.

Maka bagi siapa saja yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunah rasul dalam kehidupannya akan meraih kedamaian dunia dan akhiratnya. Sebab di dalam Al-Qur’an terdapat tuntunan yang menyelamatkan manusia dari segala kejahatan. Oleh sebab itu kitab itu disebut sebagai petunjuk yang meberikan penjelasan dan pemisah antara yang hak dengan yang batil. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt., dalam surat Albaqarah ayat 185:

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Apabila kita berpegang teguh keapada Al-Qura’an dan tuntunan baginda Muhammad Saw., tidak akan menemui jalan yang menyesatkan. Jalan yang sempurna menuju kebahgiaan dan jalan sempurna dunia akhirat kita. Seperti yang disabdakan oleh baginda Rasulullah Saw.,

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّه

“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘).

Hadirin Sidang Idul fitri yang Dirahmati Allah

Betapa sedihnya tatkala Ramadan telah berlalu. Dalam hati yang paling dalam bagi orang yang beriman tentu berandai-andai, seumpama seluruh bulan ini adalah Ramadan betapa bahagianya kita. Ada sebuah atsar yang menyatakan hal tersebut.

لَوْ تَعْلَمُ اُمَّتِيْ مَا في رَمَضَا نَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي اَنْ تَكُوْنَ السَّنَة كُلُّهَا رَمَضَانَ

Artinya: “Seandainya umatku mengetahui keutamaan di bulan Ramadan, maka sungguh mereka akan berharap setahun penuh Ramadan.” (HR Ibnu Khuzaimah).

Untuk sempurnaya ibadah Ramadan yang kita lalui marilah kita bermaaf-maafan satu sama lain. Bermohn maaf kepada orang tua kita. Betapa terasa sedihnya tatkala orang tua kita sudah tiada, di bulan ini kita tak jumpa. Maka ada satu cara yang menyebabkan Allah memaafkan dosa-dosa kita adalah dengan mendoakan mereka agar diberikan kelapangan dan kebahagiaan di dalam kuburnya.

Bermohon maaf kepada saudara kakak, adik, ipar, keponakan, cucu, dan tetangga serta handaitolan. Sebab tiada orang yang sempurna dalam kehidupan, pasti ada saja salah yang kita lakukan kepada orang-orang yang terdekat dengan kita.

Mudah-mudahan dalam idul fitri tahun ini semua dosa kita telah diampuni oleh Allah Swt. Dan mudah-mudahan kita dapat berjumpa lagi di bulan Ramadan tahun berikutnya dengan kondisi badan kita sehat walafiat. Aamin.

Allah Swt., berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 199:

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang (masa) bodoh.”

Jika Ramadan ini adalah Ramadan yang terakhir bagi kita, marilah kita jaga kebaikan-kebaikan yang telah tercipta bersama Ramadan tersebut, dan melanjutkan kebaikan-kebaikan lainnya meski meski di bulan selanjutnya.

Akhirnya marilah kita senantiasa menjaga warisan-warisan kebaikan yang telah dititipkan Ramadan kepada kita, sehingga andai kita tidak bisa lagi bertemu Ramadan yang akan datang, kita tetap akan berbahagia karena telah memelihara keutamaan yang telah diajarkannya kepada kita semua.

قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ .

فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan (Ramadan) itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Albaqarah: 185).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِين

Khotbah 2

اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَى.

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ لعلكم تُفلحون

فَقَالَ الله تعالى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ, فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, والْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ, وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ, مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ, مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً, وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

عِبَادَ اللهِ, إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ واسْئَلُوهُ مِن فَضْلِهِ يُعْطِكم وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image