Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Gejala Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Info Sehat | Tuesday, 19 Mar 2024, 09:47 WIB
Sumber gambar: istock

Tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala, namun inilah yang harus diwaspadai

Gejala hipertensi yang muncul adalah pusing, sesak napas, sakit kepala, dan mimisan. Namun sering kali, gejala tekanan darah tinggi ini dan gejala lainnya sering kali tidak ada sama sekali.

Krisis hipertensi, yang jarang terjadi dan berbahaya, dapat menyebabkan penglihatan kabur, mual, muntah, nyeri dada, dan kecemasan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, Anda perlu segera mendapatkan pertolongan medis.

Artikel ini menjelaskan gejala hipertensi dan keadaan darurat hipertensi. Ini juga membahas kapan harus menemui penyedia layanan kesehatan.

Gejala Hipertensi

Gejala hipertensi tidak ditemukan pada sebagian besar orang yang mengidap penyakit ini. Penyakit ini biasanya didiagnosis di klinik penyedia layanan kesehatan, dengan pengukuran tekanan darah sederhana menggunakan manset tekanan darah.

Gejala yang terjadi, jika ada, mungkin menunjukkan fluktuasi sementara atau peningkatan tekanan darah, dan mungkin berhubungan dengan waktu pemberian dosis obat.

Umumnya gejala hipertensi bisa terjadi kapan saja, tidak berlangsung lama, dan bisa saja kambuh. Mereka termasuk:

Sakit Kepala Berulang

Sakit kepala cukup umum terjadi, dengan atau tanpa hipertensi. Beberapa orang dengan hipertensi menyadari perubahan atau memburuknya sakit kepala ketika obat-obatan dilewati atau ketika tekanan darah menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Sakit kepala yang berhubungan dengan hipertensi dapat bersifat ringan, sedang, atau berat, dan dapat bersifat berdenyut-denyut. Sakit kepala hipertensi umumnya terjadi pada dini hari.

Pusing

Pusing bisa menjadi efek samping dari sebagian besar obat hipertensi, antara lain:

· Beta-blocker, seperti bisopropolol

· Diuretik, seperti hidroklorotiazid

· Penghambat ACE, seperti benzepril, lisinopril, dan ramipril

· Penghambat reseptor angiotensin II, seperti losartan dan valsartan

· Penghambat saluran kalsium, seperti amlodipine

Pusing juga bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, namun jangan sampai diabaikan. Jika pusing terjadi secara tiba-tiba atau menyebabkan hilangnya keseimbangan atau koordinasi, hubungi layanan kesehatan atau segera ke rumah sakit terdekat. Pusing akibat hipertensi bisa menjadi tanda penyakit stroke.

Sesak Napas

Sesak napas merupakan gejala hipertensi pulmonal yang paling umum, yaitu adanya tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang menghubungkan jantung ke paru-paru.

Pada penderita hipertensi pulmonal, arteri di paru-paru menyempit atau tersumbat. Hal ini menyulitkan tubuh untuk mengangkut darah beroksigen ke sisi kiri jantung lalu ke seluruh tubuh.

Sesak napas akibat hipertensi lebih terlihat saat melakukan aktivitas fisik, seperti menaiki tangga atau aktivitas fisik singkat lainnya.

Kelelahan atau Kelemahan

Kelelahan dan kelemahan adalah efek samping umum dari hipertensi pulmonal, yang mempengaruhi 57% penderita penyakit ini. Efek samping ini dapat bermanifestasi sebagai kelelahan fisik, kelelahan mental, berkurangnya motivasi, atau kombinasi keduanya.

Beberapa kondisi yang berhubungan dengan hipertensi, seperti stres dan apnea tidur obstruktif, dapat menyebabkan kelelahan, seperti halnya banyak obat hipertensi.

Gejala Krisis Hipertensi

Krisis hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik >180 mmHg dan/atau tekanan diastolik >120 mmHg.9 Ini adalah bentuk hipertensi yang paling parah, yaitu lonjakan tekanan darah yang cukup tinggi sehingga menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti kerusakan organ atau stroke. .

Gejala krisis hipertensi berikut ini tidak boleh diabaikan. Jika Anda mengembangkan salah satu dari gejala tersebut, hubungi layanan gawat darurat atau segera dapatkan bantuan medis.

Sakit Kepala Parah

Sakit kepala parah adalah gejala paling umum dari krisis hipertensi, menyerang sekitar 75% orang yang mengalami kondisi ini. Sakit kepala yang disebabkan oleh krisis hipertensi biasanya digambarkan sebagai sensasi tipe tegang atau berdenyut yang menyelimuti kepala, bukannya menyerang kepala. samping.

Perlu diingat bahwa sakit kepala parah bisa menjadi tanda peringatan terjadinya stroke. Dalam beberapa kasus, sakit kepala timbul beberapa hari atau hingga seminggu sebelum stroke. Namun seringkali, sakit kepala berkembang dalam waktu kurang dari 60 detik. Penderita stroke sering menyebutnya sebagai sakit kepala terburuk dalam hidup mereka.

Nyeri Dada

Nyeri dada (angina) terjadi pada sekitar 48% orang yang mengalami krisis hipertensi. Hal ini terjadi ketika jantung tidak mendapatkan cukup darah. Rasa sakitnya mungkin terasa seperti tekanan atau sensasi tertekan di dada. Ada yang menggambarkannya sebagai dada terasa penuh. Biasanya terletak di bagian tengah atau kiri dada dan mungkin ringan atau berat.

Vertigo

Vertigo terjadi pada sekitar 44% orang yang mengalami krisis hipertensi. Vertigo adalah sensasi bergerak meski dalam keadaan diam. Dengan vertigo, Anda mungkin merasa seolah-olah sedang bergerak atau berputar, atau seolah dunia berputar. Terkadang, vertigo adalah satu-satunya gejala hipertensi yang tidak terkendali.

Mual dan Muntah

Sekitar 42% orang yang mengalami krisis hipertensi mengalami mual atau muntah. Saat tekanan darah meningkat di pembuluh otak, peningkatan tekanan dapat memicu rasa mual. Mual atau muntah yang tiba-tiba juga bisa menjadi tanda stroke atau serangan jantung.

Sesak Napas

Hampir 39% penderita hipertensi mengalami sesak napas. Tekanan darah yang tinggi menyulitkan darah untuk membawa oksigen ke jantung dan paru-paru, sehingga menyulitkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang paling ringan sekalipun.

Seperti gejala krisis hipertensi lainnya, sesak napas harus ditanggapi dengan serius dan segera diobati untuk memastikan organ Anda mendapat cukup oksigen.

Mimisan

Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di saluran hidung, yang akhirnya menyebabkan mimisan.

Sekitar 33 dari setiap 10.000 orang mengalami mimisan yang berhubungan dengan hipertensi, menurut sebuah penelitian di JAMA Otolaryngology-Head & Neck Surgery. Gejala ini jarang terjadi, dan lebih mungkin terjadi ketika hipertensi sudah parah.

Perubahan Penglihatan

Hipertensi kronis dapat menyebabkan kondisi yang disebut retinopati hipertensi, di mana pembuluh darah yang mensuplai retina menjadi rusak. Retina adalah lapisan jaringan di bagian belakang mata yang bekerja dengan otak untuk menafsirkan cahaya dan citra.

Retinopati hipertensi dapat menyebabkan penglihatan kabur, penglihatan ganda, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan sementara atau permanen. Penyakit ini dapat berkembang secara bertahap seiring berjalannya waktu pada orang dengan hipertensi kronis dan tidak terkontrol. Atau, meskipun jarang, penyakit ini dapat berkembang dengan cepat selama krisis hipertensi.

Perubahan penglihatan yang tiba-tiba harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis, karena ini merupakan tanda peringatan utama stroke.

Kapan Harus Mengunjungi Penyedia Layanan Kesehatan

Hidup dengan hipertensi memerlukan kunjungan rutin ke penyedia layanan kesehatan Anda untuk memantau kemajuan Anda. Jika Anda sudah menjalani pengobatan tekanan darah dan mengalami efek samping terkait, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk mengetahui apakah rencana perawatan Anda perlu disesuaikan.

Jika Anda mengalami salah satu gejala hipertensi, seperti sering sakit kepala, pusing berulang, mimisan, sesak napas, mual atau muntah, jangan tunggu lagi—segera temui penyedia layanan kesehatan.

Jika Anda mengalami gejala hipertensi secara tiba-tiba atau jika gejalanya tampak sangat parah atau tidak biasa, jangan ragu untuk menghubungi layanan gawat darurat atau pergi ke Puskesmas terdekat.

Ringkasan

Kebanyakan penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala kecuali hipertensinya menjadi parah atau timbul komplikasi. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memeriksa tekanan darah secara teratur. Gejala yang timbul mungkin termasuk sakit kepala, sesak napas, kelelahan, nyeri dada, vertigo, dan perubahan penglihatan.

Gejala-gejala ini juga bisa menjadi tanda krisis hipertensi, yang dapat menyebabkan kerusakan organ yang mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Banyak dari gejala ini juga bisa menjadi tanda stroke atau serangan jantung. Jika Anda mengalami gejala hipertensi baru, tidak biasa, atau parah, segera dapatkan pertolongan medis.

***

Solo, Selasa, 19 Maret 2024. 9:19 am

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image