Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Pentingnya Debetonisasi dan Deaspalisasi Kawasan Urban

Gaya Hidup | 2024-03-15 08:06:11
Kawasan berbeton sebabkan air sulit menyerap ke dalam tanah. Foto: allconcreteproducts.com.

Debetonisasi dan deaspalisasi kawasan urban penting dilakukan. Kenapa?

Jika kita amati, kian banyak kawasan perkotaan kita yang tertutup aspal dan beton.

Alih-alih dibiarkan tertutup tanah atau rerumputan, kawasan-kawasan di perkotaan kita kian licin karena dilapisi aspal atau beton.

Hal tersebut sesungguhnya kurang bagus untuk lingkungan. Kawasan-kawasan yang tertutup oleh aspal atau beton menjadikan air lebih sulit menyerap ke dalam tanah.

Tatkala hujan turun, mestinya butiran-butiran hujan yang menetes dari langit itu mestinya langsung masuk ke dalam tanah untuk kemudian disimpan sebagai cadangan air tanah.

Tapi, karena adanya beton atau aspal, butiran hujan kesulitan masuk ke dalam tanah. Maka, air pun cenderung menggelontor ke saluran air atau menggenang menutupi jalanan, ketika saluran air tidak berfungsi.

Jika sekarang banyak kawasan perkotaan di Tanah Air kita kerap mengalami kebanjiran di kala musim penghujan maupun defisit air bersih saat musim kemarau, boleh jadi biang keroknya lantaran kian menyempitnya daerah yang mampu menyerap air. Dengan kata lain, kawasan-kawasan perkotaan itu memiliki lebih sedikit daerah resapan air.

Solusi tentu saja yaitu memperbanyak dan memperluas wilayah yang dapat menyerap air.

Untuk itu, debetonisasi dan deaspalisasi perlu dilakukan. Jika memungkinkan, kawasan-kawasan yang sebelumnya ditutup aspal dan beton sebaiknya diganti dengan tutupan rumput.

Selain lebih asri, rumput membuat air lebih cepat menyerap ke dalam tanah.

Maka, ruang-ruang publik, halaman perkantoran, halaman kampus perguruan tinggi, halaman sekolah maupun halaman rumah sebaiknya tidak dibeton atau diaspal. Sebagai gantinya ditanami rumput saja.

Bagaimana dengan lahan-lahan parkir kendaraan? Untuk lahan parkir, opsinya yaitu grass block. Dengan grass block, peluang air menyerap ke dalam tanah lebih besar ketimbang jika menggunakan beton maupun aspal.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image