Sekolahku Cinta Kearifan Lokal
Edukasi | 2024-03-08 18:04:08Setiap sekolah tentu memiliki aset yang dapat dijadikan sebagai modal utama dalam pelaksanaan pembelajaran maupun kegiatan di luar pembelajaran. Salah satu aset yang dimiliki oleh masing – masing sekolah yakni aset lingkungan yang dapat dijadikan sebagai kearifan lokal di daerah tersebut.
SDN Muarabaru II merupakan salah satu SD Negeri yang terletak di pesisir utara Kabupaten Karawang, tepatnya di pesisir laut Cilamaya. Keaneka ragaman yang dimiliki di sekitar lingkungan sekolah sangat bervariasi dan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang proses pembelajaran.
Sekolah memiliki tujuh modal utama yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Tujuh modal utama tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan sekolah lainnya. Salah satu aset yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah yaitu aset lingkungan. Aset lingkungan yang dapat menjadi penunjang pembelajaran mencakup berbagai elemen dan sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Aset lingkungan dapat menjadi penunjang yang berharga dalam pembelajaran, baik di dalam maupun di luar lingkungan kelas. Menggunakan aset lingkungan dalam pembelajaran dapat membantu murid mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang lingkungan alam, menghargai keanekaragaman hayati, serta mempromosikan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Di tepi laut Cilamaya terdapat banyak cangkang kerang yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan limbah di sekitar pantai. Cangkang kerang ini dapat dijadikan sebagai kearifan lokal dari daerah pesisir Cilamaya. Dengan permasalahan tersebut, sekolah berinisiasi untuk memanfaatkan cangkang kerang sebagai media pembelajaran.
Pada pembelajaran di sekolah, murid – murid bersama guru memanfaatkan cangkang kerang yang diolah menjadi hiasan sebuah kerajinan yang diintegrasikan dalam sebuah proyek berbasis pembelajaran (project based learning). Pada materi segiempat dan segitiga mata pelajaran matematika di kelas IV, murid membuat proyek hiasan dinding berbentuk segiempat dan segitiga yang terbuat dari cangkang kerang. Cangkang kerang tersebut didapat dari tepian laut Cilamaya. Murid – murid yang biasa bermain di tepi laut, mereka memanfaatkan waktu bermain dengan mencari cangkang kerang.
Ketika proses pembelajaran dengan membuat proyek dari cangkang kerang, murid – murid terlihat antusias, aktif, kreatif dan inovatif dalam merancang dan menghasilkan sebuah produk. Hasil dari produk siswa tersebut dijadikan sebagai hiasan dinding di sekitar sekolah dan juga sebagai cindera mata yang diberikan oleh sekolah kepada para tamu yang berkunjung.
Lingkungan alam sekitar sekolah juga dapat menjadi sumber belajar yang bermanfaat. Sungai, sawah, laut yang berdekatan dengan sekolah dapat digunakan untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Murid - murid dapat melakukan observasi, eksperimen, atau studi lapangan untuk memahami lebih dalam tentang lingkungan alam di sekitar mereka.
Selain itu, di sekitar lingkungan sekolah juga banyak terdapat tambak ikan yang ditanami dengan ikan bandeng. Sekolah juga memanfaatkan aset lingkungan yang diintegrasikan pada mata pelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu pengolahan ikan bandeng. Hal ini dilakukan dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada tema kearifan lokal.
Pada kegiatan tersebut murid-murid melakukan pengolahan ikan bandeng yang dibuat menjadi frozen food seperti nugget, sosis, bakso. Pengolahan ikan bandeng tersebut dilakukan oleh murid – murid kelas IV dan hasil produk tersebut dijadikan sebagai konsumsi murid dan dijual ketika bazar kewirausahaan.
Pemanfaatan aset lingkungan dalam pembelajaran tidak hanya meningkatkan pemahaman murid tentang kearifan lokal, tetapi juga membantu murid mengembangkan sikap peduli, kreativitas, dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.