Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Rahmat Ilahi bagi Orang yang Bertaubat

Agama | Thursday, 07 Mar 2024, 04:29 WIB


Dalam kehidupan spiritual seorang Muslim, terdapat keyakinan bahwa setiap perbuatan buruk yang dilakukan akan mendatangkan konsekuensi berupa siksa. Namun, Islam mengajarkan bahwa rahmat dan ampunan Ilahi senantiasa terbuka bagi siapa saja yang bertaubat dengan tulus dan memohon pengampunan.

Terdapat sejumlah cara yang telah digariskan oleh ajaran Islam bagi seorang mukmin untuk terhindar dari siksa akibat perbuatan buruk yang telah dilakukannya.


Pertama, pintu taubat selalu terbuka bagi setiap mukmin. Dengan bertaubat secara tulus dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan buruk tersebut, Allah Yang Maha Pengampun akan menerima taubat hamba-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri" (QS. Al-Baqarah: 222). Taubat yang tulus merupakan jalan pertama menuju pengampunan dosa.

Dokumen pribadi


Kedua, seorang mukmin dianjurkan untuk senantiasa beristighfar, memohon ampunan kepada Allah atas setiap dosa yang telah dilakukannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang memohon ampun kepada Allah, niscaya Allah akan mengampuninya" (HR. Bukhari dan Muslim). Istighfar merupakan salah satu cara untuk memohon pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.


Ketiga, melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat menghapus atau mengimbangi perbuatan buruk yang telah dilakukan. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman, "Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sebesar bumi, namun engkau tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan membawa pengampunan sebesar itu pula" (HR. Tirmidzi). Kebaikan-kebaikan yang dilakukan dapat menjadi penebus atas dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya.


Keempat, seorang mukmin dapat memperoleh manfaat dari doa dan permintaan ampunan yang dipanjatkan oleh saudara-saudara sesama mukmin untuknya, baik ketika ia masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apabila seorang Muslim meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya" (HR. Muslim). Doa dari saudara seiman dapat menjadi penolong bagi seorang mukmin untuk memperoleh ampunan.


Kelima, seorang mukmin dapat menghadiahkan pahala amal kebaikannya kepada saudara seiman yang telah meninggal dunia. Hal ini dapat memberikan manfaat dan meringankan siksa bagi orang yang telah meninggal tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya" (HR. Muslim).


Keenam, seorang mukmin dapat memperoleh syafaat (pertolongan) dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada Hari Kiamat kelak. Syafaat ini merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi-Nya untuk memberikan pertolongan kepada umatnya yang berdosa agar terhindar dari siksa neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, "Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya?" (QS. Al-Baqarah: 255).


Ketujuh, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat memberikan cobaan atau musibah di dunia kepada seorang mukmin sebagai cara untuk menghapuskan dosa-dosanya. Cobaan dan musibah yang diterima dengan kesabaran dan keikhlasan dapat menjadi penghapus dosa bagi seorang mukmin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang mukmin ditimpa suatu penyakit, kelelahan, kesedihan, kesusahan, gangguan, ataupun kerisauan, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya dengan sebab itu" (HR. Bukhari dan Muslim).


Kedelapan, seorang mukmin dapat menerima adzab kubur sebagai penghapus dosa-dosanya di akhirat kelak. Meskipun adzab kubur merupakan siksaan yang pedih, namun ia dapat menjadi penebus dosa-dosa bagi seorang mukmin sehingga ia terhindar dari siksa neraka yang lebih besar.


Kesembilan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat memberikan ujian dan keadaan yang mengerikan di Padang Mahsyar pada Hari Kiamat kepada seorang mukmin sebagai cara untuk menghapuskan dosa-dosanya. Keadaan-keadaan yang mengerikan ini dapat menjadi penebus bagi dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seorang mukmin.


Kesepuluh, seorang mukmin dapat meminta balas (hisab) kepada sesama mukmin yang pernah berbuat kezaliman kepadanya. Ketika mereka berdiri di atas Shirath (jembatan antara surga dan neraka) setelah melewatinya, maka mereka dapat meminta balas atas kezaliman yang pernah dialaminya. Setelah bersih dari kezaliman tersebut, barulah mereka diizinkan untuk masuk surga.


Terakhir, sebagai rahmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat memberikan ampunan dan rahmat-Nya kepada seorang mukmin tanpa melalui syafaat atau perantara apapun. Ini merupakan bukti kasih sayang dan kemurahan hati Allah yang tidak terbatas kepada hamba-Nya yang beriman.


Demikianlah sejumlah cara yang telah digariskan dalam ajaran Islam bagi seorang mukmin untuk terhindar dari siksa neraka akibat perbuatan buruk yang telah dilakukannya. Meskipun dosa merupakan sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan, namun rahmat dan ampunan Ilahi senantiasa terbuka bagi siapa saja yang bertaubat dengan tulus dan sepenuh hati. Sesungguhnya, kasih sayang dan pengampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala jauh lebih besar daripada dosa-dosa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image