Maafkanku Nak!
Sastra | 2024-03-05 19:14:10Maafkanku Nak!
Sudah berapa banyak kata keluar dari lisanku, tiada terhitung
tuturku meluncur tajam,
semakin diucap-semakin cepat menancap.
Rona kecewa mengiringi, melengkapi luapan hati
Semua berlabuh padanya, kamu kurang ajar.
Anak kebanggaanku menjadi jalang
Buaianku dulu, kini berbalas binal
Senyumanku dulu, kini bertabur senderut
Candaku dulu, kini berbuah ketus
Anakku berubah,
Anakku bertingkah,
Anakku membuat ulah
Anakku mencipta resah.
Mulutmu berbau nista
Bajumu dekil tindakan lata
Harianku kini berteman sunyi, tanpa sapa berarti.
Rumah bak terminal gagal, sepi.
gerha untuk bercengkerama bahagia; kini sunyi
Aku kehilangan bujangku, sedih!
Kenapa Nak!
Orangtua mu rela luka tuk bahagiamu.
Tulangpunggung mengapur, menyongsong riangmu
Terbaik dari sekolah dipilihkan
Terbaik dari kebutuhan disajikan
Terbaik dari keinginan diupayakan
Terbaik dari harapan ditunaikan
Apakah ini buntut selamaku ini?
Ku baru sadar !
Selama ini,aku sibuk;
Hingga,
Malam ketemu malam kebersamaan dalam keluargaku.
Tidur ketemu tidur dalam kebiasaan
Karena uangku, maumu menjadi kafi
Inikah musabbab tunamu
Kau kurang ajar, ketusku
Tapi kini ku sadar,
aku lebih kurang ajar dalam menghidupi.
Aku lemah akal dalam menempamu
Maafkaku nak!!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.