Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indra Mannaga

Hari Jadi MASINDO, Kolaborasi Berbagai Sektor dalam Menerapkan Konsep Sadar Risiko

Info Terkini | Friday, 30 Dec 2022, 09:41 WIB

Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menggelar kegiatan pada hari jadi yang ke-1 dengan mengajak seluruh sektor dari bidang kesehatan, ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya agar masyarakat bisa menerapkan konsep sadar risiko di kehidupan sehari-hari.Pada perayaan "Hari Sadar Risiko Nasional 2022" yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis (15/12/2022), dihadiri oleh para pemangku kepentingan publik seperti Kemenko PMk, Kemenkes, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan beberapa figur publik."Kegiatan yang diselenggarakan oleh MASINDO sangat penting dalam membangun budaya sadar risiko. Hal ini merupakan urusan bersama sehingga perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan," ucap Imam Pasli, Wakil Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK.Ia juga menambahkan bahwa di Indonesia ini masih banyak kasus masalah kesehatan, seperti masih tingginya kasus penyakit tidak menular. Masyarakat di Indonesia masih sangat minim pandangannya mengenai risiko-risiko yang bisa ditemui di kehidupan sehari-hari.Sementara itu, Ketua MASINDO Dimas Syailendra juga menyampaikan bahwa banyak faktor dan tantangan untuk membangun budaya sadar risiko di masyarakat, khususnya Indonesia. Faktor-faktor ini meliputi kebiasaan mengabaikan risiko, kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai hal dan tindakan yang dilakukan, sehinggal banyak terjadi miss informasi di kehidupan sehari-hari."Oleh karena itu, bertepatan dengan satu tahun kehadiran MASINDO di Indonesia, kami akan memasyarakatkan konsep sadar risiko melalui edukasi, diskusi publik, advokasi media, kajian, hingga informasi berbasis bukti ilmiah," ucap Dimas.Dimas menyebutkan, kolaborasi aktif dari seluruh pihak yang berkepentingan sangat diperlukan untuk menyebarluaskan informasi dan mengedukasi masyarakat luas."Kolaborasi adalah kunci dalam mengembangkan pemahaman tentang konsep sadar risiko. Aktivitas dalam penyebaran informasi mengenai budaya sadar risiko harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menciptakan manfaat untuk jangka Panjang," lanjut Dimas.Dalam kasus kesehatan, kasus diabetes masih meningkat setiap harinya. "Sebagai antisipasi, masyarakat harus sadar terhadap risiko diabetes melitus dengan menerapkan gaya hidup sehat. Perubahan ini perlu dukungan semua pihak agar bisa terwujud. Upaya preventif perlu diperkuat lagi tanpa harus pendekatan kuratif," jelas Esti Widiastuti, Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Kementrian Kesehatan.Tidak hanya risiko kesehatan saja, tapi risiko lingkungan juga harus mulai disadari terlebih dipenghujung tahun dengan bencana alam yang terjadi di beberapa tempat karena perubahan iklim."Perubahan iklim tidak bisa dihindari, semua pihak bisa terdampak karena masalah lingkungan termasuk kehutanan, pertanian, dan perternakan. Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menjalankan program Kampung Iklim untuk mendorong kelompok masyarakat melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tingkat local," jelas Sri, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Kementrian LHK.Semua pemangku kebijakan dan kepentingan yang hadir pada perayaan MASINDO yang pertama ini mendukung gerakan penerapam budaya sadar risiko. Badan Riset dan Inovasi Nasinoal (BRIN) juga turut membentuk pedoman manajemen risiko yang bisa disosialisasikan kepada seluruh unit melalui satuan tugas. Serangkan sosialisasi yang dilakukan BRIN akan dilakukan melalui Forum Group Disscussion (FGD).Dalam hal finansial juga, masyarakat di Indonesia harus lebih selektif untuk pengeluaran kebutuhan dan keinginan. Keinginan cepat kaya dengan cara yang instan, yang berakhir dengan penipuan bahkan terjerat investasi bodong. Hal-hal seperti ini yang harus disadari oleh masyarakat di Indonesia."Kecenderungan berpikir jangka pendek membuat seseorang tidak memahami risiko finansial. Misal, tren yang baru-baru ini adalah gagal bayar pinjaman online dan investasi bodong. Untuk menghindarinya, perlu berpikir jangka panjang sebelum melakukan pinjaman atau investasi dengan hasil yang cepat karena sasaran kedua hal ini adalah masyarakat yang kesulitan keuangan," jelas Founder sekaligus CEO QM Financial Ligwina Hananto.Dengan segala risiko yang bisa dilihat oleh para pemangku kepentingan publik dan tentunya jajaran MASINDO, bergerak untuk mengedukasi dengan konsisten dan berlandaskan kajian ilmiah bisa mulai menyadarkan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di Indonesia mengenai risiko-risiko yang dapat terjadi di kehidupan sehari-hari.(*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image