Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Kunci Sukses Dunia Akhirat: Beriman dengan Istiqamah Hingga Akhir Hayat

Agama | Tuesday, 27 Feb 2024, 05:53 WIB
Dokumen pribadi

Dari Sufyân bin Abdillâh ats-Tsaqafi dia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasûlullâh! Katakan kepadaku tentang Islam, sebuah perkataan yang tidak akan aku tanyakan kepada seorang pun selainmu.’ Beliau bersabda, ‘Katakanlah! Aku beriman kepada Allâh. Kemudian berpegang teguhlah.” (HR. Muslim).

Hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya berpegang teguh pada iman dan takwa kepada Allah dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi bertanya kepada Rasulullah SAW tentang inti dari ajaran Islam yang paling mendasar dan esensial. Beliau menjawab dengan sangat singkat namun padat dan jelas, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat serta berpegang teguh kepadanya.

Ucapan dua kalimat syahadat "Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah" adalah pondasi iman seorang Muslim. Dengan mengucapkannya, seseorang telah menyatakan ketundukan dan kepatuhan penuh kepada Allah serta menerima kerasulan Nabi Muhammad. Pengucapan dua kalimat syahadat ini harus disertai keyakinan yang benar di dalam hati, bukan sekedar diucapkan dengan lisan semata.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seorang Muslim dituntut untuk senantiasa berpegang teguh kepadanya. Maksudnya, dia harus konsisten dalam mewujudkan dan mengamalkan iman dan takwa kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Iman yang hanya diucapkan dengan lisan namun tidak diwujudkan dalam perilaku sehari-hari tidak ada gunanya.

Berpegang teguh pada iman berarti senantiasa memelihara hubungan dengan Allah SWT, tunduk dan patuh kepada perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta bersedia menjalankan segala konsekuensi dari iman tersebut. Artinya, iman sejati akan tercermin dalam akhlak, ucapan, dan perilaku sehari-hari seorang Muslim. Iman membuat seluruh aktivitas hidup seseorang dilandasi dengan ketundukan kepada Sang Khaliq.

Untuk dapat berpegang teguh pada iman, seorang Muslim harus senantiasa meningkatkan ilmu agamanya. Semakin mendalam pemahaman keislaman seseorang, semakin kokohlah imannya. Ilmu agama yang baik tentu saja harus diperoleh dari sumber-sumber yang benar, yaitu Al-Qur'an, Hadits, dan ulama yang kredibel. Dengan bekal ilmu yang memadai, seseorang akan dapat menjalankan syariat Islam dengan istiqamah meskipun menghadapi berbagai godaan duniawi.

Selain itu, berpegang teguh pada iman juga mensyaratkan keteguhan hati. Seorang Muslim tidak boleh goyah imannya hanya karena sedikit cobaan atau rintangan. Ia harus yakin bahwa Allah senantiasa bersamanya selama ia tetap istiqamah dalam beriman dan beramal saleh. Keteguhan hati juga diperlukan untuk menghindari syubhat atau keraguan terhadap aqidah Islamiyah yang benar.

Dengan berpegang teguh pada iman dan takwa, hidup seorang Muslim akan menjadi terarah dan bermakna. Ia akan mendapatkan ketenangan batin karena yakin bahwa Allah selalu memimpin dan menolongnya selagi ia berada di jalan yang benar. Manfaat berpegang teguh pada iman juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, karena perilaku Muslim yang baik akan menciptakan ketenteraman dan kerukunan.

Namun, harus diingat bahwa berpegang teguh pada iman bukan berarti bersikap rigitis dan tidak fleksibel. Seorang Muslim tetap dituntut untuk berpikir kritis, berijtihad, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah dan syariah Islam. Keterbukaan dan keluwesan tetap diperlukan selama masih dalam koridor iman dan takwa kepada Allah.

Itulah pentingnya berpegang teguh pada iman dan takwa kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah melalui hadits di atas. Dengan berpegang teguh pada iman dan menjalankannya dengan istiqamah, hidup seorang Muslim akan menjadi terarah, tenang, dan penuh rahmat Allah. Wallahu a'lam bishawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image