Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eka Setiawati

Komunikasi Terbuka Menyelamatkan Anak Kita

Parenting | Wednesday, 21 Feb 2024, 21:38 WIB

"Geng" merujuk pada sekelompok individu yang terorganisir, biasanya berdasarkan ikatan sosial, kekerabatan, atau kepentingan bersama, yang memiliki identitas bersama dan terlibat dalam aktivitas bersama. Konsep "geng" dapat memiliki makna yang bervariasi tergantung pada konteksnya. Seringkali, istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan kelompok dengan karakteristik positif atau negatif, bergantung pada tujuan, aktivitas, dan pengaruh yang dimilikinya.

ilustrasi komunikasi terbuka orang tua-anak (foto: freepik.com)

"Geng negatif" mengacu pada kelompok atau organisasi informal yang cenderung terlibat dalam aktivitas yang dapat merugikan anggotanya, masyarakat, atau hukum. Berikut adalah beberapa ciri dari geng negatif: (a) terlibat dalam aktifitas kejahatan, seperti pemerasan, pencurian, perampokan atau tindakan kekerasan; (b) terlibat dalam peredaran dan penggunaan narkoba; (c) menandai wilayah (teritorialisme) dan berkonflik dengan geng lain yang menginvasi wilayah yang sama; (d) identifikasi diri dengan menggunakan atribut atau tata cara tertentu; (e) proses rekrutmen dan inisiasi yang melibatkan tindakan atau ujian tertentu yang harus dijalani oleh calon anggota; (f) mempertahankan kekuasaan dengan cara kekerasan dan intimidasi baik fisik maupun verbal;

Usia remaja rentan terjerumus menjadi anggota geng dengan beberapa alasan umum. Antara lain mencari identitas yang tidak mereka dapatkan di tempat lain, pengaruh yang kuat dari teman sebaya, kondisi sosial ekonomi, lingkungan keluarga yang sering berkonflik dan kurang dukungan emosional, ketidak puasan dengan sistem, tekanan kelompok, tantangan adrenalin, pengaruh media sosial, dan lain-lain.

dalam mencari solusi keresahan, (manampiring, 2019) dalam bukunya filosofi teras menuliskan konsep dikotomi kendali, dimana ada hal-hal dibawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak dibawah kendali kita. Melihat berbagai alasan umum terjerumusnya remaja dalam geng negatif tersebut, kemudian dikaitkan dengan konsep dikotomi kendali, dari sudut pandang orang tua, dapat mengelompokkan, alasan-alasan umum tersebut menjadi 2 kelompok sebagai berikut: (1) hal-hal yang bisa kita kendalikan: lingkungan keluarga dan dukungan emosional dari keluarga; (2) hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan: pengaruh yang kuat dari teman sebaya, kondisi sosial ekonomi, ketidakpuasan dengan sistem, tekanan kelompok, pengaruh media sosial, tantangan adrenalin dan lain-lain.

Oleh karena itu sebagai antisipasi dan solusi remaja agar tidak terjerumus menjadi anggota geng negatif, salah satunya adalah dengan menerapkan dikotomi kendali, dimana orang tua dapat melakukan sesuatu terhadap alasan-alasan umum yang dapat dikendalikan dalam hal ini adalah menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan memberikan dukungan emosional kepada anak. salah satu satu caranya adalah dengan menjalin komunikasi terbuka.

Komunikasi terbuka penting antara anak dan orang tua karena dampaknya sangat besar dalam membangun kepercayaan antara anak dan orang tua, mampu mendeteksi potensi konflik sehingga dapat diantisipasi lebih awal, pengembangan keterampilan sosial (kemampuan mendengarkan, berbicara dengan baik dan memahami perasaan orang lain), pemberdayaan anak karena mereka merasa didengar dan dihargai sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mengambil keputusan, transmisi nilai-nilai dan norma membantu anak memahami pentingnya moral, etika, dan tanggung jawab.

Komunikasi terbuka orang tua dan anak merupakan suatu bentuk interaksi verbal atau non-verbal yang dilakukan dengan penuh kejujuran, transparansi, dan keterbukaan. Komunikasi terbuka melibatkan ekspresi perasaan dan pikiran secara jujur tanpa menyembunyikan atau memanipulasi informasi, sehingga menciptakan dasar kepercayaan diantara orang tua dan anak , menghindari adanya rahasia atau ketidakjelasan, membangun kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan satu sama lain, menerima anak apa adanya sehingga menciptakan kepercayaan diri anak untuk berbicara tentang berbagai hal.

Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak bukan hanya kunci untuk membangun hubungan yang kuat, tetapi juga merupakan perisai yang efektif dalam melindungi anak-anak dari ancaman bullying geng negatif. Dengan membuka jalur dialog yang jujur dan terbuka, orang tua dapat memahami dinamika pergaulan anak, mendeteksi perubahan perilaku yang mencurigakan, dan memberikan dukungan emosional yang kritis. Ini menciptakan ruang aman di mana anak merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka, mengidentifikasi potensi risiko, dan bersama-sama menemukan solusi yang memperkuat pertahanan anak-anak terhadap tekanan yang merugikan.

Setelah mengetahui dahsyatnya manfaat komunikasi terbuka orangtua dan anak, masihkah kita sebagai orang tua melewatkannya?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image