Kenapa Peringkat Ekonomi Jepang Turun?
Info Terkini | 2024-02-21 08:42:05EKONOMI Jepang telah turun menjadi yang terbesar keempat di dunia. Negara ini berada di belakang Jerman setelah ekonominya menyusut pada kuartal terakhir tahun 2023.
Pemerintah Jepang melaporkan bahwa ekonomi menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada bulan Oktober hingga Desember 2023.
Ini menyusut 2,9 persen dari Juli hingga September. Penyusutan selama dua kuartal berturut-turut dianggap sebagai tanda bahwa suatu perekonomian berada dalam resesi.
Produk domestik bruto riil adalah ukuran nilai produk dan jasa suatu negara. Tingkat tahunan mengukur apa yang akan terjadi jika tingkat triwulanan berlangsung selama satu tahun.
Ekonomi Jepang adalah yang terbesar kedua hingga tahun 2010 lalu, ketika peringkat ekonomi Jepang diambil alih oleh Tiongkok. Sebelumnya, negara ini merupakan ekonomi terbesar ketiga hingga akhirnya tertinggal dari Jerman.
PDB nominal Jepang mencapai $4,2 triliun tahun lalu. Jerman berada di antara $4,4 dan $4,5 triliun.
PDB riil memperhitungkan inflasi, sementara PDB nominal tidak.
Yen Jepang yang melemah adalah alasan utama penurunan ekonomi Jepang ke posisi keempat. Namun, para ekonom mengatakan bahwa penurunan ini juga disebabkan oleh penurunan jumlah penduduk dan melambatnya produktivitas dan daya saing.
Di masa lalu, Jepang digambarkan sebagai "keajaiban ekonomi". Setelah sebagian besar negara ini hancur pada Perang Dunia II, negara ini menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Negeri Sakura ini terus mengalami pertumbuhan yang kuat pada tahun 1970-an dan 1980-an. Namun dalam 30 tahun terakhir, ekonominya hanya tumbuh secara moderat.
Selama ini, ekonomi Jepang dan Jerman ditopang oleh bisnis kecil dan menengah yang kuat dengan produktivitas yang tinggi.
Ekonomi Jerman menjadi sangat kuat dalam 20 tahun terakhir. Negara ini telah memimpin pasar dunia untuk produk-produk kelas atas seperti mobil mewah dan mesin industri. Negara ini telah menjual begitu banyak produk ke seluruh dunia sehingga separuh ekonominya bergantung pada ekspor. Namun, ekonomi Jerman juga menyusut pada kuartal terakhir, sebesar 0,3 persen.
Populasi Jepang telah menyusut dan menua selama bertahun-tahun. Di sisi lain, negara ini tidak terlalu menerima tenaga kerja asing.
Alasan lain untuk pertumbuhan Jepang yang lambat adalah upah yang stagnan. Orang-orang memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan telah banyak berinvestasi di ekonomi luar negeri, bukannya di pasar Jepang yang sudah menua dan menyusut.***
Sumber: Associated Press, Voice of America
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.